RR Sri Wulandari

RR Sri Wulandari adalah seorang guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Bengkulu Utara. Wanita kelahiran 22 Mei 1970 yang berasal dari Yogyakarta ini mendapat SK da...

Selengkapnya
Navigasi Web
Duka Mendalam

Duka Mendalam

Duka Mendalam

RR Sri Wulandari

*

Cuaca hari ini mendung, awan nampak gelap, menandakan duka mendalam teramat sangat. Tak sedikitpun ada secercah cahaya menyinari bumi. Tak ada kicauan burung pagi, bungapun enggan tersenyum. Bumi turut berduka, merasakan hatiku yang sedang lara, duka mendalam. Aku kehilangan anggota keluarga tercinta. Dalam hitungan tidak sampai 24 jam kehilangan empat nyawa. Siapa yang tidak sedih, siapa yang tidak shock. Hati ibu mana yang tidak teriris perih sembilu. Beberapa bulan yang lalu, Aku melahirkan seorang anak yang imut dan anakku yang pertama juga melahirkan kembar empat. Lucu-lucu, imut, ganteng-ganteng dan cantik. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, hingga banyak orang yang suka dan gemas melihatnya. Hingga pada suatu hari, anakku yang pertama tidak mau lagi menyusui anak-anaknya. Memang anak-anaknya sudah mulai bisa berjalan, dan mandiri, tetapi mereka masih mau minum Asi. Anakku yang pertama marah-marah apabila anak-anaknya mau minta Asi.

*

"Pergilah kau. Jangan dekati aku lagi. kamu sudah besar, jangan lagi minum Asi. Asinya sudah habis, tidak ada isinya lagi. Perih kalau sebesar itu, kamu masih menyusu! " kata anakku memarahi anak-anaknya.

Yaaa, begitulah tiap hari, selalu ada keributan, cucu-cucuku menangis merengek minta minum Asi tetapi anakku yang pertama tidak mau menyusui anak-anaknya. Akhinya karena tidak tega, kebetulan Asi-ku banyak, akhirnya aku menyusui cucu-cucuku. Sakit, perih tak aku hiraukan demi menghidupi anak dan cucu-cucuku. Jadi aku menyusui satu anak dan empat cucu sekaligus. Sering aku merasakn lapar dan perih sekali, karana semua asupan yag aku makan, tidak mampu kuserap ke tubuhku karena langsung disedot anak dan cucu-cucuku. Tibalah pada suatu hari, hari yang sangat menyedihkan. Entah karena apa, anak dan cucu-cucuku mulai belajar makan, apa saja dimakan, entah apapun itu. Kalau menarik di pandangan mereka itu adalah makanan enak, ya dimakan saja.

"Aduh, sakit perut. Periiiih," kata anakku kesakitan yang amat sangat.

"Kenapa Nak, sini minum Asi saja," Bimillah nanti sembuh, Nak,' kataku.

"Tidak ibu, sakit sekali, mulutku terasa kelu, tak mampu aku menyedot lagi Asi ibu. Dan tiba-tiba pingsanlah anakku. Dan tak pakai lama, Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Anakku dipanggil yang Maha Kuasa. Aku menangis sekeras-kerasnya. Tak ada rasa malu lagi ungkapkan rasa dengan menangis sejadi-jadinya. Apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur, yang sudah pergi tak mungkin kembali.

*

Tak lama dari itu, dalam kondisi masih berduka, cucuku bertiga juga merasakan sakit perut yang hebat. Buang air besar terus atau diare hebat, hingga dehidrasi, yang membuat cucu-cucuku juga meninggalkanku. Aku yang belum sembuh dari rasa kehilangan anak, sekarang dalam waktu sekaligus kehilangan tiga cucu. Bila malam tiba rasa itu tak karuan-karuan lagi, ingin rasanya aku mati saja, tetapi aku masih ingat ada satu lagi cucuku yang masih hidup, dan sekarang sedang sekarat. Tetapi aku bermohon kepada Sang Pencipta, agar diberi kesembuhan. Aku hanyalah hamba yang banyak dosa dan kekurangan, tentunya aku butuh bantuan. Akhirnya aku bersyukur, majikanku mau mengurus cucuku yang sedang sekarat, dia memberi obat, entah obat apa itu warna botolnya hijau, aku lihat cucuku berontak tak mau dikasih obat karena aku yakin obat itu tidak enak hanya dengan mencium baunya. Yaa Allah semoga cucuku sembuh. Terimakasih majikanku, Mas Fadhlan. Semoga cucuku Ciput sembuh dari sakitnya. Dan semoga anakku, Cimoy dan cucu-cucuku Puyen, Oyen dan Cimeng bahagia di sana di Surga. Aamiin.

Mohon kirim doa ya bapak ibu, semoga cucuku si Ciput sembuh. Ucapan terimakasih tak terhingga dari saya si Comel kucing kesayangan majikanku.

*

Argamakmur, 6 Januari 2021

#Tagur-10

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bu, sukses selalu

07 Jan
Balas

Aamiin. Terimakasih

07 Jan

Pentigraf.

07 Jan
Balas

Keren bucan....baper bacanya, salam literasi dan salam silaturahmi

07 Jan
Balas

Terimakasih. Salam Literasi dan Silaturahmi juga

07 Jan

Semoga selalu sehat dan sukses. Semangat berkarya bunda.

07 Jan
Balas

Aamiin. Terimakasih

07 Jan

Ini pasti kucing... Wuih keren... Fabelnya hebat

07 Jan
Balas

Terimakasih...

07 Jan



search

New Post