Kebutuhan akan internet pada masa pembelajaran daring seperti ini sangat tinggi. Signal sesuatu yang tidak terlihat tetapi banyak dicari, bahkan orang rela memperjuangkan untuk dapat signal.

Seperti hari ini, hari yang sangat mengesalkan buat saya, karena signal tiba-tiba hilang padahal pagi tadi saya perlu upload tugas, dan ingin mendownload tugas anak-anak yang belum sempat diperiksa. Bisa dibayangkan berapa jumlah orang yang kecewa akibat signal. Sebenarnya ini bukan ranah saya untuk memikirkan masalah jaringan ini. Tetapi akan jadi masalah bagi saya, ketika upload tugas tidak tepat waktu, dan mereview tugas anak jadi terlambat. Padahal mereview tugas anak secara lancar, dapat menyenangkan dan menghihur anak di saat-saat sulit seperti ini. Tentu sangat malu jika anak bertanya melalui jaringan pribadi, " Bu aku sudah kirim tugas, bener gak? nilaiku berapa Bu?"

Metode daring saat ini dianggap metode yang paling efektif dalam melangsungkan proses belajar mengajar sebagai upaya mencegah penyebaran Covid 19. Namun apakah kebijakan home learning yang dibuat pemerintah diimbangi dengan ketersediaan internet secara melimpah? Bagaimana nasib daerah-daerah yang secara geografi sangat jauh jangkauannya dengan internet? Lalu bagaimana mereka menerapkan pembelajaran daring? Untuk yang tinggal di kota pun bukan tanpa masalah, akses internet yang mudah kadang-kadang jadi susah lantaran kendala signal, belum lagi ketiadaan dana untuk membeli kuota.

Kalau sudah begini, bagaimana proses pembelajaran bisa dilakukan secara adil dan menyeluruh kepada semua anak di seluruh negeri?