Seandainya Ada Sedikit Saja Rasa Sayang Itu
Penyebab banjir Jakarta sangat kontradiktif dengan yang saya alami di Singapura. Ribuan orang berkumpul di Star Island menonton pertunjukan lampu yang spektakuler.Ya spektakuler, tapi sampai jam 01 waktu Singapura, saya dan anak-anak tidak menemukan sampah di tempat tersebut ,walaupun dihadiri ribuan orang. Hal yang berbeda kita temukan saat di Indonesia jangankan saat banjir,saat hari biasa tanpa hujan deras pun, tumpukan sampah terlihat dimana -mana.
Secara pribadi, saya tidak ingin menyalahkan siapa pun, walau saya harus tersenyum miris membaca perang twit antara pendukung gubernur lama dan gubernur yang sekarang. Bahkan banyak meme gambar banjir berseliweran dengan tulisan :seiman gubernurnya, bahagia warganya. Saat banjir sekarang ini, tidak ada gunanya mencari siapa yang salah .Kita hanya perlu bekerja sama, memberi bantuan dan kalau tidak mampu membantu ,minimal kita tidak ikut memperkeruh suasana.
Saat kemarau tiba, kita meminta hujan pada Tuhan .Saat musim hujan tiba, kita seolah -olah tidak siap dan merasa Tuhan memberikan kado bencana pada kita. Padahal banjir parah yang sering terjadi, menurut saya bukan karena curah hujan saja. Tapi hal ini diperparah karena tumpukan sampah yang membuat saluran air tersumbat, budaya kita yang suka membuang sampah sembarangan dan kurangnya daerah resapan air yang memadai. Seandainya ada sedikit saja rasa sayang dan cinta kita pada alam, tentu banjir besar tidak akan kita alami. Jangan pernah mengatakan bahwa Tuhan membiarkan bencana ini sebab Tuhan sungguh sayang pada kita, kemarau dan hujan sama indahnya. Sayangilah alam dan segala ciptaan Tuhan, maka alam juga akan menyayangi dan menjagamu.Keep clean!

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
hujan jadi berkah. Keterbatasan inderawi kita yang belum mampu menguaknya. Banyak pelajaran dari hujan. Salam sukses.
Terima kasih Pak telah berkunjung
Terima kasih Pak telah berkunjung
Terima kasih Pak telah berkunjung
Terima kasih Pak telah berkunjung
Iya bu masalah klasik entah kapan bisa terselesaikan. Akar masalahnya adalah budaya dan ketegasan penegakkan aturan. Tulisan yang sudah mengingatkan. Sehat, bahagia, dan sukses selalu ibu Rumondang Sitohang
Terima kasih Pak atas kunjungannya .Sehat, dan sukses selalu
Saatnya lebih mawas, bersahabat dan lebij peduli dengan alam sekitar.
Terima kasih Bu
Banjir yang kita alami karena sikap kita yang tidak ramah pada alam. Hujan, tak hisa disalahkan karena memang sudah begitu iklim kita. Namun bagaimana sikap kita hingga hujan membawa bencana, itu yang harus kita pikirkan. Betul, Bu Guru...budaya membuang sampah semabrangan menjadi salah satu oenyebab utama. Entah kenapa, budaya yang satu ini sulit diterapkan. Padahal tiap kita sudah dibekali ilmu yang satu ini dari sejak dini. Jangankan masyarakat biasa, di kalangan guru pun masih banyak yang belum bisa menerapkan budaya ini. Miris, memang. Semoga kita segera menyadari kesalahan ini agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Waah....rupanya "raonraon" ke negeri jiran. Udah lama Bu Guru tak muncul. Selamat menikmati liburan..., Bu Guru. Semoga sehat, bahagia, dan sukses selalu.
Terima kasih Bu Rai ,semoga di tahun 2020 semua angan dan cita Ibu segera terkabul.
Terima kasih juga sudah sempatkan singgah di lapak saya .Sehat dan sukses selalu Bu Rai n fams
Menjaga kebersihan masih dalam taraf pemahaman bukan pelaksanaan. Sukses selalu untuk Bu Rumondang
Terima kasih byk Bu Dr Vivi atas, kunjungannya ke lapak saya ,semoga sehat n sukses selalu Bu n fams
Setuju bun...
Terima kasih banyak Bu ,sudah berkunjung ke lapak saya. Sehat n sukses selalu Bu
Betul Bu, banjir diakhir tahun itu seperti paradoks bahwa itu adalah ulah kita selama satu tahun ke belakang, buang sampah sembarangan, pembangunan yg tidak memperdulikan amdal, penebangan pohon, dan lain sebagainya. Jangan hanya menyalahkan pemerintah, sedikit banyak kita menjadi salah satu penyebab banjir itu selalu menyapa diakhir tahun.
Terima kasih Bu sudah berkunjung ke lapak saya
Sehat n sukses sllu buat Ibu n fams