Rudianto, M. Pd.

Rudianto, M.Pd. pernah menjadi guru SMP dan SMK. Pernah menjadi Tentor Primagama. Pernah menjadi Dosen. Pernah bergabung dengn USAID Prioritas sebagai fasilitat...

Selengkapnya
Navigasi Web
KLINIK BACA BERBASIS SUGESTOPEDIA

KLINIK BACA BERBASIS SUGESTOPEDIA

Membaca merupakan salah satu keterampilan dasar yang paling utama dalam pendidikan. Hal tersebut dikarenakan dalam memahami pesan yang disampaikan sebuah tulisan, keterampilan membaca sangat diperlukan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, keterampilan membaca menjadi prioritas utama. Pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, membaca menjadi tahapan pertama dalam pembelajaran.

Kemampuan membaca siswa merupakan dasar yang menjadi penentu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik seringkali mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam menangkap dan memahami informasi yang terdapat dalam buku-buku pelajaran, ataupun sumber-sumber penunjang belajar lainnya siswa harus mampu membaca dengan baik.

Salah satu program dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa adalah adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang menjadi populer semenjak diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah satu kegiatan wajib dalam peraturan itu adalah menggunakan 15 menit sebelum jam pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran (setiap hari). Beberapa daerah bahkan mengadakan Deklarasi Gerakan Literasi.

GLS yang dipelopori oleh Jawa Barat dengan WJLRC-nya berharap dapat memberikan angin segar terhadap perubahan bangsa Indonesia. GLS diharapkan mampu mengubah cara pikir, cara sikap, cara pandang, cara rasa, bahkan cara cipta dan cara karya bangsa Indonesia.

Berdasarkan Buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, GLS memiliki sasaran kegiatan kepada aspek membaca pemahaman. Aspek utama pada membaca pemahaman akan membuat siswa yang belum bisa/lancar membaca akan terabaikan. Sementara faktor utama dan pertama yang mempengaruhi membaca pemahaman adalah kelancaran. Dalam buku tersebut tercantum bahwa bagi siswa SMP akan dikatakan mampu membaca pemahaman apabila KEM-nya berkisar antara 140 – 175 kata permenit sementara untuk siswa SD KEM berada pada kisaran 80 – 140 kata permenit.

Pada kenyataannya, masih banyak siswa pada satuan pendidikan tingkat SMP yang belum lancar membaca, bahkan sama sekali belum bisa membaca dengan baik. Hal ini tentu saja merupakan sebuah permasalahan yang harus segera ditangani dan mendapat perhatian berbagai pihak. Kalau di SMP ada siswa yang belum bisa membaca, di SD tentu saja jumlahnya jauh lebih banyak. Berdasarkan Pemberitaan Radar Cirebon edisi 12 Mei 2017 ada 447 siswa SMP di Kabupaten Cirebon yang belum bisa membaca. Pada Radar Cirebon edisi 19 Mei 2017 ada 13.003 siswa SD di Kabupaten Cirebon yang belum bisa membaca. Penulis perkirakan siswa SD dan SMP yang belum bisa membaca bukan hanya ada di Kabupaten Cirebon. Kabupaten/kota yang lain juga ada namun belum terdeteksi.

Terdapat beberapa faktor penyebab permasalahan tersebut, diantaranya adalah sistem pengajaran yang belum tepat, kurangnya perhatian dari orang tua, latar belakang siswa dalam kelurga, siswa memiliki permasalahan dalam diri (disabilitas), serta adanya keterpaksaan untuk meluluskan siswa di tingkat SD walaupun siswa tersebut belum bisa membaca dengan baik. Tetapi, langkah yang terbaik untuk ditempuh adalah bukan hanya mencari faktor penyebab atau letak kesalahan semata, melainkan menemukan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya.

Untuk mengatasi permasalahan siswa yang belum bisa membaca sudah dilakukan dengan Program Klinik Baca yang sudah dilakukan oleh Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon yang bekerja sama dengan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Cirebon dan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Untuk mengatasi masalah ini agar tidak berlanjut, maka pengobatan harus dilakukan di SD. Pengobatan di SD harus menggunakan pendekatan yang lebih halus. Klinik Baca Berbasis Sugestopedia adalah solusinya.

Apa sugestopedia? Sugestopedia adalah suatu metode pembelajaran efektif yang menggunakan sugesti, musik, dan kata-kata positif untuk menciptakan suasana yang menggembirakan, rileks, dan didalamnya dapat memberi kesan-kesan yang positif.

Untuk memperoleh sugesti yang maksimal, sugestopedia harus memperhatikan faktor sugesti yang utama. Faktor sugesti yang utama meliputi : pendekatan yang digunakan, kewibawaan, prestise(martabat) dan wewenang guru yang menerapkan pendekatan itu, kepercayaan dari pihak siswa terhadap pendekatan gurunya, komunikasi, dan seni (musik).

Agar mendapatkan pengaruh sugesti yang maksimal, pada pelaksanaan metode sugestopedia harus memperhatikan kompunen utama metode sugestopedia. Kompunen utama metode sugestopedia terdiri dari kekuasaan atau otoritas guru, siswa dibuat seperti kanak-kanak (infantilisasi), sumber belajar ganda, intonasi, irama, dan sikap yang santai.

Adapun tahapan-tahapan Metode Sugestopedia menurut Lozanov sebagai berikut. Pertama, Presentasi. Dalam tahap ini siswa dibuat rileks dan diberi sugesti positif (saran bukan hipnotis) bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.

Kedua, Aktif konser. Kegiatan yang aktif antara guru dan murid dalam belajar. Aktif konser digunakan untuk memperkenalkan materi kepada para pelajar selagi musik diputar sebagai latarnya, biasanya dengan musik klasik atau romantik.

Ketiga, Pengulangan pasif. Guru memberi kesempatan siswa untuk memahami apa yang dipelajari dalam tahap aktif konser. Alunan musik dapat deperdengarkan dalam tahap ini.

Keempat, Latihan. Dapat digunakan permainan, untuk mengulang dan menggabungkan apa yang dipelajari.

Apabila metode sugestopedia digunakan untuk mengobati siswa yang belum bisa membaca maka penulis sebut metode ini Klinik Baca Berbasis Sugestopedia. Dalam pelaksanaannya Klinik Baca Berbasis Sugestopedia dapat memiliki tahapan sebagai berikut. Pertama, diagnosis. Pada tahap ini permasalahan membaca siswa harus dipahami. Paling tidak ada tiga kelompok permaslahan yaitu karena siswa kurang percaya diri, karena kesalahan pembelajaran membaca permulaan, dan siswa yang tidak memiliki motivasi.

Kedua, Persiapan tempat. Untuk mendapatkan efek sugesti yang kuat, tempat harus ditata sedemikian rupa, paling tidak tempat yang digunakan harus memiliki syarat sebagai berikut yaitu representatif, bersih, harum, ada bunga, penuh warna, ada gambar, ada musik, dan tempatnya nyaman.

Ketiga, persiapan bahan. Bahan latihan membacanya harus dipersiapkan dengan baik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyiapkan bahan yaitu; Akomodir semua permasalahan membaca yang dialami oleh siswa dalam bahan bacaan (buku atau modul), Bacaan lebih baik kalau berupa cerita yang memotivasi, Bacaan (cerita) harus yang sesuai dengan dunia anak.

Keempat, pelayanan/terapi. Pelayanan atau terapi yang dilakukan harus ramah, sampaikan kata-kata motivasi, sampaikan kata-kata sugesti positif (membaca itu mudah, membaca itu menyenangkan), hindarkan pernyataan membaca itu berat atau sulit, wujudkan komunikasi seolah-olah antara orang tua dan anak, lakukan secara terjadwal dan berkala.

Kelima, evaluasi. Evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui kemajuan keterampilan membaca siswa. Alat evaluasi yang digunakan bisa berupa pengukur KEM (Kemampuan Efektif Membaca).

Siapa pelaksana Klinik Baca Berbasis Sugestopedia? Yang tepat melaksanakan ini adalah guru kelas untuk SD dan wali kelas/guru Bahasa Indonesia untuk SMP. Sebab wali kelas dan guru kelas sangat paham kondisi dan latar belakang siswanya. Semoga Klinik Baca Berbasis Sugestopedia bisa mengatasi permasalahan membaca di sekolah.

Penulis adalah Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon dan penggiat literasi mengajar di STIKES Muhammadiyah Cirebon

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post