Ruhiman

Pengajar di MTsN 2 Bandung Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mau Kerja Apa? (5)

#TantanganGurusiana hari ke-49

Suatu hari ada pegawai desa mendatangiku. Entah, mau apa tujuannya. Ternyata menyampaikan surat panggilan wawancara kerja. Oh, ya... petugas kantor pos cukup menitipkan ke kantor desa bila ada surat untuk warga, tak sampai mendatangi langsung ke alamat yang dituju. Entah kenapa begitu. Surat lamaran kerjaku ada yang nyangkut juga. Dua hari lagi harus datang ke alamat yang tertera pada surat tersebut. Alhamdulillah, semoga ini jadi penghapus status pengangguranku. Gembira? Pastinya. Meski keraguan tetap enggan pergi dari pikiranku.

Beberapa kali kubaca ulang surat panggilan wawancara itu. Namun, belum kuberitahukan pada siapa pun. Khawatir tak cocok dengan selera kerjaku. Hehe.... Tampaknya perusahaan baru. Ada kata "perusahaan berkembang" yang bergerak pada bidang investasi. Ah, jadi timbul perasaan minder. Aku hanya lulusan SMA tanpa keahlian khusus. Kalau pun diterima paling bagian disuruh-suruh gitu. Tapi, coba aja dulu. Siapa tahu tebakanku meleset. Dua sisi hatiku saling menimpali.

Pagi-pagi selepas Subuh aku tak tidur lagi seperti biasanya. Kupilih kemeja terbaik yang kupunya dengan celana katun hitam. Orang tuaku tak terlalu detail bertanya maksudku hari ini. Mungkin mereka sudah dapat menebak tujuanku hari ini: cari kerja. Kurang dari sejam perjalanan ke tempat yang kutuju. Kenyataan yang kontras dengan dugaanku. Kantor yang tertera di surat itu kubayangkan bangunan sangat besar bertingkat. Kenyataannya, hanya sebuah rumah pinggir jalan yang kuduga disewa untuk sementara waktu. Ada lima orang senasib yang berkumpul di depan kantor itu. Setelah menunggu setengah jam, kami memasuki kantor itu. Beranda rumah yang didesain seperti tempat rapat. Bukan satu persatu kami diwawancarai tetapi bareng-bareng. Dari lima senasib itu, satu yang berlanjut siap kerja. Aku termasuk empat yang menolak pekerjaan ini. Dari penjelasan seorang lelaki pewawancara kami diketahui bahwa perusahaan itu tak langsung menerima kami sebagai pegawai tetap. Harus menjalani trainning terlebih dahulu. Bukan trainning itu yang kami takuti. Kami diminta menawarkan kartu discount belanja dalam waktu dua bulan dengan target 10 wajib terjual. Sepertinya mudah. Hal terakhir ini yang bikin kepalaku pening. Kami harus menyimpan uang jaminan kerja dengan ketentuan akan hangus bila target 10 penjualan kartu tak tercapai. Beratnya, itu lewat perjanjian tertulis di atas meterai. ***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post