PTK PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAPEL PKK PADA MATERI BIAYA PRODUKSI MELALUI MO
“PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAPEL PKK PADA MATERI BIAYA PRODUKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PESERTA DIDIK KELAS XI AKL SMKS AL FALAH PEMALANG”
Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya motivasi dan hasil belajar Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK).
Berdasarkan observasi dan wawancara penyebab rendahnya motivasi dilihat ketika proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar rendah dilihat PAS semester I nilai rata-rata 35,10 dengan KKM 75. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar Mapel PKK menggunakan model PBL materi Biaya Produksi. Jenis penelitian menggunakan PTK dengan 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, tes, wawancara dan dokumentasi pada pembelajaran Biaya Produksi melalui model PBL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Mapel PKK pada peserta didik kelas XI Akl SMKS Al Falah Pemalang. Keberhasilan penelitian dapat ditunjukan melalui angket motivasi dan tes evaluasi yang diperoleh setiap siklusnya. Motivasi belajar kategori tinggi yaitu ≥50 dan standar KKM mata pelajaran PKK yaitu 75 dengan pencapaian klasikal 85% untuk hasil belajar. Peningkatan ini dapat dilihat dari siklus I motivasi belajar siswa dengan rata-rata 41,31% dan meningkat pada siklus II menjadi 69,34%. Sedangkan peningkatan hasil belajar Mapel PKK pada siklus I 27,6% dan meningkat pada siklus II menjadi 89,7% yang tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model PBL dapat dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Mapel PKK serta dikatakan berhasil.
Kata Kunci: Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) dan Model Problem Based Learning (PBL)
1. Pendahuluan
Mapel PKK dapat dianggap sebagai ilmu dalam arti suatu sistem pengetahuan, tetapi bukan bagian dari ilmu alam. Mapel PKK merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu bisnis atau kewirausahaan.
Adapun sejarah tentang kewirausahaan. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.
Uno (2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita- cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.
Suatu proses pembelajaran tidaklah luput dengan adanya motivasi. Menurut Clayton Alderfer (2011) arti motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan peserta didik kelas XI SMKS Al Falah Pemalang didapatkan informasi bahwa motivasi dan hasil belajar Mapel PKK masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Rendahnya motivasi belajar dilihat ketika proses pembelajaran berlangsung, peserta didik tidak memperhatikan saat guru menjelaskan, peserta didik lebih suka main handpone, mengobrol dengan teman sebangkunya, kebingungan saat ditanya cita-citanya, dan pembelajaran terkesan monoton sehingga peserta didik kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Hasil belajar peserta didik kelas XI AKL 7 yang merupakan subjek penelitian masih banyak peserta didik yang nilainya kurang dari KKM. Hal ini ditandai ketika peserta didik dihadapkan dengan soal, peserta didik tidak dapat melakukan generalisasi dari informasi yang disajikan pada soal untuk membantunya dalam menemukan jawaban, mereka hanya menebak jawaban tersebut, ketika pembelajaran berlangsung peserta didik kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru sehingga banyak peserta didik yang belum mencapai KKM yaitu 75, sehingga berdampak pada persentase hasil belajar Penilaian Akhir Semester (PAS) I di kelas XI Akl 7 yang mendapatkan nilai tertinggi hanya sebesar 60 sehingga dapat dikatakan ketuntasan adalah 0%, dengan nilai rata-rata hasil belajar Mapel PKK 35,10 dan harus melakukan remedial. Sementara nilai peserta didik pada mata pelajaran lain sebagian besar nilainya lebih baik. Artinya peserta didik masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran Mapel PKK dan belum mencapai KKTP yang sudah ditetapkan.
Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran di SMKS Al Falah Pemalang khususnya mata pelajaran PKK, pemilihan metode/model pembelajaran yang kurang tepat berakibat pembelajaran belum berjalan dengan baik. Selain aktivitas yang dilakukan sebagian peserta didik di atas, kompetensi peserta didik masih belum sesuai dengan yang di harapkan yaitu masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKTP dan kurang adanya inovasi dalam mengembangkan proses pembelajaran. Hal tersebut menuntut guru perlu menciptakan model yang tepat dan menarik perhatian peserta didik agar peserta didik mempunyai motivasi dan hasil belajar yang tinggi dalam proses pembelajaran. Salah satu pilihan model pembelajaran yang harus diterapkan dalam materi selanjutnya yaitu Standarisasi Mutu Produk menurut peneliti dan guru kelas XI Akl SMKS Al Falah Pemalang, untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam materi ini peneliti memilih menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dipilih karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok dalam diskusi. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan memaksimalkan berpikir kritis untuk mendapatkan solusi dari masalah pada dunia nyata. Dengan PBL, dapat membuat mahir dalam memecahkan dan mengambil solusi dari suatu masalah yang memotivasi untuk mendapatkan pengetahuan yang penting sehingga memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam kelompok diskusi. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari.
Tujuan Problem Based Learning (PBL) adalah membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar mandiri. Sesuai dengan pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan dari beberapa penelitian yang dilakukan, Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang perlu dicermati untuk keberhasilan penggunaannya adalah sebagai berikut :
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nhyata
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep – konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.
(Sanjaya, 2007)
PBL memiliki 5 sintak atau langkah – langkah pembelajaran, yaitu mulai dengan
1) orientasi peserta didik pada masalah
2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) membimbing penyeldidikan individu atau kelompok
4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Maka dalam penelitian ini dilakukan untuk pengembangan model Problem Based Learning (PBL) dengan asumsi model tersebut dapat digunakan untuk pembelajaran yang lebih efektif. Serta beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu apa yang ditingkatkan, subyek, waktu, serta materi pembelajran pada siswa kelas XI Akl SMKS Al Falah Pemalang tahun pelajaran 2023/2024 Semester 3.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis mencoba menerapkan sebuah tindakan dengan menggunakan model PBL untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka penulis ingin membuktikan bahwa menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Mapel PKK. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAPEL PKK PADA MATERI BIAYA PRODUKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PESERTA DIDIK KELAS XI AKL SMKS AL FALAH PEMLANG”
2. Metode
Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilakukan dengan dua siklus meliputi empat tahap pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi (Arikunto, Suhardjo & Supardi, 2015: 143). Adapun subjek dan tempat penelitian adalah kelas XI AKL 7 SMKS Al Falah Pemalang yang terdiri atas 20 siswa dengan 18 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki. Pada pembelajaran ini penulis menggunakan pembelajaran berbasis proyek sebagai medianya.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis mencoba menerapkan sebuah tindakan dengan menggunakan model PBL untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka penulis ingin membuktikan bahwa menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Mapel PKK. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAPEL PKK PADA MATERI BIAYA PRODUKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PESERTA DIDIK KELAS XI AKL 7 SMKS AL FALAH PEMALANG”
2. Metode
Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilakukan dengan dua siklus meliputi empat tahap pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi (Arikunto, Suhardjo & Supardi, 2015: 143). Adapun subjek dan tempat penelitian adalah kelas XI AKL 7 SMKS Al Falah Pemalang yang terdiri atas 20 siswa dengan 18 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki. Pada pembelajaran ini penulis menggunakan pembelajaran berbasis proyek sebagai medianya.
3. Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan analisis data yang diperoleh dari dua siklus yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober – 15 November 2023 mendapatkan hasil penelitian dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan.
Berikut adalah hasil perbandingan persiklus dari motivasi belajar dan hasil belajar pada peserta didik kelas XI AKL 7 SMKS Al Falah Pemalang materi Biaya Produksi melalui model Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa peningkatan banyak peserta didik yang masuk kategori sangat tinggi. Meningkatnya motivasi tersebut dilihat dari hasil observasi motivasi dengan mengisi angket dengan 20 kategori yang diberikan setiap siklusnya.
Tabel 1.Hasil Rekapitulasi Motivasi Persiklus
Siklus
Rata - Rata
Kategori
Jumlah
Persentase
I
41, 31
Sangat Cukup
6
20, 68 %
Cukup
18
62, 06 %
Tinggi
5
17, 24 %
Sangat Tinggi
27
93, 10 %
(Sumber Data Primer)
Hasil dari Tabel 1, menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik setelah dilakukannya tindakan dengan membagikan angket motivasi setelah proses pembelajaran sebagai instrumen penelitian. Angket motivasi akan direspon oleh peserta didik sebagai bentuk alat ukur untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik dalam setiap siklusnya. Pada lembar angket motivasi belajar peserta didik terdapat 20 pernyataan dengan empat kriteria penilaian seperti yang dikatakan oleh Wahyuni (2017) empat kriteria tersebut yaitu Sangat Cukup (SC) dengan nilai 20-34, Cukup (C) dengan nilai 35-49, Tinggi (T) nilai 50-64, dan Sangat Tinggi (ST) dengan nilai 65-80. Data yang diperoleh dari motivasi belajar peserta didik pada kegiatan siklus I terdapat 5 orang peserta didik (25,68%) yang memiliki kategori motivasi belajar sangat cukup, 10 orang peserta didik (50,06%) yang memiliki kategori cukup, dan 5 orang peserta didik (25,24%) termasuk kategori tinggi, serta 0 peserta didik (0%) tergolong masuk kategori sangat tinggi. Berdasarkan data per kategori tersebut didapatkan dengan rata-rata motivasi belajar pada siklus I yaitu 41,31 termasuk kategori cukup. Data tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar Mapel PKK kelas XI Akl Smks Al Falah Pemalang mempunyai motivasi belajar yang rendah dan kurang. Siklus I semangat peserta didik belum terbentuk seperti halnya untuk presentasi hasil kegiatan belajar masih malu-malu karena peserta didik masih belum terbiasa mengenai model PBL sehingga perlu perbaikan untuk meningkatkan kekurangan pada motivasi.
Sedangkan pada siklus II agar motivasi belajar peserta didik dapat meningkat guru menjalankan proses pembelajaran dengan sebaik mungkin, karena memang meningkatnya motivasi ada usaha dari dalam diri sendiri maupun usaha pembentukan dari orang lain (Asrori, 2007: 183). Sehingga pada siklus II terdapat 0 peserta didik (%) yang termasuk kategori sangat cukup, 0 peserta didik (%) termasuk kategori cukup, dan 2 orang peserta didik (10,89%) kategori tinggi, serta 18 orang peserta didik (90,10%) termasuk kategori sangat tinggi. Berdasarkan data per kategori tersebut didapatkan dengan rata-rata motivasi belajar pada siklus II yaitu 69,34 termasuk kategori sangat tinggi. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram Rata-rata Motivasi Belajar persiklus
(Sumber Data Primer)
Gambar 1, menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) terjadi peningkatan persentase rata-rata motivasi peserta didik kategori tinggi dari siklus I dapat dilihat 41,31% dan siklus II 69,34%. Peningkatan persentase motivasi kategori tinggi dari siklus I ke siklus II yaitu 28,03%. Peningkatan sebesar 28,03% ini tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara penulis dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih matang lagi. Penulis berhasil meningkatkan peningkatan motivasi belajar Mapel PKK yang lumayan memuaskan ini guru lebih tegas dalam tahapan-tahapan model pembelajaran PBL melalui media PPT dan guru memberikan ungkapan-ungkapan motivasi serta nasehat terhadap peserta didik pada kelas XI Akl SMKS Al Falah Pemlang agar mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu juga guru membuat peserta didik lebih semangat dan percaya diri saat mengikuti pelajaran terutama pelajaran Mapel PKK pada saat peserta didik menyelesaikan tugas berbasis masalah yang diberikan oleh guru. Sehingga peserta didik mampu menunjukkan perkembangan terlihat hampir semua perhatian, ketertarikan menyelesaikan tugas dan keingintahuan peserta didik di kelas menunjukkan ada perkembangan yang lebih baik, hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik meningkat dibandingkan siklus sebelumnya dikarenakan peserta didik sudah memahami dengan baik model pembelajaran dengan menggunakan model PBL.
Sedangkan meningkatnya hasil belajar pada setiap siklusnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Hasil Belajar Persiklus
Siklus
Rata - Rata
Kategori
Jumlah
Persentase
I
60,86
Tuntas
8
40,6%
Belum Tuntas
12
60,4%
II
Tuntas
18
90,7%
Belum Tuntas
2
10,3%
(Sumber Data Primer)
Tabel 2, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah dilakukannya tindakan seperti yang diungkapkan Sudjana (2017: 2) hasil belajar didapatkan setelah mengikuti pembelajaran, pembelajaran di kelas dikatakan berhasil jika sudah mencapai tujuan pengajaran adanya peningkatan prestasi peserta didik. Adanya peningkatan hasil belajar pada persiklusnya, hal tersebut merupakan bukti dari keberhasilan pada saat proses pembelajaran. Data yang didapatkan dari pekerjaan peserta didik pada soal evalusi dikegiatan siklus I terdapat 8 orang peserta didik (40,6%) yang tuntas, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 12 peserta didik (60,4%) dengan rata-rata 60,86. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik kelas XI Akl 7 SMKS Al Falah Pemalang pada mata pelajaran PKK masih sangat rendah dan kurang dari Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP) yang telah ditentukan yaitu ≥76. Sedangkan pada siklus II terdapat 18 orang peserta didik (90,7%) yang tuntas dan 2 orang peserta didik (10,3%) yang belum tuntas dengan perolehan nilai rata-rata 83,62%. Data yang didapatkan pada pelaksanaan penelitian siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II ini mengalami peningkatan. Hasil belajar yang dicapai pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan klasikal yang ditetapkan yaitu 85% dari jumlah peserta didik yang diperoleh nilai tuntas (≥76) peningkatan tersebut tidak luput dari meningkatnya hasil motivasi yang meningkat juga (Yamin: 2015: 11), sehingga penelitian tindakan kelas di kelas XI Akl 7 SMKS Al Falah Pemalang dihentikan pada siklus II ini.
Gambar 2. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Persiklus
(Sumber Data Primer)
Gambar 1, dilihat bahwa hasil belajar peserta didik menunjukkan peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terjadi peningkatan dari siklus I terdapat 40,6% peserta didik tuntas, sedangkan siklus II 90,7% peserta didik tuntas. Peningkatan peserta didik yang tuntas belajar dari siklus I ke Siklus II adalah
62,1%. Artinya ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran bisa dikatakan sangat baik dari kegiatan awal hingga akhir pada mata pelajaran Mapel PKK materi Biaya Produksi sehingga peserta didik berhasil meningkatkan dengan telah melebihi indikator keberhasilan klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%. Hal ini dikarenakan penulis yang sudah menerapkan pembelajaran menggunakan model PBL dengan baik dan peserta didik sudah mengerti serta terbiasa menggunakan model pembelajaran PBL dalam pelajaran PKK. Sehingga penelitian dapat dikatakan telah berhasil dan dihentikan pada siklus II.
Hasil penelitian peneliti yang berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAPEL PKK PADA MATERI BIAYA PRODUKSI MELALUI MODEL PBL PESERTA DIDIK KELAS XI AKL 7 SMKS AL FALAH PEMLANG” Tahun Pelajaran 2023/2024 Semester 3), dapat dikatakan relevan. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajarnya. Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada peserta didik SMK AL FALAH PEMLANG Tahun Pelajaran 2023/2024 Semeter 3, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model tersebut menjadikan peserta didik merasa dirinya mendapatkan perhatian, semangat, dan kesempatan untuk menanyakan gagasan, ide ataupun pertanyaan.
4. Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan 4 tahap seperti: perancanaan (Planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observasing), dan refleksi (reflection) terhadap peserta didik kelas XI AKL 7 SMKS Al Falah Pemlang pada mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan materi Biaya Produksi melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang memiliki 5 sintak atau langkah – langkah pembelajaran, yaitu :
1) orientasi peserta didik pada masalah
2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) membimbing penyeldidikan individu atau kelompok
4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) menganalisis dan mengevaluasi
Proses pemecahan masalah dapat disimpulkan bahwa: Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi belajar Mapel PKK materi Biaya Produksi pada kelas XI Akl 7 SMKS Al Falah Pemalang tahun pelajaran 2023/2024 semester 3. Hal ini dapat dibuktikan semakin meningkatnya rata-rata motivasi peserta didik dari setiap siklusnya yaitu 40,31% pada siklus I menjadi 40,34% pada siklus II, sehingga terjadi peningkatan 90,03%. Sedangkan penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Mapel Pkk materi Biaya Produksi pada kelas XI Akl 7 SMKS Al Falah Pemalang tahun pelajaran 2023/2024 Semester 3. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya persentase nilai siklus I (40,6%) dan siklus II (90,7% ) sehingga terjadi peningkatan hingga mencapai 62,1%.
Menurut data tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran Mapel PKK materi Biaya Produksi pada kelas XI Akl 7 SMKS Al Falah Pemalang tahun pelajaran 2023/2024 Semester 3 dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat dikatakan telah berhasil. Sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu mendukung, kepala sekolah yang telah membantu dan membimbing, keluarga besar serta anak – anak ku SMKS Al Falah Pemalang sebagai tempat penelitian.
Pemalang,…..November 2023
Penyusun
Runtah Devianah, S.Pd
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsini, Suhardjono, & Supardi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, Muhammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Gramedia Blog, 2021. https://www.gramedia.com/literasi/penemu-matematika/ diakses pada tanggal 30 Mei 2023 pukul 11. 13 Wita
Purwanto, M Ngalim. 2014. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2017. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Trianto.2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2016. Teori Motivasi danPengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahyuni, Maya. 2017. Pengaruh Metode Mathemagics Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis di Tinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMKN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan.
http://sapamultimedia.blogspot.com/2018/10/pkk-modul-7-menganalisis-biaya-produksi.html
https://rositadewi1906.blogspot.com/2019/07/kd-36-menganalisis-biaya-produksi.html
https://www.vocationalogy.com/materi-kikd-3/3-7-menganalisis-biaya-produksi-prototype-produk-barangjasa
https://repositori.kemdikbud.go.id/21810/1/XI_PKWU-Pengolahan_KD-3.8_Final.pdf
http://jendelaekonomi.blogspot.com/2008/10/biaya-produksi-materi-smk-kelas-xi.html
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6084983/biaya-produksi-pengertian-jenis-unsur-dan-cara-menghitungnya
https://quizizz.com/admin/quiz/5e13edca873ff500207e6eea/pkk-kelas-xi-biaya-produksi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar