Rukmini

GURU SMPN 2 TELUKJAMBE TIMUR KARAWANG...

Selengkapnya
Navigasi Web
CONTOH JURNAL PTK  PADA MATERI LISTRIK STATIS

CONTOH JURNAL PTK PADA MATERI LISTRIK STATIS

(Tantangan Hari ke - 28)

#TantanganGurusiana

JUDUL : Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Listrik Statis dengan menggunakan Media Gambar Animasi di Kls 9G SMPN 2 Telukjambe Timur tahun pelajaran 2014/2015

PENDAHULUAN

Berdasarkan pengalaman selama mengajar, banyak siswa diduga mengalami kesulitan belajar IPA. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya nilai mata pelajaran IPA khususnya Fisika. Rendahnya nilai IPA yang diperoleh siswa, baik pada ulangan harian maupun berbagai ujian, salah satunya disebabkan karena konsep materi yang belum terpahami benar oleh siswa sehingga penerapan rumus menjadi salah.

Data statistik hasil ulangan harian tahun pelajaran 2013/2014, tingkat ketuntasan siswa hanya 20,5% dari 44 jumlah siswa kelas 9-G.

Materi IPA tentang Listrik Statis kelas IX (sembilan) sebenarnya adalah materi yang cukup menarik dan mudah dipahami, namun demikian ketika sampai pada Ulangan Harian terlihat siswa yang belum tuntas mencapai 80%. Belum adanya peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan hasil pengamatan sementara dari diskusi dan tanya jawab dengan siswa, dapat disimpulkan beberapa faktor penyebabnya adalah Kurangnya media alat bantu yang dapat di jadikan model untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Penggunaan media yang kurang lengkap dan kurang tepat sehingga siswa kurang memahami konsep materi yang diajarkan ,kurang exploritasi guru dalam penggunaan ICT dalam usaha pemberian motivasi belajar siswa untuk lebih memahami konsep dalam materi IPA umumnya dan khususnya materi tentang Listrik Statis.

Menurut Dahar ( 1988:31) Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (Building Blocks) berfikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperoleh.

Dalam membelajarkan siswa untuk menguasai IPA bukan pada banyaknya konsep yang harus dihafal, tetapi lebih kepada bagaimana agar siswa berlatih menemukan konsep-konsep IPA melalui metode ilmiah dan sikap ilmiah sehingga siswa dapat melakukan kerja ilmiah, termasuk dalam hal meningkatkan kreativitas dan mengapresiasi nilai-nilai.

Menurut Ausubel (1968), konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu formasi konsep (concept formation) dan asimilasi konsep (concept assimilation). Formasi konsep terutama merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak-anak masuk sekolah. Formasi konsep dapat disamakan dengan belajar konsep-konsep konkret menurut Gagne (1977).

Gagne menekankan, bahwa dibutuhkan dua kondisi agar setiap bentuk belajar terjadi, yaitu kondisi eksternal dan kondisi internal.

Kondisi Internal : Siswa harus dapat membedakan contoh suatu konsep dan non contoh suatu konsep. Jika digunakan instruksi verbal, subyek sudah harus sebelumnya mempelajari nama verbal. Siswa harus mengingat kembali diskriminasi maupun nama verbal. Untuk memperoleh konsep terdefinisi, siswa harus mengeluarkan atau memanggil semua komponen-komponen konsep terdefinisi, termasuk konsep-konsep yang menyatakan hubungan antara konsep-konsep.

Kondisi Eksternal: Isyarat-isyarat verbal merupakan cara-cara utama dalam mengajar konsep-konsep konkret. Suatu konsep terdefinisi dapat dipelajari dengan menyuruh para siswa mengamati suatu demonstrasi. Latihan-latihan di laboratorium atau praktek-praktek dalam pelajaran IPA banyak menunjukkan cara para siswa memperoleh konsep terdefinisi.

Dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penggunaan media animasi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi listrik statis.

METODE

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 2 Telukjambe Timur kelas 9 - G dengan jumlah siswa 44 orang, pada bulan November 2014, Lama penelitian sebanyak 2 bulan . Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran fisika. Berikut adalah gambaran pelaksanaan PTK menggunakan media animasi.

Siklus pertama dari penelitian ini terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Perencanaan

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan media animasi ICT

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media animasi gambar dimana pada siklus pertama siswa mendiskusikan hasil praktikum/pengamatannya dan guru merefleksikan dengan menggunakan bantuan Animasi Gambar agar siswa menjadi lebih memahami konsep.

c. Membuat Lembar Kerja Siswa

d. Membuat Instrument yang akan digunakan dalam siklus I

e. Menyusun alat evaluasi

f. Membuat Lembar Observasi

g. Menyiapkan alat praktikum/pengamatan

2. Pelaksanan

a. Guru membagi siswa kedalam 8 kelompok

b. Menyajikan materi secara singkat

c. Memberikan materi praktikum/pengamatan sebagai bahan diskusi

d. Selama siswa melakukan praktikum/pengamatan dan berdiskusi, guru memberi bimbingan dan arahan terutama kepada kelompok yang mengalami kesulitan

e. Seluruh kelompok menyerahkan laporan praktikum/pengamatan hasil dari diskusi kelompok

f. Guru melaksanakan tanya jawab, setiap siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab

g. Penguatan kesimpulan secara bersama-sama dengan bantuan media animasi.

3. Pengamatan

Pada saat pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan oleh dua orang pengamat masing-masing mengamati :

a. Aktivitas siswa dalam melakukan praktikum/pengamatan dan diskusi

b. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

Disamping guru/peneliti juga turut mengamati untuk menilai keterampilan psikomotorik dalam melakukan praktikum/pengamatan.

4. Refleksi

a. Menuliskan temuan-temuan pada siklus 1 kemudian menentukan tingkat keberhasilan

b. Menentukan langkah untuk siklus berikutnya berdasarkan hasil temuan pada siklus pertama

Siklus II

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media animasi. RPP pada siklus II merupakan perbaikan dari hasil temuan siklus I

b. Membuat Lembar Kerja Siswa

c. Membuat Instrument yang akan digunakan dalam siklus II

d. Menyusun Alat Evaluasi

e. Membuat Lembar Observasi

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi siklus I. Pada tahap ini guru (peneliti) dalam menjelaskan lebih ditekankan pada pemahaman materi.

3. Pengamatan

Pada siklus II pengamat melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan guru, sedangkan guru (peneliti) juga melakukan pengamatan terhadap siswa untuk menilai kompetensi psikomorik

4. Refleksi

Guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II dengan menganalisis hasil temuan serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran materi Listrik Statis di kelas IX -G SMP Negeri 2 Telukjambe Timur dengan menggunakan media animasi gambar.

B. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari PTK ini, dibuat suatu acuan untuk penentuan kriteria skor penilaian, kriterian keberhasilan yaitu sebagai berikut :

a. Untuk kemampuan kognitif, siswa dianggap telah tuntas jika mencapai nilai minimal sama dengan nilai KKM yaitu 72, sesuai dengan hasil analisis KKM untuk tahun pelajaran 2014-2015

b. Diharapkan hasil pengamatan dan penilaian PTK ini rata-rata dapat mencapai kriteria keberhasilan baik dan kemampuan kognitif dapat mencapai ketuntasan 70% dari jumlah siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Garifk 1. Penilaian Hasil Prestasi siswa pada siklus I dan II.

Garifk 2. Penilaian Hasil Prestasi siswa pada siklus I dan II.

Tabel 1. Desribusi Nilai Ulangan Harian Siklus 1 dan Siklus 2

SKOR

SIKLUS I

SIKLUS II

81 - 100

Baik sekali

14

22

66 – 80

Baik

12

13

56 - 65

Cukup

9

6

41 - 55

Kurang

7

2

0 - 40

Gagal

1

0

Jumlah Siswa

43

43

Pada tabel 1, Destribusi nilai ulangan harian pada siklus 1 dan siklus 2, terlihat pada siklus 1 masih ada siswa yang gagal memahami konsep dalam listrik statis, dan yang mencapai nilai Baik Sekali ada 14 siswa. Pada siklus ke-2 terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sudah tidak ada lagi siswa yang gagal dan yang mencapai nilai baik sekali ada 22 siswa.

Tabel 2. Desribusi Penilaian Kinerja Kelompok Siklus 1 dan Siklus 2

SKOR

SIKLUS I

SIKLUS II

81 - 100

Baik sekali

3

7

66 – 80

Baik

3

1

56 - 65

Cukup

2

0

41 - 55

Kurang

0

0

0 - 40

Gagal

0

0

Jumlah Siswa

8

8

Pada tabel 2. Hasil Penilaian Kinerja Kelompok pada siklus I dan II terlihat adanya peningkatan yang awalnya nilai rata-rata kinerja kelompok pada siklus -1 78, kemudian naik menjadi 91 pada siklus ke-2.

Dan pada tabel distribusi penilaian kinerja kelompok yang awal di siklus-1 yang mempunyai nilai cukup terdapat 2 kelompok, dan yang memperoleh kriteria baik sekali terdapat 3 kelompok. Pada siklus ke-2 terjadi peningkatan yaitu sudah tidak ada lagi siswa yang mempunyai nilai cukup, mayoritas kelompok memperoleh nilai 81-100 dengan kriteria Baik Sekali yaitu sebanyak 7 kelompok, hanya satu kelompok yang mempunyai nilai Baik yaitu kelompok Elektroskop. Siklus Pertama Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario pembelajaran pada siklus pertama adalah mengenai Listrik Statis dengan tujuan pembelajarannya adalah :

1. Dapat menggambar bagian-bagian atom

2. Melakukan percobaan sederhana untuk menunjukkan sifat muatan listrik

3. Merancang, melaksanakan, dan menyusun laporah hasil percobaan sederhana untuk menunjukkan sifat muatan listrik.

Materi di siklus -1 berjudul “Muatan Listrik” bantuan media yang digunakan adalah media ICT berupa animasi gambar dan metode pengajaran yang digunakan adalah tanya jawab, demonstrasi, diskusi dan presentasi dengan alokasi waktu 5 kali pertemuan yaitu 5 x 40 menit, sesuai RPP yang dibuat. Berikut ini skenario kegiatan pembelajaran pada siklus pertama.

Pembahasan

Model pembelajaran yang dipakai dalam setiap siklus adalah model pembelajaran kontekstual, pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contekstual Teaching Learning (CTL) yang diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu. ( Depdiknas, 2003)

Decker Communications menyimpulkan, pembicara tanpa visual mencapai sasarannya dalam 33% kasus, sementara pengguna visual mencapai sasarannya dalam 67% kasus (Malouf, 1988, h.82).

Menurut Side, 2009. Penggunaan Media Animasi dalam Model Pembelajaran Langsung dapat Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII3 SMP Negeri 13 Makassar. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. Materi Listrik statis dipilih sebagai materi penelitian karena merupakan materi yang sulit dipahami konsepnya, pengertian listrik statis adalah muatan listrik yang berada dalam keadaan diam ( Winarsih, 2008 ).

Berdasarkan penelitian yaang telah dilakukan oleh peneliti yang lebih dulu melakukan penelitian maka peneliti bermaksud untuk mencoba media animasi didalam pembelajaran listrik statis di kelas IX sehingga mampu memberikan stimulus kepada siswa untuk lebih bersemangat belajar dan perhatiannya terfokus pada materi. Dengan demikian, maka siswa lebih banyak mengingat materi yang diberikan yang akhirnya berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

Refleksi Siklus Ke-1,

1. Anak terlihat aktif melakukan praktek, namun sebagian siswa melakukannya sambil bermain-main dan tertawa. Tampak terlihat kurang efektif PBM hari itu.

2. Setelah 40 menit siswa belum juga selesai melakukan praktek yang diperintahkan dalam LKS sehingga waktu ditambah 10 menit, dan ternyata belum selesai juga.

3. Sehingga target yang telah direncanakan ada presentasi dari siswa tidak dapat terlaksana dengan mulus.

4. Melihat waktu PBM tinggal 20 menit lagi, guru mengambil keputusan pedagogis, dengan cara menghentikan praktek untuk semua kelompok.

5. Kemudian guru mulai mengarahkan siswa untuk mendengarkan pertanyaan yang diberikan guru.

Pertanyaannya adalah :

1. Bagaimana keadaan balon sebelum digosok dan kemudian didekatkan ke kapur, gabus dan serbuk kapur?

2. Bagaimana penggaris yang sudah digosok didekatkan ke penggaris yang sudah digosok dan digantung?

Ada siswa yang menjawab ditarik, ada yang menjawab ditolak. Ada juga yang menjawab tidak bereaksi.

6. Kemudian guru menyimpulkan dan menjawab mengapa semua itu dapat terjadi dengan terlebih dahulu memberi kesepakatan pada siswa untuk menjawabnya. Meskipun salah. Namun akhirnya kesalahan tersebut justru menjadi pembahasan yang akhirnya menjadi pembelajaran untuk dijadikan pembanding sehingga konsep tentang muatan listrik statis dapat terjawab dan dipahami oleh hampir semua siswa.

Siklus kedua adalah perbaikan aktifitas guru pada proses pembelajaran berikutnya, sehingga guru berusaha memperbaiki semaksimal mungkin apa yang menjadi kekurangan pada PBM di siklus kedua. Jadi point-point yang masih dianggap kurang oleh guru penyaji dan observer benar-benar diperhatikan. Sehingga jika terjadi peningkatan perbaikan pada hasil observasi itu semua berkat kritikan yang saya anggap sebagai masukan yang justru menjadi senter poin bagi peneliti untuk segera mencari solusi bersama, adan alhamdulillah terjadi perbaikan yang cukup signifikan dari PBM siklus ke siklus kedua meskipun sudah pasti tidak akan sampai pada taraf sempurna, karena menurut seorang ahli pendidikan pada Lesson Study saya ingat betul pernah menyampaikan seperti ini, “Tidak ada pembelajaran yang sempurna, karena pasti selalu ada celah kekurangan yang harus dikritik dan diperbaiki. Jika seorang guru telah merasa sempurna mengajarnya sehingga tidak mau dikritik. Maka tunggulah kehancurannya.”

Sayangnya saya lupa mencatat nama ahli pendidikan tersebut ketika saya pertama kali mendengar atau membaca kalimat tersebut.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario pembelajaran pada siklus kedua adalah mengenai listrik statis dengan materi “Gaya Listrik dan Gejala Penerapan Listrik Statis”. Tujuan pembelajarannya adalah :

1. Melakukan percobaan sederhana untuk menunjukkan sifat muatan listrik yang sejenis dan tidak sejenis

2. Mengetahui gejala yang terjadi pada muatan yang sejenis dan tidak sejenis

3. Memahami teori tentang hukum Coulomb, tentang hubungan antara besar gaya listrik dn besar muatan listrik serta jarak antara benda bermuatan listrik.

Metode pengajaran yang digunakan masih sama yaitu tanyajawab, demonstrasi, diskusi dan presentasi, dengan alokasi waktu 5 kali pertemuan yaitu 5 x 40 menit.

Pertemuan ke-1, Kegiatan awal guru memberikan apersepsi dan motivasi berupa soal hitungan perkalian bilangan desimal dan bilangan baku dalam matematika. Yang dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan menggunakan power point, sekaligus langkah praktikum yang harus dan yang tidak boleh dilakukan jika ingin memperoleh nilai maksimal.

Pada tahap kegiatan ini guru membagikan LKS yang sama pada setiap kelompok, alat dan bahan disediakan oleh kelompok masing-masing. Ketika praktek siswa tampak terlihat lebih tertib karena siswa punya target nilai maksimal dan kekurangan yang dilakukan oleh setiap kelompok pada pertemuan yang lalu telah disampaikan ke seluruh siswa sehingga siswa pun berusaha memperbaiki kekurangannya. Alokasi waktu yang diberikan 30 menit sampai dengan penulisan laporan hampir terpenuhi walaupun masih ada satu kelompok yang belum sehingga presentasi dapat dilanjutkan seluruhnya.

Pada kegiatan penutup juga dapat berjalan sesuai target, dan siswa diberi tugas berupa hitungan matematika seperti saat apersepsi dilakukan dengan jumlah yang lebih banyak 10 soal.

Pertemuan Ke-2, Pemberian apersepsi dan motivasi dilakukan dengan memanggil beberapa siswa mengerjakan tugas matematika yang diberikan yang lansung dibahas jika masih ada siswa yang salah. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa untuk meriview kembali hasil percobaan yang dilakukan pada pertemuan pertama. Kemudian guru menjelaskan dan menampilkan animasi gambar berupa bahan ajar animasi tentang gaya tarik-menarik dan gaya tolak menolak yang terjadi pada bendah yang berbeda dan sejenis. Termasuk hubungan antara gaya listrik, dengan besar muatan serta jarak kedua benda. Pada slide power point juga diberikan contoh soal dari aplikasi hukum coulomb pada soal hitungan. Karena sebenarnya soal seperti ini dari dulu siswa banyak mengalami kesulitan. Untuk itu solusinya anak diberikan tugas soal matematik agar dapat lebih mahir menghitung.

Pada kegiatan inti guru memberikan soal hitungan tentang gaya walaupun cuma 1 soal dan bagi siswa yang bisa dapat tampil dan maju kedepan mengerjakan.

Kegiatan akhir guru menyimpulkan kegiatan dengan cara menampilkan slide tujuan pembelajaran dan siswa disuruh menjawab. Tak lupa guru juga memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan soal yang ada di buku paket untuk dikerjakan di rumah, dan pertemuan berikutnya akan diadakan tes mengenai materi yang telah diajarkan pada sikus 1 dan 2. Berupa soal uraian sebanyak 5 soal.

Pertemuan Ke-3, Pelaksanaan ulangan harian ke-2 untuk pengambilan nilai hasil presetasi siswa berupa 5 soal uraian. Kehadiran siswa sebanyak 43, karena 1 masih sakit.

Refleksi Siklus Ke-2, Pada sesi tanya jawab apersepsi siswa aktif belajar, walaupun masih ada ssiwa yang belum menjawab, guru mencoba untuk menyamakan persepsi mereka pernyataan setuju tidak setuju dari seluruh siswa.

1. Begitu juga ketika siswa mau menjawab guru menyuruh siswa untuk berdiri agar seluruh siswa dapat tertuju pada siswa (Student Center). Dan berhasil karena mayoritas siswa banyak yang menjawab artinya suasana di dalam kelas tidak terasa tegang dan anak terlihat asyik.

2. Usaha guru juga ada untuk menegur siswa yang terlihat tidak memperhatikan karena ngobrol, walaupun pendapat saya sebagai observer anak tersebut tidak ngobrol tapi karena setting tempat duduk yang tidak horizontal, menyebabkan siswa harus menengok kebelakang karena bermaksud berdiskusi dengan temannya. Terbukti ketika ditanya dia mampu menjawab dengan benar.

3. Penggunaan Media ICT dengan gambar animasi atom yang bergerak dan benda yang bergerak sangat membantu siswa memahami model atom, dan bagaimana proses terjadinya mulai dari benda netral, kemudian berubah menjadi benda bermuatan (+) dan (-)

4. Media sangat membantu pemahaman siswa

5. Siswa juga mengerjakan soal evaluasi dengan cukup cepat dan tepat, mengingat soal yang diberikan berupa uraian dan gambar.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan pada siklus pertama dan kedua diperoleh kesimpulan bahwa :

Penggunaan media animasi gambar ICT terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi listrik statis hal ini dapat diukur dari penilai kinerja ilmiah yang dilakukan yaitu yang semula memperoleh kategori Baik dengan rata-rata 78, pada siklus kedua berhasil mencapai kategori Baik sekali dengan rata-rata 91.

2. pembelajaran yang dikembangkan dapat meningakatkan hasil belajar siswa sebesar 79% dari semula, dimana pada siklus 1 hanya mencapai 58%. Maka kesimpulan yang dapat diambil dari data hasil penelitian penilaian hasil belajar siswa telah melampaui target tingkat indikator keberhasilan yaitu 70 % dengan nilai KKM 72. Tidak terjadi peningkatan yang sangat signifikan karena materi pada siklus ke-2 terdapat materi hitungan yang mayoritas siswa masih kurang pemahaman matematikanya. Karena pada penelitian ini yang ditekankan adalah pemahaman konsep maka penekanan lebih mendalam pada pemahaman konsep bukan matematikanya.

SARAN

Harapan setiap guru dapat difasilitasi oleh pihak terkait untuk pengembangan profesi guru dalam hal kemahiran menggunakan Media animasi Gambar khususnya dalam menyampaikan materi Listrik Statis dan materi lainnya sehingga terjadi peningkatan pemahaman konsep

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kaaih bu haji aharenya... jadi keibgetan..

15 Feb
Balas

Hahaha iya , yang dulu bu Hj...Di Bermutu...

16 Feb
Balas

Keren bun

16 Feb
Balas

Keren ini, ijin share

16 Feb
Balas

Mantap ilmu nya bu. Terimakasih sudah mau berbagi. Salam literasi

16 Feb
Balas



search

New Post