Johnson baru saja mengalami kehilangan orang dicintainya. Ayahnya yang menjadi idola selama ini meninggal karena sakit yang telah lama dideritanya. Ia segera mengirim pesan pada wali kelasnya. Hari ini ia belum bisa mengikuti PAT (penilaian akhir tahun). Rencananya ia akan mengikuti PAT susulan nanti. Sebagai anak tunggal di tengah keluarga, ia bersama sang ibu tercinta dan keluarga besarnya mendapatkan doa dan kiriman pesan ucapan “turut berduka cita,” dari teman-teman, para guru, tetangga dan saudaranya.

Ibu Eli sebagai walas meneruskan pesan itu kepada teman-temannya dan grup orang tua serta guru atau sekolah. Dimasa pandemi copid ini, ia tidak bisa menghadiri atau datang untuk mengucapkan belasungkawa. Melalui video call, ia berbicara langsung kepada mamanya Johnson. Wajah dan suara masih nampak sedih saat ibu Eli berbicara dengannya. Harapan dan doa untuk keluarga agar tabah, kuat dan dihibur oleh Sang Pemilik Hidup.

Setelah selesai berbicara ibu Eli segera menghubungi koordinator orangtua yang ada di kelasnya ibu Tati. Ia meminta saran apa yang bisa dilakukan oleh para orang tua untuk menyampaikan tali kasih untuk keluarga Johnson. Segera ide memberikan tali kasih berupa donasi akan dilakukan selama dua hari. Lalu terkumpulah uang yang akan diberikan kepada keluarga Johnson. Setelah diminta rekening untuk mengirim tali kasih ini, ibu Johnson sangat terharu untuk perhatian dan bantuan dari para orang tua yang ada di keluarga besar kelas 7H ini. Memang jumlahnya tidak banyak, namun perhatian dan tanda kasih menjadi pengikat rasa kekeluargaan yang saling berbagi.

Sumber gambar:

https://metroschool.sch.id/events/tali-kasih-metro-school-2018/

Tantangan menulis hari ke 159, Kamis, 10-6-2021