Rury Ariyani

Mother Writer Teacher Traveller...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bagi-bagi Kuota Internet Siapa yang Di Untungkan? (Surat Terbuka Untuk Mas Nadiem)

Bagi-bagi Kuota Internet

Siapa yang Di Untungkan?

(Surat Terbuka Untuk Mas Nadiem)

Belajar daring, sungguh buat orangtua semakin darting.

Gimana nggak darting? Uang sekolah anak tetap bayar penuh, beli paket internet yang sekarang makin dijual mahal. Alhasil pengeluaran rumah tangga membengkak, bikin darting banget yah?

Muncul kode-kode pemberian kuota internet dari mas Mentri, seneng donk yaak.. Alhamdulillah.. Hore.. Hore..

Baru-baru ini anak kami diberi fasilitas paket perdana internet dari pihak sekolah dengan menggunakan provider Y sebesar 30 Gb. Ketika diaktifkan, ternyata yang aktif cuman google classroom, byuh..

Padahal belajar jelas-jelas anak menggunakan fasilitas WA untuk intruksi buka youtube, sesekali memutar video pembelajaran yang di kirim, belum lagi musti ngisi ujian mendadak lewat CBT, E-Learning, ruang guru, ruang belajar, nanya jawaban di mbah google, browsing di brainly, pokoknya kalau tidak tersedia perpustakaan di rumah yang serba lengkap, belum tentu jawaban dari pertanyaan lewat pembelajaran daring ini bisa ketemu.

Jadi, kuota belajar yang di fasilitasi oleh Mas Mentri ini sebenarnya menguntungkan siapa? Pihak Provider tertentu atau ada tender tak tertulis, dari proyek di kemendiknas? Belum lagi terkendala sinyal yang tak jelas dari beberapa provider yang diberikan khusus kuota belajar. Atau digebyah uyah, di sama ratakan semua harus memakai provider Z, yang notabene sinyalnya paling bagus?

Mengapa tidak ada wacana saja tentang subsidi pulsa internet sama rata seluruh Indonesia, misalnya, paket internet rata-rata 50 ribu, di subsidi per siswa/pendidik 30 ribu, itu lebih meringankan siswa dan pendidik. Karena tidak hanya kuota belajar saja yang diaktifkan, tapi seluruh fasilitas untuk pembelajaran : WA, GOOGLE CLASSROOM, CBT, ELearning, Google, Brainly, Ruang Guru, Rumah Belajar.

Tinggal di cutt off seluruh web porno yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran, agar ketika anak browsing, tidak menemukan situs-situs yang tidak layak di lihat oleh anak.

Jadi subsidi paket internet yang diberikan, tidak akan sia-sia dan bermanfaat bagi siswa maupun pendidik. Karena buat apa diberikan fasilitas kuota belajar yang notabene hanya bisa membuka satu dua situs belajar saja.

Ahh, ini hanya sekedar usulan yang mungkin hanya sekedar wacana saja kepada Mas Mentri. Kalau di baca, Alhamdulillah, kalau tidak di baca, ya mudah-mudahan dibaca.

Tulisan ini bukan mengeluh, tapi mencari alternatif solusi dari wacana dan wacana daring, semoga benang ribet pendidikan kita nggak semakin ribet.

Percut Sei Tuan, 21092020

Rury Ariyani, S.Psi, M.Psi

(Penulis Kepala Sekolah PAUD, yang memiliki 3 anak usia SD, SMP, SMA, semuanya daring dalam waktu yang sama, 3 hari menghabiskan kuota internet 6 Gb @ 35 rb, hanya untuk Daring 😢Coba, apa nggak bikin Darting 🤭)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post