Roulina Septeria Sianturi,SPd.MHum

Guru mulia dengan menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Sedih

Aku Sedih

Pak Rinto tiba tepat pukul enam pagi di sekolah itu dengan mobilnya. Mobil yang sudah jadul itu masih bisa berfungsi membawanya ke tempat kerja setiap waktu. Ia memang jago menyetir atau membawa mobilnya. Setiap orang yang menumpang di mobilnya akan terasa nyaman karena Pak Rinto membawanya dengan tenang tanpa terburu-buru. Sebagai guru ia sudah menyiapkan materi yang akan diajarnya hari itu untuk anak muridnya. Secara fisik ia sudah bangun di pagi hari pukul empat pagi. Terlebih dahulu ia berdoa dan melakukan saat teduhnya. Sarapan yang telah disiapkan oleh istri tercinta dinikmatinya sebelum berangkat. Lalu ia juga telah menyiapkan peralatan yang akan dibawanya seperti laptop, kabel yang perlu, buku, daftar hadir serta alat tulis lainnya.

Jumat pagi ini ia akan mengajar tatap muka pertama bersama siswa kelas sembilan mulai dari nomor absensi satu sampai delapan belas. Saat ia mengecek absensi kehadiran dari delapan belas siswa hanya satu orang yang tidak hadir. Siswa itu bernama Tino. Saat ini ia sedang berada di Jogja. Tino hanya bisa mengikuti PJJ dari rumahnya bersama siswa lainnya yang baru akan mendapat giliran PTM minggu depannya. Agenda kegiatannya hari ini adalah mengajar siswa untuk bernyanyi, bermain game, dan memberikan beberapa latihan menulis kalimat imperatif yang baik yang menjadi topik materi hari ini.

Di akhir pelajaran ia tak lupa melakukan refleksi kepada para muridnya tentang perasaan mereka mengikuti PTM pertama kalinya. Sebagian anak banyak yang mengatakan senang, sisanya ada yang mengatakan biasa saja. Alasan yang diberikan pun bermacam-macam. Namun berbeda dengan kesan dan pesan yang diutarakan oleh salah seorang siswa yang bernama Putri. “Saya sedih hari ini, Pak” demikian komentar tentang pendapat tentang PTM pertama saat itu. Pak Rinto yang mendengarnya langsung kaget. Lalu muncul beberpa pertanyaan di benaknya. Apakah ada yang salah dalam pembelajarannya? Segera ia ingin tahu alasan perasaan sedih yang dilontarkan oleh salah seorang siswanya. Ternyata alasannya adalah bukan karena kegiatan tatap muka itu, atau semua aktivitas yang dikerjakannya, melainkan ia merasa lapar sekali. Kondisi inilah yang membuatnya sedih. Pagi ini ia cepat berangkat ke sekolah, karena Ia takut kesiangan dan beru-buru pergi tanpa sarapan terlebih dahulu..

Sumber : http://yayasanpulih.org/2020/11/merasa-sedih-di-masa-pandemi-kamu-tidak-sendiri/

Tantangan menulis hari ke 286, Jumat, 15-10-2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post