SAYUR BAYAM YANG DITUNGGU

#Menulis Hari Ke-4

#Media Guru Indonesia

#Gurusiana

Sepulang menjemput si bungsu dari sekolah, suamiku langsung membuka tudung saji. Eit...langsung saja tudung saji aku ambil, dan mempersilahkan suamiku untuk mencuci tangan dengan sabun. Dengan langkah yang tidak bersemangat, diikuti juga saranku untuk mencuci tangan. Siang itu cuaca agak begitu terik, tidak mengherankan apabila rasa haus dan lapar cepat mendera. Menu siang itu sudah aku perhitungkan agar dapat menambah stamina dan kekuatan di masa pandemi covid-19. Menu sederhana namun tetap menggugah selera, yaitu sayur bayam, tempe goreng, pepes ayam dan sambal. Ditambah beberapa buah-buahan. Suami dan anak-anakku akan langsung menyantap hidangan yang aku siapkan selagi masih hangat.

Kebiasaan makan bersama semakin langka jaman sekarang dengan kesibukan masing-masing anggota keluarga. Dengan adanya WFH (Work From Home), makan bersama bisa tiap hari dilakukan. Di meja makan kita bisa sambil cerita tentang sekolah, hobi, cerita lucu yang dialami selama pandemi dan masih banyak lagi yang lain. Terkadang kita bisa tertawa bersama, atau mencari solusi ketika ada anggota keluarga yang terkena masalah. Kebersamaan yang sederhana tapi penuh makna. Tiba saatnya semua anggota keluarga kumpul untuk makan siang bersama. Melihat menu, suamiku langsung saja mengambil mangkok untuk mengambil sayur bayam. Dengan lahapnya suamiku menikmati sayur bayam hasil masakanku. Alhamdulillah...Begitu juga kedua anakku menikmati menu makan siang dengan gembira.

Makan siang kali ini agak luar biasa tidak seperti makan siang sebelumnya. Bungsuku genap 7 tahun usianya. Dengan bahagia, aku melayani makan siang suami dan anak-anakku. Suamiku dengan segera menyelesaikan makan siangnya untuk melanjutkan mengerjakan tugas kantor yang harus diselesaikan. Begitu juga kedua anakkku. Melihat meja makan sudah ditinggalkan, aku dengan sigap membereskan sisa-sisa makanan, dan mengecek makanan apa yang tersisa, guna persiapkan makan malam. Dan ternyata yang paling laris adalah sayur bayam. Hobi benar suami dan anak-anakku terhadap sayur bayam, begitu pikirku dalam hati. Menjelang sore segera aku menyiapkan menu makan malam. Kulihat lauk pauk masih tersedia, sedangkan sayur bayam habis, maka aku menyiapkan berbagai bumbu untuk memasak sayur bayam. Setelah sholat maghrib, anggota keluarga berkumpul kembali di meja makan untuk makan malam. Suamiku yang pertama komentar tentang menu. “Kok ada sayur bayam lagi?”, tanya suamiku. Lho, kan tadi sayur bayam habis, berarti memang sayur bayam yang paling disuka, sehingga aku masak sayur bayam lagi. Ternyata aku salah menduga. Suamiku sengaja menghabiskan sayur bayam agar berganti menu lain, ternyata yang hobi sayur bayam adalah aku, bukan karena suka memakannya, tapi karena sederhana cara memasaknya. Hobiku ini ternyata membuat kebosanan, sehingga berharap menu yang lain.