#Tantangan Hari ke-198

#TantanganGurusiana

Setiap pagi Kemiti seera bersiap membuat rumah idaman. Ia terbang naik turun membawa tanah liat. Setelah berhari-hari jadilah rumah yang bisa digunakan untuk berlindung. Ciko senang melihat perjuangan Kemiti menyelesaikan rumah dengan kemandirian.

“Wah hebat kau Kemiti, rumahmu sudah jadi, selamat ya,” ucap Ciko.

“Terima kasih Ciko, kau telah membantuku,” jawab Kemiti. Percakapan Ciko dan Kemiti disimak oleh Piko, cicak ya ng biasa berkeliaran di sekitar itu.

“Wow, rupanya ada penghuni baru,” ucap Piko.

“Iya, kenalkan namaku Kemiti,” jawab Kemiti.

“Kau membuat rumah tanpa ijinku,” ucap Piko dengan sombong.

“Maaf Piko, kemarin aku sudah ijin dengan Ciko, karena yang disini hanya ada Ciko,” jawab Kemiti.

“ Iya Piko kemarin sudah minta ijin kepadaku, karena kau sedang pergi,” sambung Ciko.

“Terserahlah, tapi jangan salahkan aku jika suatu saat rumah tawon itu rusak,” ujar Piko.

“Piko, Kau jangan egois, lokasi ini milik bersama, jadi tidak masalah siapa pun tinggal di sini,” sambung Ciko.

“Jangan jadi pahlawan kamu Ciko,” jawab Piko sambil merambat pergi.

“Bagaimana ini Ciko, sepertinya temanmu tidak suka aku tinggal di sini,” ucap Kemiti sambil merasa bersalah.

“Tenang sahabatku, semoga Piko bisa terbuka hatinya dan bisa menerimamu di sini,” sahut Ciko menenangkan Kemiti. Piko punya niat tidak baik dan berkeinginan untuk merusak rumah Kemiti. Bagaimana kisah berikutnya, apa yang akan dilakukan Piko. Simak cerita ini berikutnya.

Salam literasi, tetap semangat dan semoga sehat selalu

Bantul, 13 Juni 2021

Rujinem, SMAN 1 Srandakan Bantul DIY