Kakak Kabur?
Aku tidak habis pikir, gara-gara kakakku main dengan temannya yang sudah merokok, dan aku melihat sendiri kalau kakak juga ikut-ikutan merokok, dengan bangganya bak pahlawan aku segera mengadukan masalah ini kepada bapak, dan hasilnya? Kakak dimarahi habis-habisan. Bapak marah besar. Bapak sangat kecewa, karena waktu itu kakak baru kelas 2 SMP, belum waktunya merokok. Dan seperti biasa, ujung-ujungnya bapak jadi bertengkar sama ibu. Karena setiap ada anak yang dimarahi bapak, pasti ibu bela. Padahal bapak marah bukan tanpa alasan, bagi bapak memarahi anak yang salah, itu adalah bagian dari mendidik. Sementara ibu, tidak suka kalau anak-anak dimarahi. Ibu merasa sakit hati, katanya kalau anak-anak dimarahi.
Kini kejadian itu membuat aku jadi merasa bersalah. Karena gara-gara aduanku, aku sukses besar membuat ibu bertengkar sama bapak, dan membuat Kak Teten kabur.
“Pak, ayo cari Teten, dari pagi sampai maghrib gini kok belum pulang. Ibu sudah tanya teman-temannya, tidak ada yang tahu di mana Teten berada, Bagaimana ini, ayo Pak cari!”
“Cari ke mana Bu? Bukankah kamu sudah mencari ke rumah teman-temannya, atau ke tempat biasa dia ngumpul sama teman-temannya?”
“Ya terserah Bapak. Aku tidak berhasil Pak, semua temannya yang kutanya, tidak mengetahui dan belum bertemu sama Teten hari ini katanya. Pokoknya cari, cari, sampai dapat!”
“Ini kan sudah gelap Bu, ga nyaman mencari dalam kegelapan.”
“Ibu ga mau tahu ya, ini semua gara-gara Bapak. Ya Bapak harus tanggung jawab dong. Coba kalau Bapak tidak marahin dia habis-habisan, mungkin tidak akan begini kejadiannya.”
“Bapak marah kan biar dia ngerti kalau perbuatan dia itu salah, dosa kita sebagai orang tua membiarkan sikap anak yang salah. Tugas kita kan mendidik. Ya wajarlah Bapak marah, masa dibiarkan, mau jadi apa Dia? Ingat Dia itu anak laki-laki, calon kepala keluarga.”
“Lho kok jadi melebar ke mana-mana sih Pak, bawa-bawa calon kepala keluarga lagi. Ibu ga mau ribut lagi sama Bapak, buang-buang energi saja. Sekarang mau mencari tidak? Ayo kita cari sama-sama Pak.”
Akhirnya ibu dan bapak mencari di tengah gelap dengan penerangan cahaya obor.
Tiba-tiba aku terbangun lantaran mendengar ribut-ribut di luar. Waktu menunjukkan pukul 23.25.Ternyata ibu sama bapak baru pulang. Lalu aku keluar kamar. Tapi cuma ibu dan bapak berdua yang masuk rumah, tanpa membawa kakak. Duh ke mana Kak Teten pergi Ya Allah, batinku.
“Bu, Pak, mana Kak Teten, kok cuma berdua?”
“Belum ketemu Nak.” Jawab ibu sambil menangis.
Bapak duduk termangu di sebelah ibu. Entah bagaimana perasaan bapak, apakah merasa bersalah dan menyesal, lantaran tadi pagi sudah memarahi Kak Teten sebegitu hebatnya.
Aku pun jadi lemas. Meskipun aku baru kelas 4 SD, tetapi aku bisa merasakan kepedihan ibu yang mendalam, intinya rasa ketakutan akan kehilangan anak.
Sekilas tampak bayangan aku yang lagi bercanda sama Kak Teten. Dengan kakak yang laki-laki, baik Ka Yana maupun Kak Teten, aku tidak pernah bertengkar seperti dengan kakak dan adikku yang perempuan. Kak Yana maupun Kak Teten, keduanya sangat mengayomi adik-adiknya.
Ternyata ibu benar, mendidik anak dengan marah-marah, bukan suatu penyelesaian. Buktinya sekarang? Karena ibu selalu yakin, kalau suatu saat ketika anak sudah dewasa, anak bisa menentukan langkah mana yang terbaik untuk masa depan dirinya. Kalau ditanya, kenapa ibu suka membela kita kalau lagi dimarahi bapak, pasti ibu akan menjawab, karena ibu sakit hati, walaupun yang memarahi bapaknya sendiri. Kata ibu, kedekatannya dengan anak-anak, membuat ibu seolah-olah ibulah yang dimarahi oleh bapak.
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren!
makasih bun