Ruliani Indraswati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TEMAN MISTERIUS (Bagian 4)

TEMAN MISTERIUS (Bagian 4)

   #Tagur Hari Ke-4         

            Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan bagi Galang. Sepulang sekolah, ia mengikuti ekstrakurikuler Pramuka hingga petang. Hujan lebat sejak siang tadi menundanya untuk pulang. Teman-temannya ada yang sudah dijemput oleh keluarganya, ada pula yang nekad pulang menempuh derasnya hujan.

            Sebenarnya Galang ingin juga seperti mereka, berhujan-hujan pulang ke rumah. Namun entah mengapa, seolah ada sesuatu yang menahannya untuk melakukan hal itu. Biasanya Pak Mamat, penjaga sekolah, ikut menemani apabila ada anak yang belum pulang dari sekolah. Begitu pula dengan Pak Satpam. Tapi sejak tadi Galang tidak melihat kedua orang itu. Akhirnya, ia duduk termangu sendirian di beranda sebuah kelas sambil memandang air hujan yang jatuh sedemikian deras.

            “Mengapa kamu belum pulang?”

            Tiba-tiba sebuah teguran mengejutkan Galang yang sudah terkantuk-kantuk.

            “Eh, siapa kamu?” jawab Galang sambil menggosok-gosok matanya tanpa melihat orang yang menyapanya.

            Galang mengedip-ngedipkan matanya tak percaya. Di hadapannya, tampak sosok yang selama ini dicarinya. Segera saja Galang berdiri dan menyalami anak itu.

            “Aku ingin mengucapkan terima kasih waktu kita kesiangan di gerbang itu. Namamu siapa? Kamu dari kelas berapa?”  

            Galang teramat senang bertemu anak itu, hingga ia tak menyadari betapa pucatnya wajah anak itu, dan alangkah dingin tangan yang dijabatnya.

            Anak itu tak menyahut, hanya tersenyum tipis melihat tingkah Galang yang kegirangan. Mereka lalu duduk bersama-sama.

            “Namaku Galang, dari kelas 9 D, namamu siapa?” tutur Galang membuka percakapan.

            “Namaku Raka, aku tinggal di situ,” jawab anak itu sambil menunjuk ruang laboratorium IPA di sebelah kelas tempat mereka duduk.

            Galang mengerutkan keningnya. Setahunya, laboratorium itu sudah lama tak digunakan, sebab bangunannya rusak di sana-sini.

            “Tinggal di laboratorium itu?” tanya Galang heran. “Kamu duduk di kelas berapa?” sambungnya.

            Kembali anak itu terdiam. Matanya sayu menatap Galang. Galang menangkap kesedihan yang dalam di mata anak itu.

            “Kamu kenapa? Kelihatannya kok sedih sekali?”

            “Terima kasih sudah mau berteman denganku,” kata anak itu tanpa mempedulikan pertanyaan Galang.

            Sementara itu, hujan sudah mereda. Di depan gerbang, tampak seseorang mengendarai sepeda motor sambil mengenakan jas hujan.

            “Alhamdulillah! Itu ayahku!” seru Galang senang sambil menunjuk ayahnya. “Aku pulang dulu, ya!” sambungnya sambil menoleh ke tempat anak itu duduk. Tapi ternyata anak itu sudah tak ada di tempatnya.

            “Eh, ke mana dia ya? Cepat sekali hilangnya,” pikir Galang bingung.

            Tapi segera saja Galang melupakan hal itu. Cepat-cepat ia menemui ayahnya yang sudah menunggu di gerbang.

            “Kamu tadi berbicara sama siapa, Lang?” tanya ayah Galang

            “Tadi saya menunggu hujan reda berdua dengan teman. Tapi sekarang saya tidak tahu dia ada di mana,” jawab Galang.

            “O, begitu. Ayo cepat kita pulang. Sudah hampir magrib, nih!” ujar ayah Galang sambil memberikan jas hujan pada anaknya.

            “Baik, Ayah!”

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, lanjut bunda

12 Jan
Balas

Siaap, Buun

12 Jan

Yang pasti saya tidak misterius Bun...he

12 Jan
Balas

Bunda Fairuzah tidak misterius, tapi bersemangat. Hehe..

12 Jan

Sukses berkarya bun. Keren, semoga sehat selalu

12 Jan
Balas

Terima kasih

13 Jan



search

New Post