Kembaran tapi Tidak Kembar

Oleh: Rozilawaty, S.Pd

==

Kemarin, 23 Juli 2020 sahabatku sangat suka cita merayakan kelahirannya. Pagi sekali Bu Aida sudah memesan kue kesukaan keluarganya yang memang enak dan pembeli pada antrean. Kue ini khas Bangka Belitung namanya ipuk~ipuk dengan isiannya parutan kelapa yg dicampur gula aren, manis tentu enak rasanya dan lembut. Juga pesanan tekwannya yang nendang menggoyang lidah.

Suaminya Bu Aida juga turut sibuk membantu. Mempersiapkan semuanya sehabis salat Subuh dikerjakan berdua, maklum anandanya ada yang kuliah di kota lain dan satu lagi sudah berkeluarga. Setelah beres suaminya mengantar Bu Aida ke sekolah tercinta.

Setibanya di sekolah pagi itu, Saya sempat kaget karena kami disuguhi makanan yang memancing selera sehingga diri ini tak kuat menolak walau sudah sarapan pagi. Ucapan selamat hari lahir dari rekan kerja mewarnai indahnya pagi. Saya baru tahu Bu Aida punya kembaran dan sangat bertolak belakang dengannya. Jenis kelamin beda, orangnya terkesan santai, suka menulis menyendiri di sudut. Pak Hudin namanya, orangnya terkesan kaku, tapi suka bergurau malah terkadang keluar jurus kata~kata jahilnya. Kepandaiannya dalam mengolah kata~kata menjadi indah baik dalam pantun maupun puisi. Sedangkan Bu Aida orangnya cantik, tegas, disiplin, baik hati, dan cerdas terutama dalam chemistry. Dia juga suka bergurau, dan tawanya yang khas. Sebenarnya masih banyak kelebihannya masing~masing tapi itu saja yang bisa saya tulis. Kami menyebutkan mereka kembar karena uniknya dalam satu sekolah ada sahabat yang berulang tahun sama begitupun tahun lahirnya sama persis dan sebutan yang pas ''Kembar beda rahim''.

Pangkalpinang, 24072020