Roulina Septeria Sianturi,SPd.MHum

Guru mulia dengan menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Karir Guru dan Kemanakah Guru Hebat itu?

Karir Guru dan Kemanakah Guru Hebat itu?

Pak Diman baru membaca pengumuman tentang perekrutan kepala sekolah di WA grup komunitasnya. Salah satu syaratnya adalah pernah menjadi wakil. Selama ini, ia hanya menikmati dan melakukan tugas tupoksinya sebagai guru dengan baik. Ia tidak pernah berpikir untuk menjadi kepala sekolah. Karena tugas menjadi guru saja, bila bisa dikerjakan dengan baik, itu sudah membuat hatinya merasa bersyukur apalagi di masa pandemi ini. Sejenak ia merenung bagaimana proses menjadi wakil saja di sekolahnya tidak begitu mudah. Ia melihat temannya yang sudah menjadi wakil adalah karena pilihan dari suara terbanyak. Tidak ada tes utk menjadi wakil yang profesional di sekolah. Atau tidak ada uji coba kinerja untuk menjadi wakil di sekolah. Ia hanya perlu dukungan atau mengumpulkan suara terbanyak dari orang-orang di tempat itu. Apakah pak Diman tidak ada yang mendukung? Masalahnya, bisa saja ada yang mau mendukungnya, tetapi ia sendiri merasa tidak sreg mengenai cara pemilihannya.

Menurutnya, teknik pemilihan wakil yang dilaksanakan masih jauh dari kesempurnaan. Ia sendiri tidak pandai bicara apalagi menarik masa. Itu jauh dari pikirannya. Ia tidak terlalu ambisius. Baginya menjalani kehidupan yang sesuai dengan rencana atau kehendak Sang Pencipta itulah yang jauh lebih berharga dan bahagia, dibanding memperebutkan tahta atau jabatan yang sementara itu. Ia ingin hidup sehat dan bahagia. Baginya tidak ada politik atau strategi untuk harus mendapatkan suara terbanyak. Keinginan dan hatinya hanya takut kepada Sang Pencipta yang telah merenda dan menyiapkan hari depannya yang penuh damai sejahtera dan bahagia.

Mungkin banyak guru-guru hebat pada masa kini seperti pak Diman yang tidak terlalu ambisius dan tidak mau dipusingkan dengan jabatan wakil apalagi sampai menghalalkan berbagai cara. Kalau begitu, perlukah karier guru diperjuangkan? Siapa yang bisa membantu mereka? Haruskah kesempatan yang terbatas menjadi wakil ini diperebutkan oleh banyak guru hebat dan yang berprestasi? Kemana karir para guru hebat dan berprestasi itu? Perlukah guru berkarir ke bidang struktural? Atau perlukah masa kerja wakil dibatasi hanya dua tahun dan wajib semua guru menjalaninya? Bagi peserta bakal calon kepala sekolah yang gagal, perlukan diberi kesempatan berkali-kali atau dibatasi hanya dua kali, Pertanyaan ini menjadi refleksi wajah kepemimpinan di sekolah selama ini. Apakah perlu ditinjau dan dievaluasi kembali? Ada suatu tulisan quote yang menarik dan sayang untuk dibuang. Semoga bisa bermanfaat :"Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tetapi berusahalah menjadi manusia yang berguna."

Sumber :

https://web.facebook.com/karirguru/?_rdc=1&_rdr

Tantangan menulis hari ke 320, Kamis, 18 -11-2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post