Facebook yang didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama rekan-rekannya merupakan salah satu situs jejaring sosial yang ada di dunia web. Studi Compete.com menempatkan Facebook sebagai layanan jejaring sosial yang paling banyak digunakan (wikipedia). Sebagai pemilik akun, selayaknya kita bisa lebih bijak dalam menggunakannya agar tidak "terjebak' dalam hal-hal yang negatif.

Sebagai guru mata pelajaran Bahasa Inggris, saya ingin membuka wawasan dan juga memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan mempunyai banyak teman yang tersebar di berbagai negara. Kemampuan berbahasa Inggris ini sangat membantu dalam berkomunikasi dengan teman-teman baru di luar negeri.

Seringkali mereka mengundang saya di dalam grup mereka. Karena merasa tidak memiliki kepentingan dan tidak mengenal para anggotanya biasanya saya langsung leave group. Tapi entah mengapa suatu hari, saat saya berada dalam suatu grup, ada perasaan kepo karena saya merasa seperti di "dunia lain". Bahasa mereka sungguh aneh dan ada beberapa font yang berbeda. Untungnya ada satu kata yang saya kenal yaitu amiga. Ada yang tahu? Hehe... Saya mengenalnya saat mendampingi anak menontot "Dora the Explorer" di televisi yang berarti teman.

Akhirnya saya mencari tahu dengan membuka Google Translate. Ternyata kata itu termasuk dalam Bahasa Spanyol dan Portugis. Kedua bahasa itu serumpun layaknya Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu meskipun ada beberapa perbedaan namun mereka masih memahami maknanya. Lalu saya baca komen-komen mereka dan saya cari artinya. Karakter mereka agak berbeda dengan teman-teman dari negara lainnya. Mereka sangat suka mengucapkan salam dan pujian dengan kata-kata yang sangat romantis disertai dengan gambar-gambar yang sangat indah.

Untuk mempelajari suatu bahasa, tak cukup hanya berbekal Google Translate karena bahasa yang digunakan sangat formal dan kaku. Awalnya saya mencoba menulis status dalam Bahasa Portugis. Ternyata, ada beberapa teman yang berbahasa Portugis memberi komen. Sebaliknya saya juga memberanikan diri membalasnya dan kadang-kadang memberi komen di foto mereka. Akhirnya ada beberapa yang menyapa di Messenger. Mereka sangat penasaran dan tertarik dengan secuil kemampuan saya menggunakan bahasa mereka.

Salah satu teman saya bernama Lucia. Dia seorang wanita paruh baya. Meskipun sudah berusia hampir 60 tahun, namun penampilannya masih terlihat awet muda dan cantik. Kami seringkali bercakap-cakap di Messenger. Dia mengajari beberapa ungkapan dalam Bahasa Portugis. Untuk mempermudah mengingatnya, saya biasanya menulis dan menyimpan beberapa kata atau kalimat di dalam HP. Jadi bisa membacanya kapan saja dan di mana saja.

Suatu hari saya mengupload sebuah video dari kumpulan foto-foto rekreasi bersama keluarga. Lucia sangat tertarik dan ingin dibuatkan serupa. Dia kirim beberapa foto cucu-cucunya yang sangat lucu dan anak-anaknya serta menantunya dalam berbagai acara. Setelah jadi lalu saya upload dan tag di akunnya. Dia suka sekali dan yang lebih menggembirakan, teman-temannya meresponnya dengan komen-komen yang luar biasa. Dari situ juga akhirnya mereka mengirim permintaan pertemanan dengan saya juga hingga akhirnya kini kami bersahabat. Rata-rata kemampuan Bahasa Inggris mereka sangat lemah sehingga mereka juga belajar dari saya.

Di samping itu, saya juga memiliki banyak teman dari negara Pakistan dan India. Karakter mereka tentu saja sangat berbeda jauh dengan teman-teman dari Portugis, Spanyol dan Brazil. Mereka kalau komen satu foto bisa sampai tiga atau lima macam dalam bentuk kata-kata atau pun emoji. Mereka lebih ekspresif dan to the point dalam mengungkapkan perasaannya. Awalnya saya mengira itu hal yang lebay dan alay. Namun itu lah kenyataanya.

Salah satu yang menurut saya agak aneh dan lucu adalah banyak dari mereka yang baik secara pribadi ataupun bersama dua atau tiga teman membuat grup dan mengundang semua teman-teman menjadi anggotanya. Entah berapa kali saya harus leave group karena isinya hanya hal-hal yang menurut saya tidak ada istimewanya dan pastinya notifikasinya kadang mengganggu.

Saya pelajari Bahasa Urdu dan Hindi yang serumpun dari komen-komen mereka. Lalu, beberapa dari mereka ada yang menyapa di Messenger. Berbekal dengan beberapa ungkapan yang saya pelajari; Aap kesse ho? Me achi hoon, shukriah, kya kar rahi ho? Me TV dekh rahi hoon, me tumse pyar karti hoon, dan lain-lain, saya utarakan pada mereka dan mereka biasanya langsung kaget, bingung, bangga bahkan curiga. Curiga dikira saya orang Pakistan yang menyamar dengan menggunakan profil wanita Indonesia. Hal ini disebabkan ungkapan-ungkapan yang saya pakai adalah bahasa yang tidak formal alias gaul. Seringkali mereka llangsung mengajak video call untuk memastikan apakah saya orang Indonesia atau Pakistan,hahaha....

Banyak di antara mereka yang dengan senang hati mengajari saya Bahasa Urdu atau Hindi. Sebaliknya mereka meminta saya untuk mengoreksi Bahasa Inggris mereka yang biasanya lemah di dalam grammar dan spelling. Tidak sedikit pula yang meminta saya untuk mengajari mereka Bahasa Indonesia juga. Duuuhh bangganya saya sebagai warga negara bisa memperkenalkan Bahasa Nasional pada mereka.

Dari segi tata bahasa dan kosakata, tentu saja Bahasa Portugis dan Spanyol lebih mudah daripada Bahasa Urdu dan Hindi karena ada beberapa kesamaan dengan Bahasa Inggris, misalkan romantico (romantic),