Ada pelajaran yang menarik saat kita menggunakan media atau aplikasi yang digunakan untuk berkomunikasi secara online. Nampak perbedaan yang jauh sekali dibanding jika berkomunikasi dengan tatap muka atau face to face. Perasaan atau emosi saat berbicara dapat terlihat dari bahasa tubuh atau isyarat yang diberikan jika berkomunikasi secara langsung dengan tatap muka. Berkomunikasi secara online memiliki banyak kendala. Apalagi saat menggunakan video call atau kelas virtual yang diajak bicara tidak membuka kamera dan hanya terdengar suaranya saja, akan berbeda rasanya..

Lain lagi jika berkomunikasi dalam bahasa tulisan. Kata-kata yang baik perlu dirangkai untuk memberikan semangat bagi yang membacanya. Pesan dalam tulisan itu akan lebih jelas maknanya jika ditambah dengan gambar atau foto. Pemilihan kata-kata yang baik dalam mengirim pesan sepertinya perlu dilatih dan dibiasakan. Apalagi pesan yang akan dikirim itu adalah untuk atasan atau orang tua.

Bagi ibu Tanti,menulis pesan di WA setiap pagi kepada muridnya, sudah menjadi kebiasaan. Tidak hanya untuk muridnya, kadang ia juga mengirim pesan untuk ibu guru yang mengajar anaknya, Rudi. Rudi yang masih kelas lima SD itu, belum pandai menulis pesan d WA dengan kalimat yang baik. Ia sering dibantu oleh ibunya dalam membuat kalimatnya. Pertanyaan melalui pesan singkat dari ibu Tanti untuk ibu guru Rudi, segera dibalas dengan kata, baik Nak. Padahal yang menulis pesan itu adalah mamanya. Itu menjadi kelemahan saat mengirim pesan tanpa menyebutkan identitas diri. Disarankan untuk menulis nama atau status terlebih dahulu sebelum menulis isi pesannya.

Sumber :

https://kumparan.com/azhar-maulana-akbar-1603729711895543628/etika-komunikasi-melalui-media-komunikasi-online-antara-mahasiswa-dan-dosen-1vJGrRhWE29

Tantangan menulis hari ke 348, Kamis , 16-12-2021