#TAGUR 1

Diceritakan dalam kitab an-Nawadir bahwa dahulu pada masa Bani Israil terdapat pasangan suami isteri yang salih salihah. Allah mewahyukan kepada salah satu Nabi-Nya bahwa Allah menjadikan setengah umur mereka (suami isteri) kaya dan setengahnya lagi miskin. Jika memilih kaya di waktu muda, maka akan miskin pada masa tua. Begitu pula sebaliknya, bila memilih miskin pada usia muda, maka di waktu tuanya akan kaya. Wahyu tersebut kemudian disampaikan kepada mereka. Sesudah mendengar isi wahyu tersebut, mereka berdua berdiskusi.

“Bagaimana pendapatmu tentang wahyu tersebut?” kata si Suami.

“Pilihan ada padamu,” balas si Isteri.

“Aku memilih miskin di usia muda saja karena aku bisa bersabar terhadapnya. Selain itu, aku juga bisa mengisinya dengan ibadah puasa. Setelah tua nanti, ketika tubuh sudah lemah, aku memiliki sesuatu yang dapat menguatkanku sehingga ibadah tetap bisa istiqomah,” kata si Suami.

“Menurutku tidak seperti itu. Kalau kita miskin pada usia muda, kita tidak bisa melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan baik karena disibukkan oleh harta. Di samping itu, kita juga tidak bisa bersedekah. Namun, kalau kita memilih kaya di usia muda, kita bisa lakukan semua itu karena tubuh masih kuat,” kata si Isteri.

“Pendapatmu benar! Aku ikuti itu,” balas si Suami.

Allah mewahyukan kembali kepada Nabi-Nya untuk mereka yang artinya “Kalian memilih taat kepada Kami dan juga memperjuangkan dengan sungguh-sungguh untuk beribadah kepada kami, serta memiliki niat untuk melakukan kebaikan, maka Aku jadikan seluruh umur kalian dalam keadaan kaya sehingga kalian bisa selalu taat kepada-Ku. Wujudkanlah keinginan kalian itu supaya mendapatkan bagian dari dunia dan akhirat. Dan Allah-lah Dzat Yang Mahakaya dan Maha Terpuji.