Dari Kata Menjadi Cinta

Oleh: Rumondang Ernawati Sitohang

Kagum. Itu yang terasa saat berkenalan dengan Dr.Hj Siti Ropiah. Perempuan yang lahir di Cikarang tanggal 12 September 1969 itu merupakan sosok inspiratif di Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya. Berkaca mata, tubuh proporsional, dibalut baju gamis, dengan senyum manis mampu membuat siapa pun yang memandang menjadi tertarik. Siti Ropiah dalam setiap perkenalannya, selalu mengatakan bahwa profesinya adalah pengajar pada salah satu Madrasah Aliyah di Kabupaten Bekasi. Ini menunjukkan kerendahan hati. Dia bangga menjadi bagian dari sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama tersebut.

Vivi, begitu dia biasa disapa. Sosok ramah ini merupakan penulis aktif di blog gurusiana.Tulisan-tulisannya yang renyah tanpa kalimat menggurui, mampu menarik minat para gurusianer untuk selalu menunggu karyanya. Kiprahnya di dunia literasi khususnya di kabupaten Bekasi, memberikan kebanggaan tersendiri bagi penulis Bekasi. Ada dua buku tunggal yang dihasilkan oleh Siti Ropiah yaitu Indahnya Poligami dan Sang Mahacinta. Selain buku tunggal, dia juga menghasilkan beberapa karya antologi. Kata-kata yang terangkai menjadi kalimat dalam tulisan dan lisan perempuan yang akrab disapa Vivi itu mampu menebarkan rasa cinta pada setiap orang yang membaca dan berkomunikasi dengannya. Kemahiran inilah yang mengantarkan Vivi menjadi penulis terfavorit pada acara Temu Guru Penulis Nasional 2019 yang berlangsung pada bulan November di Jakarta.

Rendah hati. Itu salah satu sifat yang patut dicontoh dari Siti Ropiah. Setiap ada tulisan yang masuk ke WA group, dia selalu memberi komentar baik itu berupa pujian maupun kritikan yang membangun. Pernah suatu ketika, saya menulis partikel pun serangkai dengan kata sebelumnya. Dia tanpa kesan sok pintar mengatakan partikel pun seharusnya ditulis terpisah. Siti Ropiah merupakan salah seorang sosok yang konsisten dalam menulis. Di mana pun berada, menulis adalah hobbynya. Dia pernah membuat tulisan tentang profile saya di blog gurusiana. Saya menangis penuh haru saat membaca tulisannya dan terlanjur jatuh cinta padanya. Cinta yang tulus dari seorang adik kepada kakak perempuan. Cinta yang tulus dari seorang pemula kepada seniornya. Cinta tanpa batas perbedaan agama dari seorang yang bukan seagama dengannya. Wahai Ibu, tetaplah berkarya ajari kami para pemula agar dapat mengikuti jejakmu.