Rusmiyati, M.Pd

Lahir di Blora pada tanggal 10 September. Menyelesaikan pendidikan S1 Akuntansi UNJ, S1 PGSD UMJ, dan S2 Pendidikan IPS di Universitas Indraprasta Jakarta. Mul...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sebuah Danau Dan Segenggam Garam #tantanganday21
Sebuah Danau Dan Segenggam Garam

Sebuah Danau Dan Segenggam Garam #tantanganday21

Di pinggiran desa, ada sebuah bukit yang sangat asri. Di kaki bukit tersebut, terdapat sebuah danau yang begitu indah. Airnya yang tenang dan jernih membuat siapa saja yang datang begitu menikmati pesonanya. Mata air memancarkan airnya yang begitu segar. Saking jernihnya, sampai-sampai dasar danau tersebut dapat terlihat dengan jelas dari atas permukaan.

Danau itu begitu terkenal hingga ke pelosok desa. Hampir semua masyarakat di sekitar pernah berkunjung kesana. Bukan hanya untuk sekedar rekreasi dan refresing saja, namun juga untuk mencari ketenangan jiwa. Keindahan danau dan pemandangn di lingkungan sekitarnya, tidak terlepas dari peran seorang tua yang baik dan bijaksana. Orang tua tersebut senantiasa merawat dan menjaga keasrian dari danau dan lingkungan sekitarnya. Ia juga dikenal bijak karena ia senantiasa membantu mengatasi masalah dari orang-orang yang biasanya berkunjung untuk menenangkan diri dari persoalan hidup yang dihadapinya.

Suatu ketika, datanglah seorang pemuda tampan yang gagah perawakannya. Rupanya ia sedang mengalami banyak masalah. Terlihat dari langkahnya yang gontai dan tidak bersemangat. Matanya yang sayu menghiasi raut wajahnya yang murung. Sepertinya, pemuda tersebut sedang tidak bahagia. Kehidupannya sedang dirundung malang.

Tiba di danau, segera saja pemuda ini menceritakan semua keluh kesah serta masalah yang sedang dihadapinya itu di hadapan orang tua bijak yang tinggal di dekat danau. Pak tua ini mendengarkan dengan seksama. Ia mencoba mencerna permasalahan yang sedang dihadapi oleh si pemuda. Tidak lama kemudian, Pak tua menggambil segenggam garam. Lalu meminta pemuda itu mengambil segelas air. Orang bijak ini mengisi gelas pemuda ini dengan garam tersebut dan mengaduknya. Kemudian dia berkata kepada pemuda ini, “Cobalah kau minum dan katakan bagaimana rasanya?” dan jawab pemuda terebut “Rasanya asin!!!”

Lalu kemudian Orang bijak tersebut megambil segenggam garam lagi dan mengajak pemuda tersebut berkeliling danau, lalu orang bijak tersebut menaburkan garam ke danau mengaduknya dengan ranting dan menyuruh pemuda tersebut untuk mencicipi airnya. Dan ia kemudian menjawab, “Airnya sangat segar.”

Jadi, permasalah hidup itu ibarat segenggam garam, tidak lebih dan tidak kurang. Tingkat keasinan yang akan kita rasakan tergantung dari gelas yang dipersiapkan untuk menampungnya. Jika wadah yang siapkan kecil, maka akan terasa keasinan bahkan hingga kepahitan yang berlebih. Jiwa itu merupakan wadah. Jika ingin bisa menampung semua masalah dalam kehidupanmu, maka buatlah jiwamu seluas danau, yaitu dengan berlapang dada.

Semoga kita semua memiliki hati dan jiwa selapang yang kita butuhkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku menikmati

05 Feb
Balas

Mantap

05 Feb
Balas



search

New Post