AUTIS JAMAN NOW
AUTIS JAMAN NOW
#Menulis Hari Ke-41
#Media Guru Indonesia
#Gurusiana
Aktivitasku setiap berangkat kuliah selalu diawali dengan menanti kereta api, yang sekarang disebut Commuterline atau KRL. Kereta api Commuterline akan menghubungkan pusat kota dengan pinggiran kota. Bagi saya yang berasal pinggiran kota keberadaan KRL sangat membantu, disamping kemudahan pelayanan antar stasiun juga tarif KRL yang terjangkau. Setiap pulang pergi ke kampus sangat merasakan ketergantungan terhadap KRL. Pada suatu ketika KRL mengalami keterlambatan karena adanya gangguan cuaca-rel tertimpa pohon tumbang, maka terjadi penumpukan penumpang di setiap stasiun. Alhamdulillah kejadian seperti ini tidak sering terjadi. Jadwal KRL yang tepat waktu sangat membantu dalam efektivitas kerja.
Pagi itu seperti biasa, bergegas mempersiapkan segala keperluan untuk berangkat ke kampus. Jadwal KRL yang on time selalu menuntut untuk disiplin sampai di stasiun. Sudah terlihat kerumunan penumpang antri di loket. Beruntung saya tidak perlu ikut antrian, karena sudah memiliki kartu penumpang yang bisa diisi langsung melalui mesin pengisian kartu. Kulihat jam menunjukkan pukul 03.55 pagi. Masih ada waktu lima menit lagi sebelum KRL berangkat. Langsung kumencari gerbong KRL pertama dibelakang masinis. Gerbong KRL paling depan dan paling belakang khusus diperuntukkan buat penumpang wanita, sehingga gerbongnya dicat warna pink. Hal ini bertujuan agar penumpang wanita merasa aman. Terlihat beberapa penumpang wanita sudah mencari tempat duduk yang menurut mereka nyaman. Segera aku mencari tempat duduk yang masih kosong, aku lebih suka duduk yang paling pinggir, sepertinya lebih aman. Biasanya selama menghabiskan waktu di perjalanan, aku habiskan untuk tidur, agar tidak mengganggu penumpang lain, aku lebih senang duduk di paling pinggir.
Tapi pagi itu, mataku tidak bisa diajak kompromi, padahal biasanya langsung tertidur begitu duduk di KRL, Sambil mencari kesibukan, mencari bahan bacaan yang sudah disiapkan, saya mengamati KRL sepanjang perjalanan. Terlihat hampir semua penumpang memegang gawai. Masing-masing sibuk dengan dunianya. Tidak ada satupun yang tidak memegang gawai. Kondisi yang sama terlihat di setiap stasiun pemberhentian. Orang-orang sibuk dengan gawainya. Jangan-jangan mereka berbincang dengan teman sebelahnyapun melalui chat. Tidak ada satupun yang memperdulikan suasana sekitar. Dalam pengamatan saya, inilah autis jaman now.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sepertinya di mana-mana begitu ya Bu. Di rumah pun gitu. Ayah ibu anak pada pegang hape sendiri-sendiri. Hehehe.... Keren ulasannya. Mantap
Iya Pak war, silaturahmi yang mulai mengikis, terima kasih Pak sudah mampir, salam sehat dan salam sukses Pak
Semua sibuk dengan gawainya masing-masing. Keren ulasannya semoga sukses selalu buat Ibu Ruminten Supadmi
Alhamdulillah, Terima kasih Pak Heru sudah mampir, salam sehat dan salam sukses Pak
Mantap tema dan ulasannya. Salam sukses bu Ruminten
Alhamdulillah...Tetima kadih Bu Ida apresiadinya...salam sehat dan sukses Bu Ida
Mantap keren banget ulasannya. Salam literasi kawan mari kita saling berkunjung dan menginspirasi
Alhamdulillah...terima kasih Pak Sultan sudah mampir, salam sehat dan sukses Pak
Keren ulasannya, semua sibuk dengan gawai...sukses selalu
Iya Pak, sibuk dengan dunianya...Terima kasih Pak Hasir sudah mampir, salam sehat dan sukses yaa Pak
Dunia sudah berubah
Mengikuti jamannya...Terima kasih mbak Rin sudah mampir, salam sehat dan sukses yaa mbak