1979 (bagian 2)
Setelah tinggal dengan kakek, praktis kebiasaanku berubah. Rasanya belum lama ketika aku kelas 3 SD,tahun 1978, masih kolokan. Setiap ibu ke warung pasti harus ikut dan minta dibelikan ini itu.
Tetapi keputusanku untuk memenuhi ajakan kakek tinggal dengan keluarga kakek, itu artinya aku siap serumah dengan Nenek Iyah (nenek tiri), Nyai Api, keponakan Nenek Iyah, serta Ma Ompong, yang biasa kupanggil uyut, ibu mertua kakek.
Perkenalanku dengan uyut, di usiaku yang 10 tahun, membuat aku menjadi pribadi yang lebih mandiri. Uyutlah yang mengajarkan aku segarnya mandi di kali ketika menjelang shalat shubuh. Dan aku selalu tepat waktu menunaikan shalat 5 waktu tanpa bolong, karena sering melihat uyut lakukan itu. Duniaku kala itu hanyalah seputar sekolah, rumah kakek, dan tempat mengaji. Walaupun sesekali aku suka bemain dengan Keni sahabatku, teman sekelas, yang ternyata ibunya Keni, sahabat ibuku juga ketika ibu belum menikah sama bapak.
Namun keceriaanku sebagai anak-anak, hanya sedikit kudapatkan di rumah. Karena sering kali kalau aku pulang sekolah, rumah selalu kosong. Yang kutahu, uyut serta nenek Iyah dan Nyai Api, biasa bantu-bantu Wa Munah jualan di pasar. Wa Munah, adalah kakak ipar nenek Iyah, ibunya Nyai Api. Sedangkan kakek, setiap hari berangkat pagi pulang sore kadang malam, karena kakek jadi sopir pribadi. Makanya, sering kali aku di rumah tinggal sendirian. Lantaran tidak ada hiburan dan tidak ada teman, akhirnya waktu kuhabiskan untuk membaca buku.
Ngomong-ngomong kenapa disebut Nyai Api? Karena waktu tahun 1976, muka dan hampir seluruh badannya terbakar, gara-gara ia memainkan lidi dan api yang dimasukan ke kompor minyak tanah.
Bersambung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Maaf sedikit sekali, sudah keburu ngantuk, he he