Akreditasi sering menjadi momok bagi sebiah lembaga ketika akan menghadapinya. Sekolah, Madrasah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan sebagainya akan kelimpungan ketika akan menghadapi akreditasi. Sebulan menjelang asesor datang kehidupan kantor berubah menjadi kantor yang menyiapkan bejibun administrasi.

Pada hari yang sudah ditentukan asesorpun datang. Semuanya tersenyum. Asesor puas. Pimpinan puas. Warga puas. kepuasan yang disebebkan oleh hal yang berbeda. Asesor puas karena sakunya menebal. Pimpinan puas karena hasil akreditasinya "A". warga puas karena "bucat bisul".

Apakah akreditasi A sesuai dengan keberadaan lembaga itu? Mengapa untuk akreditasi A bisa disiapkan hanya dalam waktu satu atau dua bulan?

ini semua terjadi karena akreditasi hanya memotret kelengkapan administrasi yang berhubungan dengan kinerja dua tahun terakhir. Andai saja akreditasi dilakukan dengan benar, visitasi jangan hanya dilakukan pada saat akan penilaian. Visitasi dilakukan secara bertahap dan periodik, perempat bulan atau per tiga bulan selama dua tahun masa penilaian. Dengan seperti ini nilai kareditasi bisa menjadi potret lembaga yang bersangkutan. Akreditasi A bagi lembaga berarti lembaga tersebut nyaman secara fisik, kinerja, dan semuanya.

Namun hasil akreditasi yang ada sekarang masih berupa potret buram.

Ah. Andai saja.