PRAHARA TEPLOK
PRAHARA TEPLOK
#Menulis Hari Ke-2
#Media Guru Indonesia
#Gurusiana
Setiap habis sholat asyar, ada pekerjaan rutin yang harus kukerjakan yaitu membersihkan teplok-lampu dari minyak tanah. Teplok merupakan penerangan utama di desaku sebelum listrik masuk ke desaku. Biasanya bagian yang perlu dibersihkan adalah wadah minyak dan kaca pelindung api atau biasa kami sebut semprong. Bagian semprong yang paling kotor karena jelaga, harus ekstra hati-hati dalam membersihkannya. Karena kaca semprong terlalu tipis, sehingga mudah pecah. Apabila kita memakai teplok dengan api yang agak besar, maka semprong akan menghitam dan menghalangi sinar lampu. Disamping perlu dibersihkan, setiap sore teplok juga perlu diisi minyak tanah, agar dapat menyala sepanjang malam.
Seperti biasa sore itu saya bersiap membersihkan teplok. Karena rumah orang tuaku terletah di sebuah desa dengan gaya rumah kuno, maka diperlukan beberapa teplok untuk menerangi rumah pada malam hari. Sebelum mulai membersihkan teplok, biasanya menyiapkan berbagai keperluannya, seperti lap kaca kayu panjang dan wadah tempat membuang bekas kotoran minyak. Berbagai peralatan ini akan saya cuci setelah beberapa kali pemakaian. Sebagai anak SD kelas empat belum banyak kegiatan sekolah yang perlu dikerjakan. Maka tugas membersihkan teplok menjadi kewajiban rutin tiap sore hari.
Sehabis sholat maghrib, saya mulai belajar dengan penerangan teplok. Teplok ada yang di gantung di tembok dan di taruh di meja sesuai keperluan. Ada kebiasaan saya sambil belajar yaitu merendam ujung pensil pada minyak tanah lampu teplok. Entah benar atau tidak perlakuan ini, aktivitas ini sudah dilakukan secara turun temurun. Sehabis belajar dan sholat Isya, saya langsung bersiap tidur.Di tengah nyenyak tidur, tercium bau yang sangat menyengat, betapa terkejutnya ketika melihat api sudah menyambar bantal saya. Ternyata teplok yang deket tempat tidur, tidak sengaja kesenggol dan membakar ujung bantal saya. Alhamdulillah api dapat segera dipadamkan, dan saya selamat dari bahaya kebakaran,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Syukurlah tak sampai merembet apinya. Mantap pentigrafnya, Bu Ruminten Supadmi. mengingatkanku pada masa lalu.
Memory Pak War masa kecil...Terima kasih Pak war sudah mampir, salam sehat dan sukses Pak