Kisah Itu Terjadi
Pentigraf
Kisah Itu Terjadi
RR Sri Wulandari
*
Hembusan sang bayu membelai lembut rambutku. Aroma bunga kopi merasuk ke dalam kalbu. Kupu-kupu menari indah menawan hati. Menentramkan dan menumbuhkan gairah diri. Aku Nanda seorang wanita biasa mempunyai seorang anak dari jalinan kasih dengan suami tercinta, Hendra. Kehidupan kami sangat bahagia, keluarga harmonis kata orang. Suami yang ganteng, pintar, supel, baik hati, perhatian terhadap anak dan istri, pokoknya pria idaman para wanita. Semua kebutuhan keluarga tercukupi bahkan berlebih, dan seorang putri cantik dan cerdas melengkapi kehidupan kami. Hingga suatu hari, ada seorang wanita dengan buah hatinya datang ke rumah. Kami heran, siapa dan kenapa ada seorang wanita dan anaknya datang ke rumah dengan wajah memelas. Cerita punya cerita, ternyata wanita itu bernama Murni dan anaknya bernama Tina. Murni menceritakan kehidupannya, dimana dia dan anaknya ditinggal suaminya pergi entah kemana. Suaminya meninggalkannya sudah tiga tahun tanpa berkabar berita. Dengan nada melas, Murni memohon agar diterima bekerja untuk membantu membereskan rumah atau apa saja asal dia dan anaknya bisa hidup. Sebenarnya, kalau masalah pekerjaan di rumah semua beres kami kerjakan sendiri, jadi tidak perlu lagi ada pembantu di rumah. Setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya kami sepakat mempekerjakan Murni mengurusi kebun kami. Murni dan anaknya tinggal di pondok tak jauh dari rumah.
*
Murni dan anaknya sangat menikmati kehidupannya mengurusi kebun. Pondok yang ditempatinya disulap menjadi istimewa penuh taman bunga beraneka warna. Indah dipandang, nyaman ditempati, membuat betah siapa saja yang memandang dan tinggal di sekitarnya. Murni wanita tiga puluhan, berperakan pendekar (pendek dan kekar), kulit sawo busuk, hidung mancung ke dalam, ternyata mempunyai kelebihan dibalik kekurangannya. Murni mempunyai jiwa seni tinggi, pondok buruk dari kayu dihiasnya menjadi pondok antik, asri menawan hati. Tangan dinginnya mampu menghadirkan tanaman bunga, sayuran dan buah beraneka rasa. Hasil kebunpun melimpah berkat ketelatenan Murni. Kisah itu terjadi di mulai dari sini.
*
Suamiku yang supel dan baik hati, sering singgah di pondok Murni. Memperhatikan semua perkembangan Murni dan anaknya. Kebutuhan hariannya sampai kebutuhan sekolah Tina jangan sampai ada yang kurang. Tina diperlakukan sama seperti Fani anakku. Kalau Fani dibelikan baju, maka Tina juga dibelikan. Mereka diperlakukan sama oleh suamiku. Suatu hari kami ke pondok melihat perkembangan Murni dan Tina. Alhamdulillah, kami perhatikan badan mereka mulai terawat. Tina yang dulunya kurus kering, kini menjadi gemuk dan bersih. Begitupun Murni, wajahnya mulai tampak berbinar walau memang postur tubuhnya tetap pendek, dengan kulit sawo busuknya dan bentuk hidung tetap sama, mancung ke dalam. “Saya buatkan kopi dulu ya Pak, Bu,” kata Murni sambil mengerling manja. Deg, hatiku mulai terasa tak enak ketika Murni menawarkan kopi kepada kami. Kerlingan matanya tampak nakal memandang suami. Aku lihat jalannya berbeda ketika aku datang sendirian. Sekarang jalannya nampak meliuk-liuk ke kiri ke kanan, mata merem melek, selalu menyunggingkan senyuman. “Hadeeeh, kesurupan ini Murni,” batinku. Tiba-tiba terdengar bunyi krompyang dan gedebug .... Ternyata aksi Murni berlebihan hingga kakinya terpeleset dan jatuh bersama kopi dan cangkir-cangkirnya. Gubraaak. “Dasar kau Murni, mau cari perhatian, eee ... malah malu yang kau dapat. Makanya jangan sekali-kali kamu mancing-mancing hendak mengganggu suami orang,” batinku sambil ketawa cekikikan. Aku lirik suamiku yang ternyata tertawa terpingkal-pingkal. (*)
Argamakmur, 30 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar