[email protected]

Berasal dari Blitar Jawa Timur. Merenda mimpi membersamai generasi penerus estafet negeri. Menggantung asa dan cita setinggi Tsuraya semoga menjadi manusia pali...

Selengkapnya
Navigasi Web
HIDUP DALAM KEGELAPAN

HIDUP DALAM KEGELAPAN

Pemadaman lampu secara maraton selama 8 - 10 hari oleh PLN Wilayah Bangkalan, menjadikan banyak hal terasa jadi meruwetkan. Secara bergiliran, wilayah kami akan dipadamkan dalam durasi waktu yang cukup lama. Di wilayah perumahan tempat saya tinggal, durasi pemadaman listrik dimulai dari pukul 23.00 sampai dengan pukul 02.00 dinihari. Kadang terjadi molor hingga pukul 04.00 subuh.

Awalnya, semua terasa biasa saja. Persiapan genset, lilin, lampu dan beberapa hal lain seolah membuat kami sedikit tenang. Namun, lama kelamaan hal itu meresahkan dan mulai mengganggu jalannya roda perekonomian terutama kalangan menengah ke bawah yang tak mempunyai budget untuk membeli peralatan mahal semacam genset. Beberapa penujual ikan mengeluhkan banyak sekali ikan hiasnya yang mati dan tentu saja berdampak pada kerugian yang dialaminya. Begitu pula penjual makanan beku dalam freezer yang terpaksa merugi karena banyak yang basi. Belum lagi jika punya tumpukan pekerjaan kantor yang harus dilembur di rumah. Sungguh membuat kami mati gaya.

Puluhan tahun menjadi pelanggan PLN, baru kali ini kami mengalami nasib yang sangat tidak mengenakkan. Di satu sisi tentu kami memaklumi, tapi di sisi lain juga mengeluh. Tidak adakah solusi yang lebih bijak dari PLN, selain pemadaman ini? Jujur, ketatnya aturan yang diberlakukan, naiknya besaran biaya listrik menjadikan pemadaman menjadi hal yang sangat menyebalkan bagi para pelanggan. Semua tahu, jika terlambat satu kali saja, alamat listrik bakal dipadamkan. Jika dua kali langsung dicabut dan harus mengurus dari awal lagi. Belum lagi pegawai PLN yang menagih kadang tak ubahnya debt colector yang tak punya nurani apalagi etika. Menjadi sangat tidak adil, ketika dengan seenak udelnya mereka memadamkan listrik tanpa solusi yang manusiawi. Seolah pelanggan hanyalah sekumpulan orang dungu yang menurut saja seperti kerbau dicocok hidungnya.

Apapun itu, sebagai warga yang baik, tentu pelanggan tetap menaati semua hal yang diinstruksikan. Namun, tentu saja PLN sendiri juga harus memperhatikan hak dan kewajiban mereka terhadap jutaan pelanggannnya. Jangan mentang-mentang dibutuhkan, kemudian arogansi dan kesombongan instansi yang dimunculkan. Sudah tidak zaman kalle.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga segera ada solusinya, Bunda dari pihak terkait. Tetap semangat. Salam literasi

04 Mar
Balas



search

New Post