Sebuah Kisah Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan. Mendengar kata ini, ingatan saya langsung saja meluncur ke awal tahun 2018 saat saya baru saja merasakan “nikmat”nya mengajar di sebuah sekolah dasar negeri di pinggiran sungai yang membelah kota Jakarta, sebuah sungai legendaris. Ya, apalagi kalau bukan Sungai Ciliwung. Setelah sebelumnya saya mengajar di sebuah sekolah dasar swasta yang berada di tengah komplek dengan murid dari kalangan atas dan fasilitas perpustakaan yang memadai.
Saat itu, baru setahunan lebih saya bertugas di sekolah negeri ini. Jangan tanya bagimana fasilitas sekolahnya. Terlebih perpustakaannya. Sekolah ini rupanya tidak memiliki perpustakaan. Sejak banjir besar yang melanda kota Jakarta tahun 1996. Seluruh buku perpustakaan yang dimiliki sekolah lenyap tersapu air bah yang datang tanpa permisi, hingga merendam semua bagian sekolah, hingga menyisakan bagian lantai dua dan atapnya saja.
Sejak kejadian itu, jangankan perpustakaan, buku-buku bacaan saja sekolah ini pun tak punya. Dan itu berlangsung selama hampir sepuluh tahun lamanya. Mengetahui hal ini, saya jadi miris. Saya tau, anak-anak haus akan bahan bacaan. Walau pada saat itu saya adalah guru baru di sekolah tersebut, saya mencoba untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit buku-buku bacaan anak-anak.
Saya bawa koleksi buku anak-anak saya di rumah untuk bisa dibaca dan dinikmati oleh murid-murid saya di sekolah. Tidak banyak memang, hanya sekitar dua keranjang saja. Setiap pagi, buku-buku itu saya siapkan dan saya tata di meja kecil yang saya letakkan di depan ruang guru. Saya tempel sedikit pengumuman dekat meja tersebut, “silakan dibaca dan dikembalikan ke tempatnya semula.”
Senangnya saat murid-murid mulai berkerumun ingin tau. Tidak lama, satu per satu mereka mengambil buku untuk dibacanya. Mereka duduk-duduk lesehan di koridor depan ruang guru. Saya memperhatikan mereka dari dalam ruangan. Hati saya sedikit sesak. Ada haru menyeruak di sana. Ya Allah, senangnya. Semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi murid-murid saya ini.
Saya senang, walau setiap pagi saya harus mengeluarkan meja dan keranjang buku-buku, serta memasukkan kembali ke ruangan pada siang harinya. Lelah, iya. Tapi semangat untuk menumbuhkan minat baca murid-murid mengalahkan semua rasa lelah itu.
Inilah sekelumit kisah perpustakaan sekolahku. Penasaran kisah selanjutnya? Nantikan ya, lanjutan kisahnya. Salam literasi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap semangat! Salam kenal dan salam literasi.