Pintarnya ibu Anti dan Bapak Anto mendidik Aan, anaknya laki-laki yang tunggal. Aan tumbuh menjadi remaja yang mandiri. Kini ia duduk di kelas tujuh SMP. Ia sangat memahami atau mengerti tentang keadaan ekonomi dan perasaan orang tuanya. Sang ayah banyak bercerita kepadanya dan memberikan pesan untuk menjadi diri sendiri dan mau banyak belajar. Sisipan pesan dan nasehat dari kedua orang tua itu selalu diberikan saat berkomunikasi, bermain atau kumpul bersama dengan anaknya. Nilai Aan cukup memuaskan.

Memang tidak banyak waktu yang diberikan orang tua itu kepada anaknya. Mereka itu sebenarnya adalah orang tua yang sangat sibuk. Maklumlah sang ibu juga bekerja membantu menambah penghasilan kebutuhan ekonomi keluarga itu. Meski mereka sibuk dan hampir tidak ada waktu yang banyak untuk berkumpul, namun ada rahasia yang membuat keluarga itu tetap bisa berkomunikasi dan saling peduli. Meski mereka berdua bekerja, di sela-sela waktunya, sang ibu berusaha menyempatkan waktunya untuk menanyakan kabar anaknya yang sedang belajar PJJ di rumah. Begitu juga sang ayah menyempatkan waktunya untuk menanyakan atau melihat keadaan anaknya di rumah melalui video call.

Sang anak merasa kehadiran ibu dan ayahnya serasa selalu berada disampingnya, meski melalui sapaan atau menanyakan kondisinya. Mereka bertiga sudah mempunyai komitmen untuk selalu ada komunikasi. HP mereka selalu aktif dan mudah dihubungi. Tidak menjadi alasan, kalau kehadiran mereka harus secara fisik, baru sang anak merasa dekat. Kecanggihan teknologi dimanfaatkan oleh keluarga Aan. Aan pun rajin dan semangat untuk selalu ikut belajar PJJ meski sendiri di rumah. Orang tua itu telah menanamkan sikap kemandirian yang bertanggung jawab untuk belajar ikut PJJ. Sang anak pun senang melakukannya tanpa mengeluh.

Sumber :

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/ketika-harus-belajar-di-rumah-4-manfaat-belajar-mandiri

Tantangan menulis hari ke 262, Selasa, 21-9-2021