Rukayah

Rukayah itu namaku, lahir di kota Magetan yang asri pada 21 Juli 1976, SDN Kediren 2 langkah awal mengenyam pendidikan pada usia 8 tahun, melanjutkan ke M...

Selengkapnya
Navigasi Web

Wasiat

WASIAT UNTUKMU

Disebuah pinggiran kota , seorang kakek kira-kira berumur 70 tahun memandang alam sekitarnya dengan penuh kerisauan. Dia membayangkan masa kecilnya yang indah, bermain disungai dengan ikan-ikan yang seakan-akan ikut berenang denganya. Udara yang segar bertiup sepoi-sepoi dan daun-daunpun ikut menari diterpa lembutnya angin , ketika hujan turun pada malam hari, terdengarlah alunan musik alam yang indah saling bersautan sebagai penghantar tidur dengan mimpi-mimpi yang indah, namun sekarang keadaan tersebut sangat jauh berbeda dengan masa kecilnya, tak ada lagi ikan disungai yang ada hanya buih putih limbah pabrik dan tumpukan sampah, tak ada lagi belut di sawah yang ada hanya yuyu yang kekurangan makanan, tak terasa air mata kakek basah dan akhirnya air mata pun jatuh membasahi bumi..

Tiba-tiba dia dikejutkan dengan suara cucunya,”kek kok melamun, apa yang kakek pikirkankan dan mengapa kakek menangis…?”

Ooh…. nak Faiz, kakek hanya membayangkan masa kecil kakek yang indah dengan alam yang sangat bersahabat…, namun sekarang mengapa alam seakan-akan tidak mau bersahabat pada manusia lagi, apakah alam sudah tidak setia pada kita ya nak…? mungkin kakek dan generasi kakek juga ikut berpartisipasi terhadap kemarahan alam ini? ,” kata kakek Faiz dan tak terasa si kakek meneteskan air mata.

“ooo…gitu ya kek…tapi saya yakin kakek tidak bersalah buktinya kakek selalu setia pada alam? Faiz juga merasakan perubahan yang begitu cepat, umur Faiz sekarang 15 tahun, tapi semakin dewasa keadaan alam semakin susah diprediksi, banyak tanah longsor, banjir, pemanasan global dan bencana alam yang lain ,dahulu waktu kecil Faiz suka mencari ikan dan mandi di sungai ,tapi sekarang….jangankan ikan mau mandi dan berenang disungai Faiz takut, karena yang ada hanya buih-buih limbah pabrik dan air yang keruh dan berbau, disawah keadaannya pun tidak jauh berbeda kek…? pada masa kecil saya disawah masih banyak belut, hanya dengan alat yang sederhana bisa menangkap belut, tapi sekarang terkena lumpur disawah badan saya sudah gatal-gatal karena petani sekarang banyak menggunakan obat dan pupuk kimia,ketika musim kemarau banyak daerah yang kekurangan air” kata Faiz sambil memandang ke awan.

Mendengar kata-kata cucunya, terasa sesak dadanya, dia membayangkan bagaimana masa depan anak cucunya 20 tahun yang akan datang bila dia sudah tidak ada lagi.

“kek kok melamun lagi…., ayo kita pulang sudah sore , jangan dipikirkan terlalu dalam kek…nanti kakek sakit lagi,” ajak Faiz sambil menggandeng tangan kakeknya.

“iya nak ayo kita pulang, kita mandi dan sholat asar, memohon kepada Allah agar alam mau bersahabat dengan kita lagi ya nak….? Kata kakek lirih.

“baik kek…., kata Faiz sambil menuntun kakeknya.

Pada keesokan harinya , terlihat kakek membawa beberapa bibit buah-buahan untuk ditanam, ada buah mangga, buah durian, kelengkeng , rambutan dan masih banyak lagi. Kakek mulai membuat lubang dengan cangkul untuk menanam pohon buah-buahan tersebut.

“ hehehe….kek Faruq…! buat apa kakek bersusah payah menanam pohon buah-buahan itu, toh nanti kakek tidak dapat menikmatinya karena baru 10 tahun lagi baru bisa berbuah, kalau mau buah kita tinggal menyuruh cucu dan anak kita membelikan di pasar, mengapa harus susah menanam pohonnya…” kata Paijo teman kakek yang kebetulan melintas.

“ waaah Jo…Jo kamu itu lihat orang sedang kerja tidak membantu malah mengomentari, ayo sini bantu aku…! Kata kakek sambil tetap tersenyum

“ iya….iya sini Paijo bantu…., apa sih tujuan kakek menanam buah-buahan ini, kan kakek tidak bisa menikmati buahnya…? Tanya Paijo lagi.

“ gini Jo disisa umurku aku ingin berbuat baik, coba kamu lihat lingkungan kita, panas, banjir dan tanah longsor di mana-mana banyak menelan korban….walau aku tidak dapat menikmati pohon yang aku tanam ini, namun anak cucuku kelak bisa menikmatinya ,beramal tidak hanya ibadah yang ritual saja to…menanam pohon juga bisa menjadi amal kita juga…kita berhutang nyawa dengan pohon lo Jo… ” Jawab kakek Faruq.

“ lo….kok kita berhutang nyawa sama pohon kek…dan memangnya pohon mempunyai nyawa banyak..? kata Paijo

“ iya…Jo kita memang berhutang nyawa dengan pohon, bayangkan bila Allah tidak menciptakan pohon di dunia ini bagaimana kita bisa bernafas, pohon menyerap karbondioksida yang kita hembuskan dan kita menghirup oksigen yang dikeluarkan,pohon bisa menyerap air ketika hujan, dan menyimpan air, kalau kita cermati daerah yang masih banyak pohonnya udaranya segar, air melimpah dan kita dapat bernafas dengan lega, kamu bandingkan dengan kota besar Jakarta, Bandung, Bogor dan kota-kota besar lainnya, bila hujan tiba banjir tidak dapat dihindari banyak keluarga yang mengungsi, air seakan-akan marah tak terkendali, gedung yang tinggi tidak mampu menahan air, hanya pohon yang bisa menahan air, disamping itu udara di kota sangat panas, betul tidak…, jadi…, sekecil apapun yang kita lakukan terhadap alam akan bermanfaat bagi manusia”. Kata kakek sambil mencangkul

“ iya juga ya kek…tapi kek disini kita menanam pohon sementara diluar sana banyak yang menebang pohon, percuma dong kek kita capek-capek menanam pohon….? Kata Paijo

“ itulah kenyataannya…namun kalau kita dan semua orang berfikir seperti itu maka apa yang terjadi bumi? Oleh karena itu kita harus mengawali dari kita sendiri bahwa yang kita lakukan dimasa kini akan berakibat dan dirasakan anak cucu kita, banyaknya bencana di negara kita adalah buah dari perbuatan manusia itu sendiri karena mereka tidak memikirkan masa depan generasi mereka,mereka egois hanya memikirkan kepentingan dan kenikmatan yang sesaat tanpa memikirkan akibat yang dirasakan anak cucu mereka, bukanlah Allah menciptakan alam ini begitu sempurna dan seimbang mengapa kita harus merusak keseimbangan itu..!! kita harus tanya diri kita apakah kita berperan dalam kerusakan alam ini..? bila ia bagaimana kita menebus kesalahan itu? Kata kakek

“ ooo…gitu ya kek…. Saya sekarang sadar kek sedikit apapun yang kita lakukan terhadap alam akan bermanfaat atau membawa bencana bagi alam, berarti Paijo juga akan memperbaiki kesalahan saya, kalau dulu tidak peduli terhadap alam, mulai sekarang saya berusaha bersahabat dengan alam dengan cara menjaganya…betul tidak kek pendapat saya..? ungkap Paijo

“ wah pinter juga kamu Jo….? Jawab kakek

“ siapa dulu…Paijo sahabat alam…he..he…? kata Paijo sambil menepuk dadanya

“ iya…iya bagus, berarti kamu punya tugas baru…? Kata kakek

“ tugas apa lagi kek…!

“ menularkan virusmu….? Kata kakek

“ virus apa kek, saya kan tidak punya penyakit yang menular, kakek ini ada-ada saja? Tanya paijo penasaran.

“Jo…jo bukan virus penyakit tapi virus semangatmu itu, yang ingin menjadi sahabat setia alam itu lo….ingin tambah pahala lagi tidak…? Kata kakek.

“Ooo…gitu to kek kalau itu saya siap, saya akan kampanye selamatkan dunia, tanam pohon, jangan buang sampah sembarangan..tapi masih ada yang mengganjal kek mengapa banyak harimau, kera dan gajah banyak masuk ke desa-desa dan merusak tanaman penduduk ? jawab Paijo penasaran.

“ ya…, itu karena habitat mereka semakin sempit, yang berakibat makanan semakin langka, karena ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, illegal loging akhirnya mereka mencari makanan di desa-desa” jawab kakek

“ ooo…begitu ya kek, berarti kita juga berhutang sama hutan juga dong kek….?

“iya…hutan adalah paru-paru dunia, bayangkan jika manusia tidak punya paru-paru apa yang terjadi….?

“ mati kek…?

“betul… seratus buat Paijo eh…eh tapi pohonnya ditanam jangan berdiri saja, katanya tadi mau membantu…?

“ oya…sampai lupa, ayo kita tanam pohon kek…!!! Kata Paijo.

Ditengah mereka asyik sedang menanam pohon, datanglah Faiz dari pulang sekolah.

assalamu ‘alaikum Kakek dan Pakde Paijo,…? Salam Faiz

walaikumus salam warohmatullah wabarakatuh…!! Jawab Kakek dan Paijo serentak.

“ sudah pulang to nak ..? kata kakek

“ iya kek…lo kek….kakek kan belum sehat betul kok menanam pohon….? Kata Faiz

“ tidak apa-apa kan di bantu pakdemu Paijo”…jawab kakek

“ iya mas Faiz, kakekmu memang luar biasa semangatnya, Pakde jadi tersadar akan pentingnya kita menjaga persahabatan dengan alam,…? Kata Paijo

“ Faiz ganti baju dulu ya kek, dan kakek dan Pakde istirahat dulu juga biar Faiz yang meneruskan nanti..? kata Faiz

“ iya nak… Jo kita istirahat dulu dan makan siang ibunya Faiz dah menyiapkan makan siang buat kita semua” kata kakek

“ wah kalau makan Paijo siap kek..” kata Paijo.

Akhirnya ketiganya menuju rumah, membersihkan diri dan makan siang bersama dirumah kakek Faiz, dengan lauk yang diambil dari alam.

“ wah….kelihatannya makanan ini lezat sekali….ikannya segar-segar punya kolam sendiri to…dan sayur asemnya hem….segar…!!tak sabar ingin segera mencicipinya? Tanya pak de Paijo.

“ iya kebetulan tempat tinggal saya di desa pakde disana ada kolam lele, nila dan gurami, dan sayur-mayur ini juga dari kebun sendiri” jawab Fauziyah ibu Faiz..

“ enak ya tinggal didesa, bisa berkebun sesuai selera kita, udara yang segar, dan air yang segar kapan-kapan bisa main kesana menghilangkan penat, “ keluh Pakde Paijo

“iya pak de, namun desa sekarang juga sudah mulai tercemar, kebanyakan petani sekarang suka yang instan, kalau mereka memupuk tanamam mereka menggunakan pupuk kimia dengan jumlah yang tidak sesuai dengan aturan, bagi mereka yang penting dapat hasil yang banyak tanpa memikirkan akibat terhadap tanah, ya memang dua tiga tahun hasilnya bagus, namun karena tidak seimbang maka ketika musim tanam banyak yang kena penyakit, kena wereng lah, naik haji, dan sebagainya” kata Fauziyah

“kok tanaman naik haji” kata Paijo bingung

“ itu lo Jo…ketika habis tanam baik jagung maupun padi jadi putih kena jamur, biasanya yang serba putih kan sudah haji…..? timpal kakek sambil tersenyum.

“ iya pak de…dan kalau sudah terkena itu tidak bisa diobati harus di potong dan dibakar, biar tidak menular….” Tambah Fauziyah

“oooo….ha…ha…ha…gitu ada-ada saja istilah sekarang saking banyaknya penyakit….dan tanaman juga mempunyai penyakit menular seperti manusia” Kata Paijo sambil tertawa.

“ ya sudah kek dan Pak de mari makan, kasihan makananya sudah menunggu lagian perut sudah bernyanyi, nak Faiz ayo kita makan bersama-sama” kata Fauziyah

“ya…ya…ayo santap…!!!” kata pak de Paijo

“iya ma….” Jawab Faiz

“jangan lupa berdoa lo….kita bersyukur sampai hari ini kita masih menikmati makanan yang lezat dan bergizi dari alam yang segar….? ajak kakek.

Mereka semua makan dengan penuh syukur kepada Allah sang pencipta yang telah menganugerahkan alam yang begitu indah terhadap manusia dengan rantai makananya yang berjalan secara teratur, keseimbangan ekosistemnya dan , namun dibenak mereka ada kekhawatiran apakah nanti anak cucu mereka bisa merasakan saat-saat seperti ini, karena banyak manusia yang tidak bertanggungjawab merusak alam yang begitu indah.

“terimakasih semua atas makanan yang lezat ini, Pakde Paijo mau pamit, mau kampanye” kata pakde Paijo

“mau kampanye apa pak de, memangnya pakde mau jadi wakil rakyat , hebat pakde Faiz akan pilih pak de, tapi kan habis pemilu dan pilkades kok baru kampanye” tanya Faiz bingung.

“iya nak pak de akan menjadi wakil rakyat namun tidak dibayar, yang membayar nanti anak cucu pak de dan Allah tentunya…!! Jawab Pakde

“ maksud pakde…? Kata Faiz

“ pak de mau kampanye tentang keselamatan lingkungan dan menanam pohon itu nak…istilah apa ya…. yang pakai bahasa Inggris itu …. seperti di TV…one-one…..gitu lo ? Kata Pak de

One man One tree pak de….he..he!

“ betul seratus buat nak Faiz, pintar … karena kata kakek kita berhutang nyawa dengan pohon…..ya sudah saya mau pulang dulu ya asslamu’alaikum….!”Pamit pak de Paijo

wassalamu’alaikum warahmatullah” jawab mereka serentak.

“Faiz akan melanjutkan menanam pohon yang tadi ya kek…kakek istirahat dulu..” kata Faiz.

“iya nak….? Jawab kakek

Hari terus berjalan dan tanaman kakek sudah mulai tumbuh dengan subur, setiap hari kakek menyirami dan memupuknya dengan telaten dibantu oleh cucunya Faiz. Usia yang semakin bertambah kondisi tubuh kakekpun semakin rapuh, yang pada akhirnya kakek jatuh sakit. Semua keluarga sedih, pak de Paijo dan para tetangga juga menjenguk. Pada suatu hari keluarga dipanggil oleh kakek, mereka semua berkumpul dengan rasa sedih, karena waktu kakek semakin dekat, usianya sudah 80 tahun, dimana rata-rata diusia seperti kakek sudah banyak yang sudah tiada, kakek sudah diberi bonus oleh Allah , mungkin salah satu sebab kakek panjang umur beliau selalu berbuat kebaikan demi kepentingan umat, beliau tidak pernah marah, selalu tersenyum, tidak mempunyai rasa iri hati. Di akhir hidupnyapun kakek ingin membuat amal kebaikan dengan menanam pohon, walau kakek tahu tidak bisa menikmati hasilnya, kakek yakin menanam pohon termasuk amal jariyah, bisa menikmati walau sudah tidak ada di dunia ini.

“ anakku Fauziyah dan cucuku Faiz yang kakek sayangi dan cintai…….? Kata kakek terbata-bata.

“ iya kek….ada apa…? Jawab mereka, dengan suara serak, air mata tak mampu mereka bendung.

“kakek mau pergi jauh….kakek ingin bersama nenekmu disana, kembali ke pangkuan Allah,…? Kata kakek lirih.

“kakek jangan berkata begitu….Faiz masih ingin bersama kakek, ingin belajar banyak lagi dengan kakek….”

“ nak Faiz sebelum kakek pergi ada sesuatu buat Faiz, tolong bantu kakek ya nak….? Kata kakek sambil menyerahkaan kotak.

“ iya kek……hu…hu…hu…? Faiz menangis tersedu-sedu

“ jangan menangis nak….biarkan kakek pergi dengan tenang, ikhlaskan….? Hibur Fauziyah ibunya.

“iya nak… biarkan kakek pergi…..kakek yakin nak Faiz bisa melaksanakan amanah kakek nanti…..laa ilaha illallah Muhammad rasulullah….? Ucap kakek

innalillahi wa inna ilaihi rojiuun…….? Mereka serentak menjawab, melepaskan kepergian Kakek Faruq.

Setelah pemakaman selesai, Faiz dan ibunya pulang kerumah dan membuka kotak yang diberikan kakek, ternyata isinya adalah sebuah surat, Faiz membaca dengan pelan-pelan dan hati-hati.

Assalamu’alaikum wr.wb

Teruntuk cucuku yang tersayang…nak Faiz setelah kakek pergi tolong teruskan cita-cita kakek , kakek merasa bahwa generasi kakek ikut menyumbang kerusakan alam ini ,saya tidak menginginkan anak cucu kakek hidup di alam yang sudah rusak, dimana tidak ada air karena hutan sudah berubah menjadi hunian manusia dan pabrik , kalau masa kakek, bisa minum air sepuasnya, jangan sampai anak cucu kakek hanya bisa menikmati air yang keruh dan berbau karena limbah pabrik dan limbah rumah tangga.

Nak…..kakek takut anak cucu kakek tidak dapat menikmati bagaimana rasanya naik sepeda motor, mobil, kapal dan pesawat terbang, karena ketiadaan bahan bakar, karena bahan bakar telah habis…..kakek juga takut anak cucuku tidak bisa menikmati enaknya nasi,singkong,jagung dan sayur mayur lainnya, karena ketiadaan tanah untuk bercocok tanam,karena tanah sudah ditanami gedung dan pabrik,

Nak….kakek juga takut kalau nanti kamu dan generasimu tidak bisa menghirup udara yang segar karena pohon tidak lagi mengeluarkan oksigen karena semua pohon ditebang manusia dijadikan rumah dan perabotnya.

Untuk itu….kakek hanya bisa berpesan sebelum semua terjadi pada anak cucu nak Faiz….karena masih ada waktu untuk menyelamatkan bumi….bila suatu saat engkau jadi wakil rakyat jangan hanya berfikir tentang bagaimana memperjuangkan hak rakyat, namun berfikirlah juga untuk memperjuangkan keselamatan alam ini.

Jika kamu nanti menjadi rakyat jangan sibuk mencari kesalahan pemimpinmu, namun berfikirlah bagaimana kamu bisa bermanfaat untuk sekitarmu termasuk lingkunganmu. Bila suatu saat engkau jadi penegak hukum, berbuatlah adil pada manusia dan alam.

Kakek tidak dapat meninggalkan harta yang banyak, namun kakek hanya meninggalkan tanah dan pohon, jaga mereka seperti kamu menjaga dirimu...jangan kau sia-siakan nikmat Allah yang begitu besar…..

Mungkin itu saja pesan kakek….sekali lagi selamatkan alam ini dari kerusakan untuk masa depan generasimu…. Dan teruskan wasiat ini ke anak cucumu kelak

Wassalamu’alaikum wr. wb

Salam sayang……

ttd

Kakek Faruq

“Ma….kakek begitu sayang terhadap keluarga dan lingkungannya….saya bangga mempunyai kakek seperti beliau….seandainya semua orang seperti kakek alam tidak seperti ini keadaannya. Saya membayangkan bagaimana keadaan bumi 20 tahun yang akan datang….sekarang saja bencana alam terjadi dimana-mana.” Ucap Faiz dan tak terasa dadanya sesak mengingat pesan kakeknya.

“maka dari itu Faiz harus melaksanakan amanah kakek semaksimal mungkin, kita berbuat baik , menolong orang atau alam…kebaikannya akan kita rasakan. Seandainya kebaikan itu tidak kita rasakan saat ini anak cucu kita akan menikmatinya….contohnya lihat pohon buah-buahan yang ditanam kakek mulai berbuah, kita kan yang merasakan buah kebaikan kakek, kakek disana juga dapat kebaikan dari amalnya waktu masih hidup, kata pepatah… gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama…? Kata mama Faiz.

“iya ma…, Faiz akan melaksanakan amanah kakek…,menyelamatkan bumi untuk generasi di masa yang akan datang.

“mama juga berpesan jadilah orang yang bermanfaat bagi umat dan lingkungan, jangan mengharapkan imbalan dari setiap kebaikan…,biar kamu tetap bisa ikhlas….”tambah mama Faiz.

Iya ma…Faiz akan mengingat dan melaksanakan nasehat mama dan kakek”.

Setelah menamatkan S2 dan bekerja menjadi wakil rakyat, Faiz juga aktif dalam komunitas pencinta alam, dan sering dikirim menjadi duta lingkungan ke berbagai negara demi mewujudkan impian kakek dan mamanya menyelamatkan bumi dari kehancuran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menginspirasi...great.

23 Jan
Balas

Makasih bu...

26 Jan
Balas



search

New Post