Malu yang memudar
" Malu adalah sebagian dari pada iman"
" Jika kau tak punya malu maka lakukanlah sesukamu"
Kedua ungkapan ini kerap kali terdengar dari nasehat orang tua kita yang tentu mengharapkan kebaikan untuk anak-anaknya
Dalam banyak riwayat Rosululla SAW pun sering menasehatkan tentang malu, salah satunya adalah
وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ
Artinya: " Rasa malu adalah cabang dari keimanan"
Mengapa sifat malu begitu meniadi perhatian mereka? Sebab sejatinya, sifat malu adalah salah satu dari kebaikan itu sendiri. Dalam hal ini, Malu adalah sebuah bentuk emosi yang dikaruniahkan Allah kepada hamba-Nya yang mendorong untuk tidak melakukan hal - hal yang menurut akal sehat adalah hal buruk dan tercela.
Seseorang yang memiliki sifat malu akan memiliki proteksi diri dari perbuatan dosa. Sebaliknya seseorang yang tak ada rasa malu akan menganggap perbuatan dosa itu sebagai hal biasa saja.
Tak dapat dipungkiri, semakin menua dunia semakin pudar pulalah rasa malu manusia. Betapa tidak, perkembangan zaman yang melahirkan modernisasi telah mengikis sedikit demi sedikit rasa malu sehingga rasa malu itu semakin memudar. Sebab modernisasi cendrung bersifat keduniaan dan tak sepaket dengan kepentingan spiritual, meskipun produknya tak sedikit yang dapat menyentuh kepentingan akhirat itu jika dimanfaatkan dengan ketaqwaan. Tetapi seiring memudarnya rasa malu maka menipis pula ketaqwaan itu.
Perhatikanlah kini, betapa merajalelanya kemaksiatan yang telah dianggap biasa saja. Wanita-wanita melenggak lenggok di tempat-tempat umun bernyanyi dan bergoyang dengan pakaian minin. Keberadaan tempat-tempat hiburan malam yang menjajankan maksiat berizin resmi. Maraknya kasus sengketa warisan yang tentu di dalamnya ada hak sesama saudara yang tercederai. Bahkan perbuatan korupsi oleh para pemimpin dan petinggi bukan lah kasus yg terhitung jari lagi. Semua itu karena rasa mau yang memudar yang jika tak diobati lama kelamaan akan menghilang bersama matinya hati manusia. Naudzubillahi min dzalik
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Harus ditingkatkan rasa malu yah Bund. Sukses selalu dan barakallahu
Betul sekali Bunda Ruslina...bahwa rasa malu semakin memudar di era sekarang...Ikut prihatin dengan kondisi itu....
Begitulah kenyataan sekarang, untuk mengatasinya butuh peran org tua di rumah dan guru di sekolah untuk menanamkan sikap malu kepada generasi kita. Syukron respondnya bu. Barokallah. Salam dr makassar
Iya bunda. Betul sekali.