Rudianto, M. Pd.

Rudianto, M.Pd. pernah menjadi guru SMP dan SMK. Pernah menjadi Tentor Primagama. Pernah menjadi Dosen. Pernah bergabung dengn USAID Prioritas sebagai fasilitat...

Selengkapnya
Navigasi Web

KARNO DAN MIMPINYA

Jarum jam manunjukkan pukul 02.14 ketika Karno terjaga dari tidurnya. Suasana sangat sepi. Malam menggigil setelah sejak senja diguyur hujan. Karno turun dari tempat tidur dengan perlahan. Ditatapnya Hesti, istrinya dengan penuh cinta. Hesti sangat lelap dan tenang tidurnya. “Pasti instriku tercinta kelelahan setelah aktifitas seharian yang padat.

Karno membuka pintu kamar dengan perlahan. Dia tidak mau mengganggu dulu Hesti yang sedang lelap. Karno masuk ke kamar Andi, anak ke-3 mereka yang baru berumur lima tahun. Anak yang mereka sayangi. Diperbaikinya selimut Andi sepaya tidurnya semakin tenang. Lalu diciumnya pipi Andi penuh kasih. “Ayah menyayangimu. Jadilah kau lelaki yang hebat anakku” bisik Karno. Lalu Karno meninggalkan Andi dengan perlahan.

Karno pindah masuk ke kamar Sifa, anak ke-2 mereka. Melihat Sifa berarti melihat Hesti. “Kau juga kelak akan menjadi seperti Ambu, pintar, cerdas, gesit, hebat, penyayang, penyabar, penuh kasih, dan luar biasa anaku” bisik Karno sambil membelai rambut Sifa. Ditinggalkanya kamar Sifa dengan tatapan penuh kasih.

Karno naik ke lantai dua rumahnya. Karno masuk perlahan ke kamar Danang, anak pertama mereka. Danang sudah sekolah kelas 11 SMA. Karno membereskan peralatan sekolah Danang yang masih berserakan. Lalu Karno duduk di tempat tidur didekat Danang. “ Kau hebat seperti ayah anaku.” bisik Karno sambil memegang bahunya perlahan.

“Uaaah!! Ada apa ayah?” Danang terjaga.

“Ga ada apa-apa. Ayah hanya melihatmu, anakku. Tidurlah lagi, ini masih malam.” Kata Karno

“Ayah ga tidur?” tanya Danang.

“ Ayah baru bangun tidur.” Lalu karno memperbaiki letak selimut Danang dan meninggalkan Danang yang kembali tidur.

Karno mampir dulu ke kamar mandi. Gosok gigi lalu ambil air wudhu. Diserahkanya semua jiwa, raga, harta, dan semua kenikmatan yang diraihnya kepada Sang Pencipta. Dua rakaat yang begitu mudah, Karno dirikan. Dipanjatkannya doa-doa untuk orang-orang yang dikasihinya, Hestin Danang, Sifa, dan Andi.

Sejenak Karno beranjak menuju kamarnya perlahan. Didekatinya Hesti, Dibelai hati-hati rambutnya, dicium keningnya perlahan. Dibisikannya kata-kata, “Ambu, ayah sangat menyayangimu.”

Hesti sejenak terbangun, tersenyum. “Ayah.” Bisik Hesti mesra.

“Iya Ambu, sayang.” Bisik Karno sambil sekali lagi mencium kening Hesti.

“Ayah sudah sholat malam?” Tanya Hesti.

“Alhamdulilah sudah. Mohon maaf ayah sudah mengganggu Ambu untuk mengajak sholat malam bersama.” Karno sambil berkata memeluk Ambu.

“Iya ayah. Ambu juga mau sholat malam. Tapi Ambunya gendong ke kamar mandi!” Hesti memeluk Karno sambil berbisik manja. Karno membopong Hesti dengan penuh kemesraan.

Sungguh keindahan yang sempurna.

Mereka berdua masuk kamar mandi, bersih-bersih, berwudhu, dan sebagainya. Lalu mereka menuju mushola rumahnya untuk bersama-sama menyerahkan semua beban hidup dan melaporkan semua kebahagiaan hidup kepada Alloh yang Maha Sempurna dalam segalanya.

Sebentar lagi adzan shubuh berkumandang. Mereka beranjak dari mushola. Mereka bersama masuk kamar mandi, Karno membukakan pakaian Hesti dan Hesti membukakan pakaian Karno. Mereka mandi bersama. Karno membasuh semua badan Hesti lalu melumurinya dengan sabun. Begitupun Hesti membasahi badan Karno lalu melumurinya dengan sabun, Mereka sangat mesra. Masya Alloh, Alloh begitu baik dengan kasih sayang yang diberikan kepada umatnya.

Hesti lebih dulu keluar kamar mandi. Dia dengan sigap menyiapkan semua pakaian untuk sholat shubuh suaminya, Karno. Karno memang terbiasa sholat shubuh di masjid. Dengan manja Karno minta Hesti untuk memasangkan baju dan mengancingnya. Karno pamit menuju masjid.

“Assalamualaikum, Ambu. Hati-hati di rumah ya sayang!” perkataan Karno menunjukkan kecemasan seolah-olah dia akan pergi jauh.

“Waalaikum salam Ayah. Ayah juga hati-hati! Cepat pulang, Ambu akan menyiapkan sarapan untuk ayah” Hesti mengantarkan Karno sampai di pintu.

Hesti segera pergi ke dapur persiapan membuat sarapan sambil menunggu adzan Shubuh. Begitu adzan berkumandang, Hesti segera sholat Shubuh, khusuk dan ikhlas. Sejenak kemudian Hesti menyiapak sarapan kesukaan Karno.

Tak berapa lama anak-anak mereka, Danang, Sifa, dan Andi bangun. Mereka sibuk melakukan aktivitas pagi hari.

Bersambung……….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hidup karno.......

14 Nov
Balas

Bismillah

14 Nov

kalau karno mati tidak bisa beraktifitas lagi bu. HIDUP RUDIKARNO

14 Nov
Balas

Hahaha. Saya tahu maksudnya.

14 Nov

Ayo Pak Harsono tebakannya benar gak ya ???? Gimana caranya bikin cerita jangan mudah ditebak endingnya.

14 Nov
Balas

Mengingatkan pada film basic insting

14 Nov

Ayo Pak Harsono tebakannya benar gak ya ???? Gimana caranya bikin cerita jangan mudah ditebak endingnya.

14 Nov
Balas



search

New Post