ros tini

Saya terlahir dengan nama Rostini, yang memiliki makna seorang perempuan bagaikan bunga mawar yang cantik dan harum. Semoga harapan dari orang tua yang baik-bai...

Selengkapnya
Navigasi Web

Terimalah Jasad itu dan Berbagilah

Sangat miris mendengar dan melihat perkembangan pendemi corona di Indonesia yang sangat masif. Kini masalah bukan hanya banyaknya korban nyawa berjatuhan, bukan lagi keterbatasan APD di rumah sakit-rumah sakit, bukan hanya ruangan rumah sakit yang penuh sesak dengan pasien positif corona, tetapi dua hal yang sangat menyentuh bahkan terkesan tidak manusiawi, yaitu penolakan korban corona yang sudah meninggal oleh warga untuk dimakamkan di kampungnya sendiri, tempat tinggalnya ketika masih hidup, tempat ia bermain, bersenda gurau dan bercengkrama dengan keluarga dan tetangganya. Terbayang oleh saya betapa warga yang dulu pasti tetangga, bahkan saudara, mungkin satu komunitas dalam majelis taklim atau whatsapp grup, tiba-tiba menjadi sadis dan garang, menolak dengan tanpa belas kasih. Corona tidak hanya merenggut nyawa manusia tidak berdosa, tetapi berani mengambil dengan paksa rasa peduli, welas asih, saling menghormati dan saling menghargai. Bisa jadi semasa hidupnya banyak berjasa untuk kehidupan di masyarakat sekitarnya, tetapi semua jejak itu sirna dengan datangnya kematian akibat corona.

Hal kedua yang sangat mengkhawatirkan karena Covid 19 adalah bertambahnya jumlah pengangguran hingga diprediksi lebih dari 5 jutaan warga. Covid 19 telah menyebabkan perusahaan banyak yang kolaps, imbasnya jutaan pekerja kena PHK. Warga yang lemah, tidak memiliki posisi tawar, tentu akan menjadi pengangguran baru. Bagaimana nasib keluarganya yang selama ini menggantungkan kehidupan kepada mereka? Mampukah pemerintah menciptakan lapangan kerja baru untuk mereka? Bisakah kita membantu meringankan beban mereka?

Jawabannya “BISA!”. Ya kitalah yang harus menjadi dambaan mereka untuk mengurangi kesulitannya melalui momen berbagi. Inilah saat kita untuk berbagi. Kalau semua warga yang mampu, peduli, insyaallah dapat menguatkan ekonomi mereka yang membutuhkan.

Kesimpulan pertama, terimalah para korban pandemi Covid 19 untuk dimakamkan dengan terbuka. Ingatlah jasa-jasanya semasa hidupnya. Hargai perasaan keluarga yang ditinggalkan. Tindakan penolakan tentu akan melukai hati keluarga yang ditinggalkan. Bukankah para ahli mengatakan virus akan mati ketika pembawa virusnya meninggal?

Kesimpulan kedua, untuk Indonesia bangkit, diperlukan kerja sama dari semua lini. Pemerintah berusaha dengan program Kartu Prakerja, kita membantu sebisa kita melalui momen berbagi. Semua tidak ada yang tidak mungkin, kalau semua bekerja sama dan bergotong royong. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Ayo berbagi!

Rostini, 15 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Iya bun prihatin dg kondisi ini ya

16 Apr
Balas

Ya betul. Ketika meninggal tidak dihargai. Mksih Bunda sudah mengapresiasi

17 Apr



search

New Post