Rosyanti.S.Pd.,M.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PEMBELAJAR YANG TAK BERKESUDAHAN

PEMBELAJAR YANG TAK BERKESUDAHAN

#tulisanke159

PDP 173.ROSYANTI

PEMBELAJAR YANG TAK BERKESUDAHAN

Naluri Petualang

Berawal dari rasa ingin tahu lebih banyak. Ingin mencoba banyak hal. Merasa tertantang untuk menggeluti dunia baru, pengalaman baru. Didorong oleh jiwa petualang, penuh mimpi akan melihat dunia yang lebih luas. Tidak bahagia dengan segala rutinitas yang monoton. Ingin melukis hidup dengan banyak warna. Itulah yang mengantarkan pada pilihan untuk mencoba uji kompetensi dan keberuntungan pada Program Guru Penggerak, yang ditawarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Program yang dipersembahkan untuk para pendidik negeri yang punya mental baja. dan pantang menyerah.

Bebekal pengalaman selama kurang lebih 25 tahun menjalani profesi sebagai guru, dengan segala kisahnya, dengan segala liku-likunya, yang kemudian memantapkan tekad untuk memilih menjadi Pendamping Guru Penggerak.

Program Pendamping Guru Penggerak Mengajarkan dan Menyadarkan Banyak Hal

Sang Maestro Pendidikan Indonesia

Serentetan seleksi yang harus dijalani, membuktikan bahwa program Pendamping Guru Penggerak, benar-benar program yang bergengsi.Dengan melibatkan berbagai unsur pendidikan, merupakan pembuktian bahwa program ini memberi kesempatan kepada semua unsur, sekaligus mewartakan bahwa PERUBAHAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN HARUS DILAKUKAN BERSAMA DAN SERENTAK.Melakukan perubahan tidak akan sukses jika hanya dilakukan sendiri-sendiri.

Wajah Pendidikan saat ini sedang muram, dirundung duka. Wajah pendidikan yang tak mampu tersenyum merdeka. Sebab ternyata, Kemerdekaan Bangsa dan Negara yang telah diraih sejak tahun 1945, tak lantas menjadikan Pendidikan Indonesia juga Merdeka. Di sana sini, masih terjadi perbudakan dan penjajahan, intimidasi yang tak berkesudahan. Doktrin yang membelenggu lahir dan batin para pendidik, terlebih siswa. Jiwa dan raga terpenjara.

Pembekalan Pendamping Guru Penggerak, seketika menghentak, menyadarkan kembali akan seorang Maestro Pendidikan Indonesia, yang sejak dulu menggaungkan filosofi yang luhur, namun nyaris terlupakan. Beliau adalah Ki Hajar Dewantara, dengan semboyangnya Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.

Esensi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah daya-upaya untuk “memerdekakan aspek lahiriah dan batiniah manusia”. Oleh karena itu, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk para peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang berbudi pekerti luhur. Dengan demikian, mereka yang mampu mengendalikan ego diri yang pongah dan serakah, mampu menolak segala godaan yang menjerumuskan kehidupan, dan senantiasa hidup secara beradab dalam realitas sosialnya. Itulah hidup yang berperikemanusiaan. Kedewasaan dalam karakter memapukan seseorang untuk hidup secara teratur dan tertib, termasuk tertibnya relasi dengan kemerdekaan orang lain.

Hanya manusia yang mau bertumbuh dalam kerangka makna yang positif yang benar-benar mengalami transformasi diri. Itulah perkembangan, setiap insan terdidik penting dan perlu memaknai hidupnya dan membangun hidupnya sebagai manusia, sesama, dan lingkungan.Kutipan dari tulisan Bartolomeus Samho.

Sejalan dengan ide cemerlang Bapak Ki Hajar Dewantara, rupanya pembekalan ini pun kembali mengingatkan kepada kami tentang folosofi lokal yang bisa sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Suku Bugis mengenal filosofi Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi.

Sipakatau, bermakna saling menghargai sesama manusia. Ini sejalan dengan semboyang pendidikan yakni memanusiakan manusia.Memperlakukan guru layaknya manusia yang ingin dihargai. Demikian pula dengan siswa. Merekapun manusia yang butuh dihargai, butuh perhatian dan kasih sayang.

Sipakainge, bermakna saling mengingatkan. Tugasnya guru adalah mengajar, mendidik. Mengingatkan jika keliru. Menyadarkan akan kesalahan seorang siswa dengan bijak, tanpa hukuman yang mencederai jiwa dan raga.

Sipakalebbi, artinya saling memuliakan. Guru memuliakan siswa layaknya anak sendiri.Sebaliknya siswa pun memuliakan guru layakya orang tua.

Jika ketiga filosofi lokal di atas dianut dan dijalankan, maka bisa dipastikan, kasus pertikaian antara guru dan siswa tidak pernah berujung ke pengadilan. Semua akan berjalan secara harmonis, sebab semua menyadari akan posisi dan tanggung jawab masing-masing.

Teori Akar Rumput

Pendidikan Indonesia sedang bergerak, menjalani masa transformasi. Bergerak untuk mengubah wajah pendidikan. Wajah yang merdeka, wajah yang bebas dan terus bergerak menuju Indonesia Raya, Indonesia Jaya.

Ada tiga harapan untuk guru penggerak yakni mendorong tumbuh kembang murid secara holistik agar memiliki profil Pelajar Pancasila, menjadi pelatih/mentor bagi guru lain untuk pembelajaran yang berpusat pada murid atau student centered learning, serta menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan

Transformasi pendidikan selayaknya juga mampu memberikan ide yang mencerdaskan, antara lain dengan cara mendesain materi, metode, hingga kurikulum yang mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya sikap saling toleran, menghormati perbedaan suku, agama, ras, etnis dan budaya masyarakat Indonesia yang multikultural.

Pergerakan itu akan memberi dampak yang cepat jika dilakukan dari bawah. Dari tiap individu, mengimbaskan praktik baiknya ke semua komunitasnya, hingga akan semakin meluas. Peubahan itu akan berlangsung secara signifikan dan terarah.

Bottom-Up jauh lebih efektif dibanding Up-down. Regulasi yang digulirkan oleh pemerintah pusat untuk diaksanakan sampai ke tingkat bawah, dalam pandangan kami sangat keliru. Sebab pemerintah pusat tentunya tidak memahami penuh tentang kondisi geografis, tingkat ekonomi masyarakat setempat, latar pun belakang budaya. Hal itulah yang menjadi kendala utama dalam melakukan perubahan tersebut. Sebaliknya, kita inisiatif untuk berubah itu muncul dari bawah, maka dampaknya akan luar biasa. Sebab didorong oleh kesadaran sendiri, kemauan sendiri dengan berbekal semangat berbagi yang tidak dilandasi dengan iming-iming jabatan ataupun materi.

Elemen Perubahan

Terjadinya sebuah perubahan, dibutuhkan tiga hal. Pertama adalah inisiatif yang cemerlang dan mudah dijalankan. Hal pertama yang dibutuhkan adalanya adanya ide, gagasan yang bagus dan cemerlang. Sebab ide itulah nantinya yang akan menjadi target pencapaian. Unsur lain yang perlu menjadi perhatian adalah ide itu mudah dilaksanakan. Sebab perubahan itu akan lamban pergerakannya jika rumit dalam menjalankan. Orang-orang membutuhkan sesuatu yang simple dalam pelaksanaan, namun menghasilkan hal besar.

Kedua adalah pemimpin. Sosok pemimpin sangat menentukan. Seorang konseptor yang akan melahirkan ide-ide cemerlang, tentunya sangat dibutuhkan . Tanpa seorang pemimpin, perubahan yang diharapkan tentunya akan bias. Tidak terkontrol dan tidak terarah. Sebab salah satu tugas pemimpin adalah merancang langkah perubahan, dan menentukan tujuan atau kemana arah perubahan itu akan bermuara.

Ketiga adalah pengikut. Pemimpin tanpa pengikut pun mustahil perubahan itu akan terjadi. Pemimpin butuh orang-orang yang sepaham, mau berjalan seiring menjalankan visi dan misi bersama. Semakin banyak pengikut, akan semakin besar perubahan yang dimunculkan.

Hal yang penulis paparkan di atas, hanya sebagian kecil yang kami peroleh selama mengikuti Program Guru Penggerak ini, khsuusnya Pendamping Guru Penggerak. Seleksi yang panjang dan ketat, benar- benar menempa kami untuk menjadi guru dan pendidik yang ulet dan sabar. Berlanjut dengan pembekalan tahap 1 secara daring selama sembilan hari, menuntaskan tugas di LMS yang luar biasa tantangangannya. Pembekalan tahap 2 secara luring selama tiga hari, mengantar kami secara sah, menyandang gelar Pendamping Guru Penggerak.

Status PDP GP, tentunya dituntut memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas. Kesabaran yang tak berbatas. Sebab, pendampinglah yang akan menjadi mitra belajar CGP selama sembilan bulan. Sukses tidaknya CGP dalam mengemban misinya, tentu tak lepas dari partisipasi aktif para pendamping.

Langkah baru saja dimulai. Masih tersisa berjuta langkah selanjutnya. Tantangan yang akan dihadapi pun tidak mudah. Beribu onak dan duri kan menghadang. Namun dengan mengantongi bekal semangat juang yang membara, segalanya tak akan mampu menyurutkan langkah, tak akan mampu memadamkan kobaran semangat para pejuang perubahan pendidikan Indonesia.

Izinkan saya mengutip kalimat yang disampaikan oleh Bapak Dirjen GTK Iwan Syahril saat Pembukaan PGP, “jadilah suri tauladan terhadap perjuangan bangsa.Bersetialah terhadap sikap adil dan bijaksana.Pegang teguh filosofi bangsa Pancasila dan semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika. Jadilah pembelajar yang tak berkesudahan. Jadilah teladan bagi kemajuan pendidikan. Bentangkan sayap, bentangkan angan, Raih bintang nun jauh di atas awan. Semoga rahmat Allah senantiasa mengiringi menuju tujuan yang kita cita-citakan menuju Indonesia Raya, Indonesia Jaya, Indonesia makmur sentosa. “

TENTANG PENULIS

Oleh kedua orang tuaku, saya diberi nama Rosyanti. Lahir di tanah Soppeng, tanggal 25 Juni 1971. Jika kemudian saya memilih profesi menjadi pendidik, itu karena darah seorang guru mengalir dalam darahku, yang kemudian direstui oleh Allah swt. Kujalani profesi ini dengan amat bahagia, bangga dan bersyukur tentunya. Sebab diberi kesempatan dalam memberi warna terhadap generasi bangsa ini. Ikut menyemai benih-benih bangsa, yang kelak akan menjadi penentu arah masa depan negeri tercinta, Indonesia. Semoga Rahmat Allah swt, senantiasa melimpahi kita semua, menjadikan ladang pahala yang tak pernah putus, pagi para pejuang pendidikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap. Namanya juga pembelajar, tentuk belajarnya tak pernah berkesudahan

01 Nov
Balas



search

New Post