Rusdi El Umar

Rusdi El Umar, adalah guru pengajar IPA di SMPN 1 Masalembu Sumenep Madura. Suka menulis dan membaca serta seabrek aktifitas lainnya. Penyuka olahraga bulu tang...

Selengkapnya
Navigasi Web

Habibie & Ainun: Separuh Jiwaku Pergi

Habibie & Ainun; Separuh Jiwaku Pergi*)

(Membangun Cinta Abadi, Tanpa Jarak, Tidak Terpisahkan)

"Tuhan, telah Engkau lahirkan saya untuk Ainun, dan Ainun untuk saya." BJ Habibie.

Cinta sejati adalah memberi tanpa mengharap kembali. Cinta yang dibangun di atas pondasi keabadian menjadi sebuah istana rindu di ruang kasih Ilahi. Sebuah kemasan memoar jiwa di dalam satu nurani. Terhubung menjadi ikatan rindu di atas simpul cinta yang selalu mekar di pentas kehidupan.

Ainun, istri BJ. Habibie telah pergi dan tidak akan kembali. Melangkah di alam barzah, di tempat lain yang tidak kasat mata. Tetapi, menurut Bapak Habibie, kepergian itu tidak akan menghapus jejak-jejak cinta yang dibangun selama 46 tahun lebih. Gelimis senyum Ainun selalu hadir di setiap detak jantung Habibie. Sebuah memoar yang tidak akan pernah lesap oleh takdir kematian. Tetapi, justru melahirkan bongkahan kalimat cinta yang semakin memendar.

Itulah cinta abadi. Sebuah palung rindu yang selalu mekar dan tegar. Tidak tergoyahkan oleh sebuah perpisahan. Bahkan, perpisahan maut sekalipun. Nuansa cinta itu tetap ada. Hadir di sela-sela kehidupan BJ. Habibie, yang pada saatnya nanti akan datang untuk membangun sebuah cinta lain, di tempat lain, dan di alam lain.

SEPARUH NAFAS

(Dewa 19)

separuh nafasku

terbang bersama dirimu

saat kau tinggalkanku

salahkanku

salahkan aku

bila ku bukanlah

seperti... aku yang dahulu

ada makna tergali

dari sini

dari pertikaian yang terjadi

reff :

kau hancurkan diriku

bila kau tinggalkan aku

kau dewiku

kembalilah padaku

bawa separuh nafasku

kau dewiku

***

Separuh Jiwaku Pergi

Tema yang diusung pada program Mata Najwa, adalah "Separuh Jiwaku Pergi." Sebuah kenyataan kisah dalam cinta abadi antara Habibie dan Ainun. Setelah kepergian Ibu Ainun, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari cinta sejati, Habibie merasa telah pergi dari separuh jiwanya. Maka, hilang sudah sebagian tempat bersandar. Lenyap sudah tempat berkeluh kesah. Keabadian rindu itu bermuara pada kepincangan nurani.

"Separuh Jiwaku Pergi," mempunyai makna bahwa riak-riak cinta itu menua dengan kematangan yang bernas. Merangkum laksa napas dalam satu jiwa untuk membangun istana cinta. Ternyata, cinta sejati tidak harus dibangun di atas kemewahan. Cinta sejati lahir dari kesederhanaan jiwa. Jika telah lahir sebuah komitmen untuk melahirkan cinta yang tulus, maka kesejatian cinta tumbuh dan berkembang, mekar menyemerbak bau sayang.

Kesahajaan dapat melahirkan "the power." Jika saja "sahaja" itu dibentuk dalam bingkai cinta yang tulus. Saling menerima, memberikan yang terbaik dari kehidupan diri, adalah langkah mula untuk mendirikan pondasi cinta abadi. Maka, tidak akan lahir "selingkuh" jika dasar cinta yang dibangun atas nama Tuhan. Takdir cinta yang dibangun di atas restu Ilahi akan melahirkan nuansa keabadian cinta.

Mencermati ragam kisah cinta Habibie membuat resah menjadi damai, menjadikan riuh jelma keriaan. Karena, istana cinta yang Beliau bangun bermuara kepada keikhlasan dan ketulusan. Mengarah kepada kesejatian dan keabadian. Maka tidak akan ada resah, gelisah, rusuh, riuh, ricuh, sedih, perih, dan derai air mata darah. Tetapi, akan lahir pasrah, tabah, indah, tulus, ikhlas, dan luapan kedamaian jiwa.

Di saat saya memperhatikan ungkapan Bapak Habibie yang berapi-api, tiba-tiba saya bersenandung sebuah lagu dari Anang dan Krisdayanti "Separuh Jiwaku Pergi."

SEPARUH JIWAKU PERGI

separuh jiwaku pergi

memang indah semua

tapi berakhir luka

bermain hati dengan sadarmu

kau tinggal aku

benar ku mencintaimu

tapi tak begini

kau khianati hati ini

kau curangi aku

benar ku mencintaimu

tapi tak begini

kau khianati hati ini

kau curangi aku

kau bilang tak pernah bahagia

selama dengan aku

itu ucap bibirmu

kau dustakan semua

yang kita bina

kau hancurkan semua

benar ku mencintaimu

tapi tak begini

kau khianati hati ini

kau curangi aku

benar ku mencintaimu

tapi tak begini

kau khianati hati ini

kau curangi aku

benar ku mencintaimu

tapi tak begini

kau khianati hati ini

kau curangi aku

benar ku mencintaimu

tapi tak begini

kau khianati

kau curangi aku

kau dustai hati

benar kumencintaimu

***

Cinta Tak Berjarak

"Setelah Ibu Ainun pergi (meninggal), masih terasa ia ada di sekitar saya. Ia memperhatikan saya, bahkan seperti memberikan arahan-arahan yang saya juga tidak mengerti dari mana datangnya intuisi itu."

Cinta tak berjarak, begitulah kira-kira saya menggambarkan kisah cinta antara Habibie dan Ibu Ainun. Sebuah rasa cinta yang tidak dapat dipisahkan oleh maut. Keabadian cinta yang lahir dari ketulusan hati. Tidak perlu dibangun di atas kemewahan. Bahkan cinta sejati bisa lahir dari kesederhanaan yang paling sederhana. Dan cinta yang lahir dari jiwa yang paling dalam akan melahirkan kekuatan yang maha dahsyat. Akan melahirkan letupan-letupan kebahagiaan yang tidak hanya dapat dinikmati oleh yang empunya, namun juga mengalir kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Cinta suci akan terkenang di sepanjang asa, bahkan meskipun di saat telah tiada. Allahu Akbar!

Meskipun Ibu Ainun telah pergi, namun Habibie masih merasakan sentuhan-sentuhan kasih yang datang dari tangan lembut Ainun. Sebuah diorama kisah kasih yang tak lekang oleh aliran sang waktu. Di setiap sisi kehidupan Habibie selalu ada cinta, selalu hadir kasih, dan senantiasa lahir rasa sayang. Maka tidak heran jika kemudian Bapak Habibie selalu merasa dekat dengan Ainun bahkan meskipun ia telah pergi untuk selamanya.

Jarak tidak dijadikan alasan untuk terpuruk di dalam kegalauan. Dua tempat yang sangat berbeda bisa mungkin untuk tetap setia dalam cinta. Ya, seperti cinta Habibie dan Ainun. Sebuah mahligai yang terbangun oleh kesadaran jiwa, tercipta oleh rasa yang mendalam, dan terlahir oleh rindu yang tak mengenal waktu.

Kesejatian Cinta

Cinta sejati adalah cinta yang sesungguhnya. Karena dalam kesejatian cinta ada pesona rindu yang menggebu, ada riak kasih yang datang dari hati yang suci. Sejati dan cinta adalah dua kata yang harus dipelihara sampai titik darah yang terakhir. Agar kemenangan dalam kehidupan mengalir dari riak kesucian jiwa. Tidak ada alasan untuk terpuruk dalam jejak yang hilang. Kehilangan cinta adalah pilu di atas kelukaan nurani.

Cinta Habibie dan Ainun adalah kisah kesejatian cinta. Menerabas liku kehidupan, melangkahi luka-luka, dan menjejak aneka kemelut suasana. Namun, tantangan hidup dijadikan rona kisah cinta yang abadi. Menjadi muara rindu di riak bening air kehidupan. Mereka melangkah di antara lautan api, berenang di gelombang darah kehidupan, dan akhirnya, pulau impian pun menjadi warna senja untuk ditempati bersama.

Cinta sejati adalah cinta yang sebenarnya. Cinta yang mampu menjadikan api sebagai suluh, menjadikan mimpi menjadi nyata, dan menjadikan duka menjadi suka. Cinta sejati datang dengan senyum bidadari, lahir dari hati yang bersih, dan tercipta dari jiwa yang abadi.

"Membangun cinta sejati tidak segampang menganggukkan kepala, tetapi tidak sesulit menembus bumi."

CINTA SEJATI

(Element)

cinta sejati yang bisa

memb’ri tanpa harus menerima

dia membawa damai

dan baha - giakan jiwa

tuk semua manusia

hanya cinta sejati yang bisa

bertahan tanpa mengenal waktu

takkan pernah sirna

bagai karang di samudra

kan abadi tuk selamanya

reff :

seperti itulah cintaku untuk dirimu

tulus dan apa adanya

datang dari sebuah rasa sucinya hati

atas nama cinta sejati

dan bila engkau t’lah mengerti

betapa besar artinya cinta

hingga setiap nafas

yang mengalir di tubuhmu

mengandung cinta dari yang kuasa

setiap nafas di tubuhmu

mengandung cinta dari yang kuasa

***

Cinta di Ujung Senja

Bapak BJ. Habibie sudah di ujung senja. Namun cinta yang tertanam dalam jiwa Habibie kepada Ibu Ainun begitu kuat. Tertancap lekat dalam ikatan batin yang tidak pernah lepas. Kepergian Ibu Ainun adalah bukti nyata, bahwa cinta sejati dan abadi masih terikat kuat. Inilah cinta yang sebenarnya, cinta yang mendekatkan yang jauh, dalam dekapan rindu yang tidak terpisahkan. Di ujung usia yang semakin dekat, cinta Habibie terhadap Ainun laksana rasa asin di kedalaman lautan. Menyatu dalam simpul kasih yang lekat, bersama menciptakan tarian kasih yang tiada akhir.

Begitulah! Cinta memang tidak dipaksa, karena pemaksaan adalah bukan cinta yang sebenarnya. Cinta tidak dapat direka-reka, karena perekaan adalah sebuah khayalan. Serumpun dalam tautan cinta sejati, abadi di dalam rindang kasih di taman surga. Allahu Akbar!

***

*) Artikel ini ditulis setelah melihat tayangan ulang "Mata Najwa" di Metro-TV pada hari Rabu, 23 Agustus 2017.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post