Agar Anak Tidak Terpapar Pengaruh Buruk Gadget tantanganday5
Dalam sebuah seminar parenting, pembicaranya menanyakan tentang kapan orang tua mulai mengenalkan gadget pada anak. Dan dengan serempak, sebagian orang tua peserta seminar menjawab, sejak masih kecil, bahkan sejak masih dalam kandungan. Loh kok bisa? Bisa lah, karena, sejak si ibu mengandung, ia kerap bermedsos ria dan sering main game via gadget. Jadi, secara tidak sadar, si ibu telah mengenalkan gadget pada jabang bayinya. Hingga, sampailah pada kondisi bahwa sekarang ini, anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) sudah mahir memainkan gadget.
Entahlah, kita harus sedih atau senang mendengar tanggapan dari para orang tua peserta seminar ini. Lalu pertanyaan berikutnya yang harus dijawab adalah, hal positif apa yang didapatkan anak-anak dari bermain gadget? Sebagian peserta seminar parenting menjawab; anak-anak jadi kreatif, tidak gaptek, dapat berpikir kritis, dan bisa belajar tentang strategi.
Okeh.
Lalu kira-kira, hal-hal negetif apa sajakah yang dapat memengaruhi anak ketika gadget sudah dimainkan oleh mereka sejak dini? Beberapa orang tua peserta seminar memberikan jawaban-jawaban yang berbeda, diantaranya yaitu: sulit untuk konsentrasi, prestasi belajar menurun, suka berkata-kata kasar dan mengumpat, kecanduan, main tidak kenal waktu, anak jadi emosional, meniru adegan kekerasan pada games, napsu makan menurun, lupa waktu, malas merawat diri, dan juga anak menjadi lalai.
Baiklah kalau begitu.
Dari jawaban yang telah disampaikan oleh orang tua peserta seminar parenting, muncul kembali pertanyaan yang diajukan oleh pembicara. Menurut ajaran agama Islam, sesuatu yang negatif atau yang lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, apa yang sebaiknya dilakukan? Akhirnya, dengan serempak, hampir seluruh peserta seminar sepakat. Jawaban mereka adalah, lebih baik ditinggalkan.
Ibarat pedang bermata dua, sebenarnya gadget dan sejenisnya adalah benda yang apabila dipegang oleh orang yang baik, maka pedang tersebut akan digunakan untuk hal-hal yang baik pula. Namun sebaliknya, jika dipegang oleh orang jahat, maka pedang tersebut akan digunakan untuk melakukan kejahatan.
Jadi, baik atau buruk, memberi dampak yang positif atau negatif, sebuah gadget (gawai) akan sangat tergantung pada siapa yang memegangnya. Di sinilah pentingnya peran orang tua. Orang tua memiliki kewajiban untuk mengawasi dan mengontrol benda tersebut, agar bisa memberikan pengaruh positif untuk anak-anaknya. Tindakan pengawasan yang dilakukan misalnya dengan mengontrol konten apa yang ada dalam gadget, aplikasi dan games apa saja yang terpasang. Orang tua juga harus membatasi waktu anak-anak untuk menggunakannya. Misalnya hanya boleh bermain gadget saat libur atau weekend.
Setelah itu, yang lebih utama adalah mendidik dan mengajari anak untuk bisa melindungi serta memprotek dirinya sendiri, bisa mengontrol, dan juga tidak mudah terpengaruh. Meskipun ada banyak gadget tergeletak di rumah, tidak ada larangan ataupun batasan untuk menggunakannya, asalkan anak-anak telah mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukannya berdasarkan aturan yang telah disepakati bersama. Sehingga mereka mengerti tentang baik dan buruknya pengaruh gadget bagi diri mereka sendiri.
Sepertinya hal ini bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak dapat dilakukan. Orang tua pasti menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya, bukan? Jika orang tua tidak ingin buahatinya terpapar dari buruknya pengaruh gadget, maka harus ada upaya dari orang tua untuk mengontrol dan mengawasi perilaku mereka, pun terhadap gadget.
Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari dikarenakan kelalaian kita sebagai orang tua yang memiliki andil pada kerusakan akhlak dan perilakunya kelak yang disebabkan oleh benda yang bernama gadget ini.
Semoga bisa memberikan pencerahan bagi orang tua-orang tua milenial masa kini. Sehinga bisa mengantarkan anak-anak ke gerbang kesuksesannya masing-masing.
Artikel ini sudah tayang di blog saya, www.gurumandiri.blogspot.com dengan judul Kiat Menjadi Orang Tua Milenial
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap manajemen kontrol gadget bagus
Setuju Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Aamiin.. Terimakasih bun.. Sukses juga buat bunda ya..
Semoga kita bisa berkomitmen utk berupaya memberikan yg terbaik bagi putra putri kita ya bu.. Salam sayang utk Al..
Betul bu. Harus perlu keseriusan bagi semua pihak
Setuju, bagai dua sisi mata uang.dikasih bagaimana, tidak dikasih bagaimana. Tinggal bagaimana orang tua bijak menyikapinya!
Karena mmg sdh jamannya, akan tetapi bgmn sbg orgntua dpt mengarahkn kpd anak2nya, agar dpt mengatur waktu kpn saat main gadget, kpn harus berkumpul dgn keluarga, kpn harus belajar dll. Sehinggal anak tidak fokus terus ke gadget.
Mudahmudahan banyak yang baca ini supaya jadi resep untuk menyelamatkan generasi emas masa depan
Semoga anak2 kita tidak terpengaruh hal2 yang negatif dan bisa membimbingnya dengan baik,,semoga
Bu rusmi betul banget ini buu... Pelan2 Alfandy saya ga kasih hp tiap harinya... Hanya hari libur aja itupun juga cuma stengah jam... Nyesel saya bu dr kecil al udah saya kasih hape utk biar dia anteng...