Cininitnya Mati
Tantangan hari ke- 24 ) #TantanganGurusiana Selepas Shalat Ashar tiba- tiba teringat putri bungsuku yang Shaliha... Jasmineku. "Kangen..." itu yang terekam dihati. Bagaimanakah keadaannya semoga Baik- baik saja di Pondoknya. Kupanggil Dia Putri bungsuku yang Sholekha, selain memang panggilan adalah sebagai Doa, keinginan melanjutkan SMA dipondok adalah karena kemauannya sendiri, bukan karena nilai UNnya yang kecil, kalau soal Nilai dengan jumlah 340 seharusnya dia bisa masuk SMAN Pavorit dilingkungan kota kami saat itu, tapi sudah sejak satu tahun sebelumnya Dia minta didaftarkan ke salah satu Pondok di Rancaekek Bandung. "Nut... Nut .. Nut" Panggilan suara nada dering telph. dari putri bungsuku Jasmine. " Assalamu Alaikum... Hallo sayaang.." sahutku memanggil. Namun nggak ada suara terdengar sementara waktu panggilan tetap berjalan. " Hallo , Assalamu alaikum... Neng cantik kok nggak ada suaranya ". Tanyaku kembali, tapi tetap saja tidak ada suara yg terdengar. Akhirnya kumatikan. Kupanggil balik telphonnya, tapi yang terdengar hanya suara operator. " Panggilan anda sedang dialihkan" "Hemm.." beberapa kali kupanggil jawabannya tetap sama. Akhirnya kukirimkan sms. Yah sms, karena telephonnya telph jadul nggak bisa washup, tanpa kamera pula... Karena cuma telphone seperti itu yang diijinkan oleh Pesantren tempatnya bersekolah, mendalami ilmu akhiratnya. Kami biasa memanggilnya telphone Cininit, Karena nada deringnya yang " cininit...cininit..." Isi smsku menanyakan kenapa susah sekali di telphone., nggak ada suara dan sering mati... tapi,tak lama Ciniinitpun berdering kembali, kali ini suaranya terdengar jelas namun dengan suara yang serak. Dan yang membuat kaget dan cemas mamahnya adalah info klo si bungsu Solekhaku ternyata tadi nggak masuk sekolah karena sakit.
Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung telphone Ke Wali santri si Bungsu, memohon ijin agar Aku bisa menjemput Jamine malam ini juga Ba'da sholat Magrib. " Pah, bada magrib antar mamah ke Km 39, mau jemput Jasmine, sakit di pondok, kemarin lusa juga udah sakit nggak sekolah, eehh sekarang nggak sekolah lagi... " infoku dengan nada cemas sambil segera bersiap- siap berwudhu dan sholat Magrib. Karena azan sudah berkumandang di TV. " Nanti sajalah Mah, udah malem besok saja," sarannya. " Nggak ahh, besok saya full ngajarnya sampai sore, kalau nggak mau biar mamah bawa mobil aja sendiri." Kataku mengancam. Suamiku sangat tahu jika aku sudah mengancam seperti itu pasti akan terlaksana, meskipun badan terasa sangat lelah tapi kalau untuk masalah anak sakit, seolah- olah langsung jadi super women. Akhirnya suamikupun mengalah, bukan suami yang nggak mau mengantar langsung ke pondokan si bungsu di Bandung, tapi akunya yang memang nggak mau mengganggu pekerjaan suami, karena diperusahaannyapun sedang banyak pekerjaan dan trouble, jadi sebisa mungkin urusan rumah dan anak- anak biar aku yang urus, jangan sampai mengganggu tugasnya di kantor. Perjalanan dari rumah di Karawang.ke km 39 yang lteretak di Cikarang hanya 12 km, jika lewat tol cukup 15 menit jika lancar, dan Alhamdulillah nggak macet. Selama di dalam Bus, pikiran sebenarnya agak bercabang perasaanku antara memikirkan si bungsuku Jasmine yang sakit dengan menulis gurusiana yang belum. Seharian di sekolah nggak ada kesempatan istirahat untuk menulis, karena setiap harinya pasti ada saja urusan di luar jam KBM. Ohh My Good sekarang sudah pukul 20.00 saya belum menulis apapun, sementara jika menulis di BUS, penyakit bawaan dengan resiko mual- mual itu sudah pasti, sementara perjalan ke Pondok butuh waktu 2 jam jika lancar, pulang pergi butuh waktu kurang lebih 5 sd 6 jam. Sudah pasti nggak ada waktu lagi untuk menulis gurusiana sementara ini sdh tantangan hari ke 24. Subhanallah.
Akhirnya dengan resiko penyakit bawaannya kambuh, mual dan lain sebagainya, kucoba menceritakan pengalaman dan perasaanku hari itu. Dan benar saja baru 15 menit menulis, leher terasa pegal, kepala pusing, sendawa terus menerus tapi tetap kupaksakan.... sampai akhirnya setelah sepuluh menit berikutnya , sudah bisa ditebak apa yang terjadi...
Kuistirahatkan diri, tidur meringkuk kebetulan kursi sebelahku kosong.
Alhamdulillah sampai juga di asrama putri Pondok pesantren si Bungsu Jasmine, info Wali santrinya setelah aku telphone, aku disuruh langsung saja ke kamar tempat anakku tiduur.
Tinggi putri bungsuku sudah mencapai 170 cm, lebih tinggi dari mamahnya yang hanya 163 cm, dengan berat 60 kg cukup proporsional untuk ukuran sebayanya yang duduk di kelas 10 SMA.
Masya Allah anakku, anakku si bungsu yang sholeha berjalan menuju kearahku, rupanya habis menemui wali santrinya terkait kepulangannya malam ini. Kupeluk dan Kuciumi wajahnya yang tampak pucat, dengan suara serak serta batuk pilek, hilang semua rasa khawatir, melihat ternyata anakku tidak separah yang terbayang, suhu tubuhnya pun normal saja.
"Mah, Cininitnya mati, jadi nggak bisa lagi hubungi mamah tadi". Kata anakku menjelaskan kenapa setelah menelphon nggak bisa lagi dihubungi.
"Oalah, pantas saja dari tadi panggilan dialihkan terus sampai berkali- kali..." kataku agak cemas.
Akhirnya setelah berpamitan dengan wali Santriinya Jasmine, kami berdua segera menaiki bus Primajasa yang mengantarkan kami pulang ke km 47 Karawang Barat . Bus arah Jakarta - Tasik, atau Garut-Bekasi selalu ada 24 jam, dan berhenti di depan pondok pesantren anakku bersekolah yang kebetulan memang timernya disana.
Alhamdulillah, Barakallah kami sampai dengan selamat tepat pukul 00. 15. Setelah dijemput kembali oleh suamiku di km 47 KIIC Karawang Barat.
Dan bersyukur pula karena tulisan gurusiana sebelum pukul 00. Saya sempat mengirimnya meskipun belum tuntas dan sudah pasti kata- katanya banyak yang kurang, karena kondisi kurang fit.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Segera sembuh si cantuknya ya Bu
Betul tetap selalu bersyukur apa pun itu selagi pisitif. semoga tulisan kita bermanfaat bagi para pembava
Syafakillah, cantik..duh kalau ketemu di jalan kayanya lupa.. pasti udah besar sekarang...
Aamiin yra...Trimaksih Bu Hajjah Lusi...maaf ini nulisnya kepaksa sebenernya, jadi kacau...hihihi..
Syafahallahu untuk putrinya Bund. Pesantren dimana di Cikarang Bund. Aku orang Cikarang, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Aamiin Yra... di Almasoem . Bun.. rancaekek. BANDUNG.
Syafakillah cantik mama
Aamiin Yra... trmksh bu hj..
Syafakillah Neng Jasmine cantik yg sholeha. Cepat sembuh sayang.
Aamiin yra.. Maaf ya bacay kurang enak... hihihi karena kepekso...takut bolong... Trmkasih bu Hajjah Titin .Barakallah.