Pada tanggal 20 April 2017, sebuah pesan WA masuk melalui Grup AGSI (Asosiasi Guru Sain Indonesia). Isinya berupa informasi adanya penghargaan untuk guru sain dari ITSF (Indonesia Toray Science Foundation Indonesia) sebuah yayasan pemberi dana bantuan dari perusahaan swata Jepang Toray yang di Indonesia deikenal sebagai perusahaan penghasil kain Tetoron.

Penghargaan diberikan dalam bentuk piagam penghargaan dan uang tunai sebesar Rp 25,000,000,- (Dua puluh lima juta rupiah) kepada 10 (sepuluh) orang penerima. Penghargaan diberikan kepada penerima yang telah melakukan inovasi pembelajaran sains,

Adapun kriteria calon penerima yaitu: a) Calon adalah warga negara Indonesia, b) Calon adalah guru aktif pada salah satu jenjang pendidikan di bawah ini: SMP/MTs dan SMA/MA baik Negeri maupun swasta di seluruh Indonesia, c) Calon adalah guru yang aktif dalam pendidikan sains pada mata pelajaran; Fisika, Kimia dan Biologi, d) Calon telah melakukan inovasi pada pengajaran sains di bidang, dengan metode yang kreatif dan menarik seperti penggunaan alat peraga, model, simulasi, eksperimen, dan lain-lain.

Sesungguhnya Aku termasuk memenuhi semua syarat yang diajukan panitia, tetapi komite seleksi akan meilai calon penerima dengan seleksi berupa Proposal Karya tulis ilmiah dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Proposal itu akan dinilai tim seleksi dengan kriteria; a) inovatif, b) original, c) mudah diterapkan, d) dapat direplikasi, e) menggunakan bahan lokal. Pasitia seleksi penyerahan proposal tanggal 31 Agustus 2017. Kemudian akan diakan presentasi dan wawancara dalam bahasa Inggris. Bulan November 2017, pengumuman pemenang pada pertengahan bulan Desember 2017 melalui website resmi ITSF. Dan penyerahan hadaiah akan dilakukan pada Bulan Maret 2018.

Jujur saja, penguasaan bahasa inggrisku payah, baik mendengar, percakapan, membaca maupun menulis. Boleh dikatakan nol bila untuk sebuah karya tulis yang ketat dengan aturan ilmiah. Oh Tuhan, Pada- Mu aku menyembah dan pada-Mu jua aku mohon pertolongan. Aku ingin sendiri, aku ingin ke rumahmu ya Allah.

Di atas sajadah itu ku tumpahkan semua penyesalanku akan kelalailanku dalam mata pelajaran yang satu itu, Bahasa Inggris. Kalo pelajaran Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam aku selalu nyaris sempurna, tapi tidak untuk Bahasa Inggris, nilaiku hanya nilai KKM, nilai batas lulus. Nilai kasihan .

Terbayang jelas wajah-wajah guru Bahasa Inggrisku dari semenjak kelas 1 SMP hingga 3 SMA, oh Pak Guru, Oh Bu guru, Aku mengecewakanmu. Maafkan aku yang belajar bahasa Inggris hanya sekedar lulus. Kini aku merasakan akibat pahitnya, tidak bisa membuat tulisan ilmiah berhasa inggris.

Tapi apa apa hendak dikata semua waktu telah berlalu, tak mungkin waktu dikembalikan lagi, pelahan pasti aku mulai menemukan titik terang, tak ada gunanya kalo hanya menyesali masa lalu, ibarat nasi telah menjadi lontong. Harus Move on, bangkit. Dan benar saja, aku menemukan pertanyaan yang merupakan jawaban dari permasalahanku, EUREKA!

Bukankah engkau punya waktu 3 bulan untuk menyelesaikan proposal? Kenapa tidak engkau gunakan yang satu bulan untuk membuat proposal dalam bahasa Indonesia dulu? Dua bulan kemudian baru belajar dan sambil menyelesaikan yang bahasa inggris? Bukankah dulu toeflmu pernah mencapai 500 lebih? O lala aku hampir lupa. Otakku mendingin, dapat jalan keluar pertama, Nyess rasa hatiku.

Terurai sedikit keruwetan pikiranku, kulirik jam dinding masjid Pukul 16.00 WIB. Saatnya menjalankan rutinitas bisnis ‘Ternak teri.’ (nganter anak, ngater istri) aku nganter anak ke tempat les Anak, sekaligus nganter istri untuk absen sore, finger print’ bergegas pulang.

Lepas magrib sudah kubaca panduan pembuat proposal dengan cermat, jangan sampai salah, maksudnya jangan ada yang terlewat. Sepuluh jariku mulai menari diatas tombol key bord laptop (tak pinjam lagi) menumpahkan isi otak yang serasa penuh, targetku sampai batas Isya selesai Bab I mulai dari latar belakang hingga tujuan penelitian. Nanti selepas Isya akan mulai BAB II dan III.

(seminggu kemudian) naskah telah Saya ketik semua hingga daftar pustaka dan lampiran pendukung. Malam ini targetku mengeprint, kemudian selama satu minggu mengedit dan mengeprint naskah jadi. Sisa waktu yang ada ku gunakan untuk belajar bahasa inggris sambil menterjemahkan karya tulis dalam bentuk bahasa inggris,

Langkah awalku menterjemahkan judul penelitian, setelah judul kini dalam bahasa inggris lalu saya uji dengan aplikasi google transliter dan hasilnya tere...............eng, mirip hanya sekitar 15% bedanya. Selanjutnya saya bandingkan terjemahanku dengan terjemahan guru bahasa Inggris teman ngajar dan hasilnya tere..........eng, mirip 99%. Alhamdulillah, aku sudah menemukan pola bahasa inggris yang akan kupakai proposal untuk karya tulis berbahasa inggris. Tanggal 17 Agustus 2017, usai upacara bendera aku telah memperoleh proposal dwi bahasa. Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Tinggal PR membaca dan percakapan bahasa inggris. Karena tak cukup waktu untuk kursus, aku hanya mengandalkan belajar otodidak, mulai dari membaca yang fasih, caranya? Seperti belajar ngaji sama pak Kyai, berikut ini.

Kutulis alfabet yang jumlahnya 26, kemudian ku eka berulang-ulang. Setiap kolom ditandai dengan lima kali penandaan, setiap kali membaca dengan keras, dibubuhkan tanda satu kali,

Jadi setiap melafalkan 1 huruf, kita mencontreng 1. Sehingga 1 huruf seperti A akan diulang 40 kali, B 40 kali dan seterusnya. Dalam belajar metode ini dikenal dengan istilah tikrar dan dalam bahasa inggris disebut Repetition. Ketika selesai huruf E, maka kelima huruf sebelumnya diulang lagi dengan digabung. Sehingga akhir huruf Z, dan efeknya, Fasih.

A.

IIII

dst

O.

B.

P.

C.

Q.

D.

R.

E.

S.

A,B,C,D,E

O,P,Q.R,S

F.

T.

G.

U.

H.

V.

I.

W.

J.

X.

F,G,H,I,J

Y.

K.

Z.

L.

T,U,V,W,X,Y,Z

M.

N.

Metode ini juga pada belajar mengenal nomer (number) dari nol

Setelah kurang lebih satu minggu metode ini kuterapkan secara kontinu, kemajuan membaca bahasa inggrisku cukup signifikan, menurut temanku guru bahasa inggris yang mengecek pronunciationku. Alhamdulillah tinggal belajar percakapan. Untuk belajar percakapan bahasa inggrisku, aku selalu berkomunikasi dengan bahasa inggris secara intensif, salah bener hajar bleh, mumpung ada yang membetulkan bila salah.

Tanggal 16 Oktober 2017 proposalku dinyatakan lolos 14 besar dari 111 peserta, Alhamdulilah, berarti sudah dekat ke 10 besar, harapan besar, bahasa inggrisku tidak nol lagi dan aku sudah siap untuk presentasi dan wawancara dalam dua bahasa.

Selasa, Tanggal 7 November 2017 saat Presentasi dan wawancara, menegangkan, tapi mengasyikan, sudah melewati semua Hambatan, tantangan, gangguan (kayak pengantin baru). lega rasanya, tinggal menunggu takdir, menunggu pengumuman Bulan desember 2017.

Tanggal 19 bulan 12 tahun 2017, Saya termasuk TOP TEN yang berhak menerima Science Education Award (SEA). Sujud syukur, Ya Allah terimakasih Engkau tidak pernah mengecewakan doa hamba-Mu yang telah tersungkur pasrah.

Tanggal 29 Maret 2018 ceremony penyerahan SEA award seperti poto di bawah dan menerima plakat penghargaan seperti photo di atas.