Muhammad Rusli Harahap

Pria kelahiran Medan, kini aktif di IPPSU (Ikatan Pendidik Penulis Sumatra Utara)...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menentang Badai Krismon (1):  Tantangan Hari ke-11
https://www.merdeka.com/uang/krisis-moneter-1998

Menentang Badai Krismon (1): Tantangan Hari ke-11

Akhir program pendidikan adalah kesempatan yang ditunggu. Saat di mana pihak kampus mengumumkan daerah penempatan setiap peserta yang dinyatakan lulus menjalani pendidikan. Ya, ada yang tidak lulus karena tidak tahan menjalani pendidikan yang begitu ketat.

Ada yang cemas, ada yang bahagia, dan ada juga yang tidak peduli. Situasi ini juga dialami beberapa angkatan sebelum kami.

Bagiku, penempatan adalah kesempatan. Tidak pernah terpikirkan atau mengharapkan daerah tertentu. Sesuatu yang baru akan menambah pengalaman. Begitu dalam benakku. Mungkin kebetulan karena aku pernah mengikuti pramuka, urusan daerah baru menjadi petualangan tersendiri.

Hiruk pikuk di depan kantor administrasi dan akademik sudah terdengar. Kesan suara gaduh layaknya pengumuman anak SMA. Ada yang berpelukukan. Ada juga saling tos dan bersalaman. Raut bahagia, muram dan sedih bercampur dalam keramaian itu.

Ada yang mendapat penempatan jauh dari tempat tinggalnya. Ada yang dekat bahkan ada yang memang di lokasi domisilinya.

Benar saja. Perusahaan menugaskanku ke lokasi baru yang belum pernah ku kunjungi sebelumnya. Meski sebenarnya juga tidak begitu jauh dengan kampung orangtua.

Berada di pantai barat Sumatra Utara yang jaraknya sekitar 350 km sebelah Selatan Kota Medan. Kota Sibolga dikenal juga dengan istilah Sibolga Nauli karena keelokan daerahnya. Ditempuh dengan perjalananan darat berkisar selama delapan jam dari Kota Medan.

Tak mudah menaklukkan rasa mual karena perjalanan yang berliku. Sedikit berjalan sudah menemui banyak belokan di antara terjalnya dinding bukit dan jurang. Tapi menjadi keasyikan tersendiri karena diiringi semangat untuk menjalankan tugas baru.

Berbekal surat tugas dari perusahaan aku menemui orang yang belum aku kenal sebelumnya. Jabatannya Pimpinan Cabang.

Berkenalan sejenak. Sambutannya hangat. Ternyata ia juga lulusan dari kampus perusahaan namun dari program yang berbeda. Di cabang yang berisi 15 orang tersebut hanya kami berdua yang pernah mengikuti pendidikan di Kampus. Ada rasa bangga namun selimut kekhawatiran pun tak dapat dipungkiri.

Meski pernah mengenyam pendidikan di kampus perusahaan tapi aku meyakini mereka yang memiliki pengalaman lebih banyak pengetahuannya karena sudah langsung berinteraksi dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya.

Bersambung…

---------jejak ke-46: rahasia keluar dari zona nyaman--------------------------

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post