R. Yulia Yulianti, M.Pd

Pengawas SMP Kota Bandung...

Selengkapnya
Navigasi Web
22. TAK ADA YANG ABADI
"Kalau cinta jangan terlalu, kalau benci apalagi"

22. TAK ADA YANG ABADI

“Aku membencimu. Kita putuskan saja pertunangan kita!” begitu teriak Anita kepada Fahri sambil membanting pintu ketika dihadapannya berdiri Fahri dengan wajah memelas.

Ya, Anita pantas marah ketika mengetahui, Fahri tunangannya diam-diam menjalin hubungan lagi dengan orang lain. Yang lebih menyakitkan hati Anita, ternyata orang yang telah merebut Fahri darinya adalah seseorag yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Orang lain itu adalah Sarah sahabatnya.

“Aku akan selalu mencintaimu, aku tidak mungkin hidup tanpa dirimu apalagi menikahi orang lain, percayalah.” Begitu janji Fahri masih ternging-ngiang ditelinga Anita.

Tapi kemarin, Anita melihat dengan mata kepalanya sendiri, Sarah ada dalam pelukan Fahri. Ingin rasanya Anita tidak mempercayai pandangan matanya saat itu. Apa daya, yang dilihatnya kemarin, adalah benar-benar Fahri dan Anita yang sedang berpelukan didepan rumah sesaat sebelum Fahri menuju mobilnya meninggalkan rumah Sarah.

Berulang kali Anita tidak memperdulikan desas desus tentang kedekatan Fahri dan Sarah dari teman-temannya yang lain. Anita tidak percaya kabar miring tersebut. Toh dalam kurun waktu 6 bulan lagi Fahri akan benar-benar menjadi miliknya. Fahri akan menikahinya.

“Anita, kamu jangan percaya, omongan orang lain. Aku ini sahabatmu. Tidak mungkin aku mengkhianatimu. Kita sudah seperti saudara. Tidak mungkin aku mencintai Fahri, aku tahu dia milikimu.” Begitu pembelaan Sarah ketika Anita mengklarifikasi, desas desus yang semakin santer terdengar dilingkungan kampus tempat mereka menuntut ilmu

Entah mana yang harus Anita percaya sekarang. Matanya, pengengarannya atau hatinya. Saat ini Anita sangat kalut. Entah apa yang harus dilakukan setelah mengetahui kebenaran tentang hubungan Sarah dengan Fahri.

===

“Mas Fahri maafkan aku, aku sama sekali tidak bemaksud mengganggu pernikahan mas Fahri dengan Anita. Aku sudah mengikhlaskan kepergian Mas Fahri. Aku tahu pernikahan kita hanya untuk menyelamatkan nama baik keluargaku. Isak Sarah dipundak Fahri.

“Yang kupinta hanya satu, ijinkan aku untuk memakaikan nama Mas Fahri dibelakang nama Intan putriku. Aku tidak ingin kejadian yang menimpa diriku, juga menimpa putriku. Hanya itu.” Lanjut Sarah.

Tamat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post