Modal Nol Dapat Jempol - 02 (Mungkinkah Guru Fisika Nulis Fiksi?)
Efek menulis sungguh luar biasa, tak pernah terpikirkan sama sekali oleh ku, setidaknya ada 4 efek susulan pasca keberhasilanku menjadi juara Lomba Kreativitas Guru MIPA LIPI yang aku rasakan; Bisa berkunjung ke Jakarta, membeli mesin tik, punya cukup uang untuk melanjutkan studi dan banyak surat berbagai informasi masuk ke sekolah.
Tak terbayangkan sebelumnya bisa berkunjung ke Jakarta dengan cara yang tidak terduga, karena cita-citaku hanya menggunakan Bis Antar Kota Antar Propinsi, ternyata panitia lomba dari LIPI sudah menyiapkan tiket Pesawat. Akomodasi, penginapan, bahkan bonus jalan2 selama dua hari ke berbagai tempat wisata Ibu Kota. Oh tuhan..jadikanlah hatiku pandai bersyukur pada-Mu. cairan bening menggenangi pelupuk mataku, walau tak sempat menetes, aku sangat terharu.
Mesin tik yang selama ini pinjam di Kantor kini aku telah membeli sendiri (tahun 93-an belum musim komputer/Laptop), aku berjanji dalam hati akan membuat tulisan2 yang berguna untuk terus berkarya, setidaknya aku akan membuat skripsi kelak jika akan melanjutkan studi tingkat sarjana. Dan Kepala skolahku juga mensuport dengan nasehat- nasehat yang bernilai, Kepala Sekolahku Drs. M. Yahya pernah mengatakan: “teruslah berlomba dalam kebaikan, karena itu akan meningkatkan kemampuan diri, tak peduli kalah menang. Jika kalah engkau belajar rendah hati dan mengakui kelebihan orang, serta peluang untuk menyadari kekurangan diri. Jika menang itu anggap saja bonus, karena siapa menanam akan memanen.” Nasehat itu hingga kini masih memantul-mantul di dinding hati.
Berbagai informasi dari ibukota propinsi maupun Jakarta seperti kran air yang mengalir masuk ke sekolah. Salah satunya adalah “Sayembara menulis buku Fiksi.” Dengan iming-iming penghargaan Untuk juara I akan memperoleh uang 1,5 Juta dan berhak mewakili propinsi untuk berlomba di tingkat Nasional.
Hatiku yang sudah terjiwai dengan nasehat kepala sekolah dan termotivasi melihat kemegahan Jakarta serta merasakan atmosfer juara, merasa tertantang lagi untuk terjun dalam lomba itu, meskipun lagi-lagi modalku Nol. Karena aku guru Fisika, mungkinkah bisa menulis Fiksi?
Mulailah perang batin berkecamuk dihati, tapi kali ini tak lagi pesimis, tapi sudah optimis, karena ada aura juara yang masih menjadi spirit untuk berdamai dengan setiap masalah tak perlu panik apalagi menjerit-jerit.
Bukankah dirimu tak punya waktu, karena mengajarmu pagi sore 72 jam, menggantikan guru matematika yang cuti? Bukankah dirimu tak ada bakat menulis fiksi? Bukankah dirimu tak punya pengalaman menulis fiksi? Bukankah dirimu dari IPA bukan dari sastra tak pernah belajar ilmu menulis, apakah engkau punya ilmunya? Itulah beberapa pertanyaanku yang akan berlomba tak nggak mengenal medan sama sekali, hanya semangat membara dan membaja.
Otak-ku terus berputar, mencari cara agar bisa menulis fiksi, hatiku pun senantiasa berdoa semoga diberi jalan keluar kembali, satu keyakinan yang telah merasuk jiwaku adalah, ‘disetiap empat tembok selalu ada pintu’ disetiap ada kesulitan pasti ada jalan keluar. ‘Di balik kesulitan pasti ada kemudahan’. Demikianlah kata-kata suci dari langit. Pertanyaan2 itu membawa kakiku melangkah ke mushola, sholat untuk minta tolong pada Tuhan. Bukankah Tuhan Maha penolong?
Mungkin karena dorongan hati sangat kuat untuk pasrah total terhadap kehendak langit, akhirnya aku memperoleh jawaban yang berupa pertanyaan (lho koq aneh?). Bukankah guru matematika yang mengajar kelas 1 siang cutinya akan habis minggu depan, berarti sore hari usai ngajar bisa digunakan untuk menulis?
Bakat? Coba ingat dirimu pernah menjadi perenang tercepat di SMA-mu walaupun tidak pernah ada bakat pada dirimu, dari mana kepandaianmu itu? Ya..ya aku ingat pernah menjadi juara Renang di SMA dan menjadi wakil sekolah untuk Porseni antar sekolah, padahal tidak pernah hadir seorang guru renang di sekolahku? Ketrampilan itu aku peroleh secara tak sengaja, rumahku yang dekat dengan sungai besar sering digunakan untuk berenang anak2 se kampung, aku bisa berenang karena melihat dan meniru mereka.
Nggak punya pengalaman menulis fiksi? Ya, itu harus engkau akui, tapi bukankah dirimu pernah punya pengalaman mengerjakan tugas Guru SMP- mu membuat membuat buku harian? Dan kamu pernah menulis surat cinta untuk Nina? Sewaktu SMP? Apakah surat cintamu yang berbunga-bunga itu fakta? (hi-hi hi terkenang kembali ngegombalin gadis berambut panjang bermata bak bintang kejora yang pintar ngaji itu, oh cinta monyet).
Lalu, ilmu menulis fiksi nol? Kenapa tidak engkau renungkan mengapa engkau bisa mengaji? Ya..ya... EUREKA! Aku bisa mengaji karena meniru gurru berulang-ulang, lebih dari 20 kali, kepandaian guru mengaji itu telah pindah ke otak dan diriku, kenapa tidak ku gunakan logika yang sama untuk menulis?
Akhirnya metode ‘mengkopi master’ kugunakan untuk mulai menulis fiksi, meniru tulisan orang berluang-ulang, maka tentu aku akan sepandai penulis aslinya. Tentu yang ditulis bukan persis sama dengan modelnya, jika demikian namanya menyalin bulat-bulat (kalo tahu sih boleh bulat, enak 500-an), menjiplak, atau bahkan membajak. Yang aku tiru adalah kerangkanya, caranya, tekniknya. Seperti orang mengaji, kalo gurunya menggunakan mad wajib dibunyikan dua harokat, tapi suara kita pasti berbeda dengan suara guru kita. Karena masing-masing manusia diberi ciri yang khas.
Singkat cerita dengan metode tadi lahirlah sebuah buku fiksi perdananaku berjudul; “Wasis sang Kreator Cilik. Buku itulah yang ku ikutkan dalam sayembara menulis buku fiksi di tahun 1993. Sebagai penulis pemula, mungkinkah juara? Tapi belum ada undang-undang yang melarang hal itu. Dan buku itu menumui takdirnya. Juara Buku Bacaan Fiksi Tingkat Propinsi dan berhak atas penghargaan yang dijanjukan oleh panitia dan memenuhi harapan penulisnya.
*) Setelah melalui editing tsb buku itu terbit dan dicetak 15 000 exampler (Aku terpercik royalti 15 jt). Alhamdulillah....
Dan selama kurun waktu ( 1993-2001) aku kecanduan juara menulis buku. Hingga panitia bosan dengan-ku. Oh....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat inspiratif Pak..luar biasa. Tak ada yang tak mungkin nggih... Terima kasih trlah berbagi. Slam sehat dan sukses.. Barakallah Pak
Ya Allah ada tamu agung. terima kasih Bunda sudah, singgah, Tulisan2 Bunda menghidupkan kembali keinginanku menulis yang telah mati. Terimakasih atas apresiasinya. Semoga sukses selalu menjadi milik Bunda.
Pak Guru telah buktikan akan janji Allah bahwa ilmu akan mengangkat derajat orang yang memilikinya. Masyaallah, kisah inspiratif. Man jadda wa jada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat. Hingga panitia lomba bosan. Namun, saya di sini tak bosan, selalu menunggu tulisan Pak Guru. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.
Masya Allah, mimpi apa semalam ya aku? Pantesan banyak burung prenjak berkicau dari sebelah rumah, rupanya kedatangan Tamu Agung ke dua hari ini (tapi ternyata burungnya berkicau dari sangkar tetangga yang memelihara banyak burung).. Selamat datang Bunda, betul kesungguhan itu seperti pohon berakar pahit dan berbuah manis, semoga tulisan sedehana saya membawa manfaat Buat Bunda dan anggota Gurusiana di seluruh penjuru negeri.
Masya Allah, terimakasih pujiannya seperti hujan di tengah sahara, semoga tulisan itu kelak mewarnai kesuksesan Bapak dimasa datang.
Luar biasa pak. Semoga tetus mau berbagi
abar Waspandi Masya Allah, terimakasih pujiannya seperti hujan di tengah sahara, semoga tulisan itu kelak mewarnai kesuksesan Bapak dimasa datang.
Sangat bermanfaat,semoga bisa menjadi contoh bagi diri saya. Aamiin. Sukses terus...
Alhamdulillah bermanfaat, semoga kelak dirimu lebih baik dari Saya
Inspiratif banget, terimakasih
Wow. Tengkyu, semoga menginspirasi prestasi Ibu kelak.