ros tini

Saya terlahir dengan nama Rostini, yang memiliki makna seorang perempuan bagaikan bunga mawar yang cantik dan harum. Semoga harapan dari orang tua yang baik-bai...

Selengkapnya
Navigasi Web

Survei Desa Ala KKN (Bagian 1)

Ketika kelas 1 SPG, tahun 1986 pas liburan semester, kami mendapat tugas untuk melakukan Survei Desa. Kami berlima memutuskan untuk Survei Desa di kampung saudara temanku, di sebuah desa yang terletak di belakang bukit, desa sejuk, dikelilingi kebun teh. Meskipun jalanan menuju kampung berbatu terjal, tapi setengah perjalanan menuju kampung, kita akan disuguhi keindahan air terjun yang menjulang tinggi, yang di sekitarnya ditumbuhi pepohonan rimbun dan rerumputan liar yang dibiarkan begitu saja, entah sekarang sudah dikelola dan dibuat jadi tempat wisata atau tidak. Sehingga perjalanan yang melelahkan terbayar dengan melihat panorama air terjun itu. Di kiri kanan jalan, ditumbuhi bunga liar beraneka warna, sungguh membuat hati ceria. Disebut liar, karena aku yakin bunga-bunga tersebut tidak ditanam, karena tumbuhnya tidak beraturan.

Sejauh mata memandang, hanyalah hamparan kebun teh yang hijau. Sehingga orang yang tidak tahu, akan beranggapan bahwa tidak ada kampung di bawah kebun teh itu. Padahal kalau kita menyusuri lembah kebun teh itu, akan kita temui sebuah kampung yang indah, rumah-rumah panggung yang asri dan bersih dengan halaman berhiaskan tanaman mawar, dahlia, dan bougenville, serta bunga beraneka warna, sungguh membuat mata takjub melihatnya, ditambah dengan gemiricik air yang jernih menyusuri sepanjang selokan.

Namun sayang, untuk menuju kampung tersebut, kami harus menunggu jadwal “Hari Pasar” yang jatuh di hari Senin atau Kamis. Karena kendaraan umum hanya ada ketika hari pasar. Pada masa itu angkutan desa pun belum ada. Mobil yang masuk kampung adalah mobil jenis pickup yang akan hilir mudik mengangkut sayuran dan hasil bumi lainnya, serta ibu-ibu yang mau belanja ke pasar. Jadi kalau butuh sesuatu, ya nunggu Hari Pasar.

Kami tinggal selama seminggu di kampung nan damai itu. Selama seminggu itu kami melakukan survei data ke desa setempat. Pegawai desa dan masyarakat setempat, sangat terbuka menerima kedatangan kami. Data yang kami butuhkan untuk bahan laporan meliputi, data untuk mengetahui berapa jumlah penduduk (laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa), agama, pekerjaan, berapa jumlah dusun dalam satu desa, bagaimana pendidikan, peta wilayah desa, kegiatan sosial budayanya, dan ekonominya. Kalau dipikir-pikir, hampir menyerupai mahasiswa yang KKN.

Kami berbaur dengan masyarakat setempat. Kami hidup benar-benar serba menggantungkan kepada alam. Untuk makan, kami memetik dari kebun dan tanaman pagar-pagaran yang ada di sekeliling halaman rumah. Untuk lauknya, ada ikan yang bisa kami peroleh dari kolam, dan ayam, asal dari kandang ayam sendiri. Misal ingin makan dengan menu lain, baru kami belanja pas Hari Pasar.

Udara di sana sangat dingin, Sampai-sampai aku pasti nongkrong di depan tungku api kalau selesai mandi lantaran dingin sampai menusuk tulang, maka duduk di jejengkok guna menghangatkan badan adalah solusi jitu. Sambil menghangatkan badan, kami manfaatkan untuk memasak, menu andalan kami adalah pepes ikan. Yaitu memepes ikan dengan membalur ikan dengan bumbu dibungkus daun pisang dan dibenamkan ke dalam bara di tungku api. Hemm aroma daun pisang yang menggoda membuat kami selalu nikmat kalau makan.

Hiburan satu-satunya, kami peroleh dari radio, karena aku tak melihat ada yang memiliki televisi. Menurutku, alasan warga tidak memiliki televisi, mungkin mereka merasa repot kalau ada televisi tapi harus dinyalakan dengan accu, karena, listrik belum masuk kampung. Itulah sebabnya untuk penerangan kami menggunakan lampu minyak (lampu cempor).

Selama seminggu, kami jarang melihat pemuda atau gadis-gadis berseliweran di jalan kampung. Karena para pemuda dan gadis-gadis yang orang tuanya mampu, sebagian menimba ilmu di kota, hanya beberapa yang tinggal di kampung, bekerja membantu orang tuanya di ladang.

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post