Di pagi ini, tangan Butet memencet beberapa huruf dan angka untuk memesan makanan sarapan pagi untuk keluarganya atas saran atau permintaan si Ucok . Tadi malam sebelum tidur ia berbisik pada bundanya untuk sarapan dengan bubur ayam. "Ya, boleh juga, itu ide yang menarik," seru sang Bunda. Sudah lama Butet dan keluarga tidak makan bubur ayam. Tukang bubur langganannya sudah lama tidak berdagang. Ia memesan secara online beberapa porsi. Sebagian pesanan itu merupakan bubur ayam yang polos.

Ada banyak pilihan tempat untuk memesan bubur ayam di aplikasi itu. Ia berusaha memperhatikan satu persatu nama tempat itu dengan cara melihat code tertentu. Jika ada tertulis angka yang lebh tinggi dari tempat lainnya, pasti rasa makanannya lebih enak, itu menurut pengalamannya. Menarik ada beberapa tempat yang memiliki kode angka yang baik untuk memesan bubur ayam yang enak. Ia melihat ada angka lima titik nol, merupakan angka yang paling tinggi nilainya. Nah ini dia pilihan tempatnya, pasti bubur ayamnya memiliki rasa yang enak. Pilihannya benar. Bubur yang dipesannya memang memiliki rasa yang luar biasa enak dibanding tukang bubur langganannya. Ucok suka sekali memesan bubur ayam yang polos. Ia tidak suka pedas, berkuah dan berkecap. Ia memakannya dengan telur dadar yang disiapkan ibunya.

Membuat bubur ayam sebenarnya mudah. Tetapi memasak hanya untuk beberapa orang, diperlukan waktu yang cukup lama dan merepotkan. Jadi lebih baik Butet memesannya saja, karena bisa lebih cepat dan rasanya bisa lebih enak. Kini setiap kali Ucok ingin meminta pesanan bubur dengan online, tempat pesanannya itu menjadi tujuannya. Sang bunda hanya menyiapkan tambahan lauknya saja seperti telur dadar, ayam atau ikan goreng yang tersedia. Hm maknyus deh.

Sumber gambar :

https://makananhd.blogspot.com/2020/11/gambar-bubur-ayam-bungkus.html

Tantangan menulis hari ke 208, Kamis, 29-7-2021