Rusmiaty

Rusmiaty,S.Pd lahir di Desa Parahangan, 24 Juni 1966. Sekolah SD di Desa Parahangan lulus tahun 1980 SMPN- 3 Palangka Raya Lulus 1983 SPGN-1 Palangka Raya Lu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Aku Harus Memilih

Ketika Aku Harus Memilih

Namaku Bawi, aku hidup dari keluarga broken home. Kedua orang tua ku bercerai ketika aku masih balita. Waktu itu usiaku baru tiga tahun. Sungguh aku sering merasa bingung dan panik ketika hampir setiap hari menyaksikan kedua orang tua ku selalu berbicara nyaring sampai berteriak-teriak. Sehingga telinga sudah terbiasa mendengar bentakan dan cacian dari kedua orang tua ku.

Melihat barang yang pecah di banting aku sudah terbiasa. Malah melihat mamahku di tendang dan papahku dipukuli dengan sapu akupun sudah biasa.

Sehingga akhirnya kedua orang tua ku memutuskan untuk bercerai dan aku dititipkan di sebuah panti asuhan.

Dibesarkan dalam panti asuhan membuat ku tumbuh menjadi anak yang punya rasa empati yang baik. Bagaimana tidak di sini kami di ajar untuk saling berbagi dengan sesama teman senasib. Kebanyakan kami adalah anak yang tidak memiliki orang tua, walaupun ada orang tua tetapi tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Saya bersyukur karena panti asuhan tempat kami dibesarkan sangat baik pengelolaan nya karena kami diajarkan ilmu agama sesuai agama yang kami anut. Sungguh panti ini memiliki visi misi dan tujuan untuk kesejahteraan anak Indonesia yang berjiwa Nasionalis tidak membedakan suku,bangsa dan agama.

Kami dijamin kesehatan, dan pendidikan. Kami boleh sekolah sampai ke perguruan tinggi. Semua biaya di tanggung oleh Sebuah Perusahaan ternama.

Dua puluh lima tahun aku di besarkan dalam panti asuhan, selama itu aku tidak lagi ingat akan wajah kedua orang tua ku. Karena keduanya bagaikan lenyap ditelan bumi.

Aku tumbuh menjadi seorang gadis yang boleh dikatakan cantik. Tapi aku memang cantik, kulit ku putih, hidung ku mancung. Bagaimana tidak karena ibu ku keturunan Pakistan dan Ayahku Manado.

Waktu aku SMP sudah banyak yang tertarik dan mau menjadikan ku pacar. Tapi aku tidak suka dan takut pacaran. Ada rasa benci dan takut menyelimuti hati dan pikiran ku. Sehingga sampai aku kuliah dan kini aku sudah berkerja di sebuah kantor Pemerintah, aku masih jomblo. Banyak pria yang mendekati tapi hati dingin membeku bagaikan lautan es yang luas dan sulit mencair.

Pada suatu hari, aku kedatangan tamu di kantor ku. Maklum di kantor aku punya posisi sebagai kepala bagian kepegawaian. Jadi aku sering menerima pegawai baru. Tapi tamu yang menemui ku hari ini, usianya sudah berkepala lima. Seorang ibu tua berbaju lusuh, wajah kusut, pucat, badan kurus. Ketika masuk keruangan ku, sempat kelihatan bingung dan takut. Akupun sempat duduk terpaku bisu tanpa suara, duduk kaku di kursi. Sungguh tidak pernah hal ini terjadi. Spontan aku dikejutkan oleh suara handphone ku berdering, aku segera mengambil handphone dan ku angkat,disana terdengar suara seorang laki-laki.

Hallo apakah ini nomor handphone ibu Bawi?

Dengan cepat ku Jawab: Ya ini saya Bu Bawi, bapak siapa dan dari mana tau nomor handphone saya balik bertanya?

Maaf saya Bapak dr Bayu dari rumah sakit jiwa. Mendengar kata rumah sakit jiwa saya langsung mematikan handphone sehingga dr Bayu pun menghubungi ku kembali beberapa kali. Tatap ku tertuju kepada seorang ibu tua yang ada dihadapan ku. Aku takut kalau ibu ini adalah orang gila pasien dr Bayu. Tapi mengapa tatapan matanya membuatku merasa tenang. Dia tersenyum manis menatap ku. Dengan tetesan air mata aku dengar suara Bawi...anakku... kau masih hidup nak. Tanpa di sadari aku melompat dari tempat duduk ku dan berlari memeluk nya. Ibu...aku Bawi anakmu, kenapa ibu tinggalkan aku dan tidak pernah menjemput ku? Kami berdua saling berpelukan dan menangis melepaskan rasa rindu.

Tanpa kusadari bahwa di sekitar kami telah berdiri seorang lelaki tampan dan beberapa staf kantor ku. Aku tersenyum bahagia dan memperkenalkan kepala mereka bahwa ibu ini adalah ibuku, walaupun tidak dijelaskan oleh dr Bayu aku sudah mengetahui bahwa inilah ibuku yang telah melahirkan ku, karena batinku yang mengatakan nya.

Kulihat semua meneteskan air mata menyaksikan pertemuan ku dengan orang tua.

Untuk menghangatkan suasana aku akhirnya mengajak semua untuk makan siang bersama di sebuah Rumah Makan dekat kantor ku, semua biaya aku yang bayar. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah mempertemukan ku dengan ibu yang sangat ku rindu kan selama ini.

Dari sini lah awal pertemuan ku dengan dr Bayu. Kami berdua saling berbagi pengalaman dalam mengasuh ibu. Dia menceritakan bahwa telah merawat ibu selama hampir delapan tahun.Dia merupakan anak seorang pengusaha yang sukses tapi tidak tertarik dengan bisnis. Sehingga kedua orang tua nya tidak setuju dengan keputusan nya menjadi dokter jiwa.

Benih-benih cinta tumbuh kembang di hatiku terhadap dr Bayu, hatiku yang dingin mulai mencair.

Cintakupun gayung bersambut, kami berdua akhirnya berpacaran. Tapi masalah mulai muncul kedua orang tua nya tidak menyetujui hubungan kami. Ibunya tidak setuju karena mereka mengetahui bahwa ibuku mantan orang gila. Apalagi mereka tau kalau Ayahku seorang adalah seorang narapidana dengan kasus pembunuhan. Ayahku terlibat kasus pembunuhan karena tabrakan maut. Karena mabuk sehingga menabrak sejumlah pejalan kaki hingga tewas di tempat.

Cinta kami bersemi bagai musim semi. Tapi hubungan kami tidak di restui. Apa yang harus kami lakukan? Haruskah aku memilih untuk melanjutkan hubungan ini tanpa restu?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ha ha bismillah bunda. Semoga pilihannya yg terbaik. Salam literasi

20 Jun
Balas



search

New Post