Awal Persahabatan Kerbau dan Burung Jalak (Part 1) Kerbau yang selalu bersyukur
Pada zaman dahulu, ada sebuah hutan yang tidak begitu luas. Hutan tersebut merupakan tempat tinggal beberapa hewan seperti Kerbau, burung Jalak dan Elang dan masih banyak lagi hewan – hewan lainnya. Pohon – pohonnya sangat besar dan tinggi yang dikeliligi oleh padang rumput yang hijau dan luas sekali serta dibelah oleh dua anak sungai yang sangat jernih sekali.
Dihutan tersebut, Kerbau merupakan hewan yang paling besar. Tubuhnya hitam dengan kepala bertaduk serta kulit yang tebal dan selalu kotor dengan lumpur ditubuhnya. Banyak hewan – hewan lain yang tidak mau dekat dengannya disebabkan takut dengan melihat bentuk tubuhnya. Walaupun kerbau tak memiliki banyak teman, tetapi kerbau sangat baik hatinya. Dan kerbau pun tak perduli, sebab ia sangat senang menikmati hidupnya. Ia selalu bersyukur sebab ia masih bisa tinggal dihutan yang indah.
Pada suatu hari, kerbau sedang mencari makan di padang rumput yang luas. Ia pun terus berjalan dengan menikmati rumput – rumput yang hijau dan segar.
“Nyam..nyam..nyam, hemm, nyamii, rumput – rumput ini sangat enak sekali”.
Kerbau asyik menikmati rumput – rumput yang segar dan terus berjalan dengan sangat bahagianya.
“He.he.he.he, banyak sekali makanan disini, nyam, nyam, nyam”.
Betapa bahagianya kerbau tersebut. namun ia tak sadar, kalau dirinya sudah berjalan terlalu jauh dengan hutan. Kini ia sudah berada di tengah – tengah padang rumput yang luas.
“Uhuk..uhuk...uhuk”.
Saat menikmati makanannya, tiba – tiba kerbau tersedak. Ia berusaha mencari air disekitar tersebut.
“Air...air...air, dimana air, uhuk..uhuk..uhuk”.
Kerbau terus berjalan mencari air ditempat biasanya ia berendam. Namun tak ia temukan.
“Ya Allah, dimanakah air tempat aku berendam, kenapa tidak ada ya Allah”.
Kerbau tersebut panik kemudian ia berdo’a kepada Tuhan. Setelah ia berdo’a maka ia baru sadar, ternya dirinya sudah terlalu jau meninggalkan hutan tersebut.
“Terimakasih ya Allah, Engkau telah memberi teguran kepadaku, dengan tersedaknya aku, maka aku tersadar kalau aku sudah terlalu jauh berjalan meninggalkan hutanku”.
Kerbau pun kembali berjalan menuju hutan tempatnya tinggal. Namun ia masih bingung, karena ia sudah lupa dengan jalan yang ia lalui tadi.
### Bersambung ###
Asahan, 8 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap pak ceritanya
Terimakasih Bu
Bagus ceritanya pak. Ditunggu lanjutannya ya.
Terimakasih ibu
Mantap pak Rusman. Masa kecilku dulu sering didongengin sama ayah saya.. hehe
Terimakasih Bu. Semoga ini bisa dijadikan dongeng buat ibu utk anak2 nya tercinta.
Keren ceritanya Pak.. Selalu menarik dan renyah dibaca, sangat bagus untuk bacaan anak-anak.. Sukses selalupak Rusman... Salam santun
Terimakasih bu
Penulis cerita anak berbakat. Luar biasa dinda. Ditunggu lanjutannya.
Terimakasih abangda
Keren pak cernaknya
Terimakasih bu
Keren ceritanya
Terimakasih Bu