Puisi Personifikasi - 03 (Aku Seekor Keledai)
Aku seekor keledai
Milik Ibu Halimah Sa’diyah
Ibu Halimah adalah seorang wanita miskin
Yang menerima upah setelah menyusukan bayi orang kaya
Karena waktu itu belum dikenal susu kaleng atau formula
Sudah lama di tempatku tak turun hujan
Tanah menjadi tandus, rumputku mengering
Aku menjadi seekor keledai yang kurus
Suatu hari aku dibawa ke jalan-jalan
Aku sangat gembira. karena mengira akan dicankan rumput dl tempat lain
Tapi ternyata aku dibawa ke Mekah
Di sepanjang jalan anak halimah selalu merengek dan menangis
Halimah ingin menyusukan bayinya, tapi suaminya berkata
"bagaimana nanti kamu bisa menyusukan bayi lain jika susumu habis?"
“Bila ada bayi yang disusukan nanti, tentu orang tuanya akan memberi uang, untuk membeli makanan dan sayuran tentu susuku akan banyak lagi.”
Aku terus gembira dan berlari-lari menuju Mekah
Supaya lekas tiba di sana
Agar tak kedahuluan orang lain
Aku tiba lebih awal dan rombongan lainnya
Halimah berterima kasih padaku
Halimah pergi ke sana ke mari
Tapi tak ditemukan orang yang yang mau menyusukan bayinya
Akhirnya Ia kemball ke tempat suaminya menunggu
Dengan tangan hampa
Halimah berkata pada suaminva
"Kita akan pulang dengan tanpa hasil.
Hatiku ikut sedih mendengarnya
Sayang ia tak mendapat bayi yang akan disusukanya
Memang halimah tampak miskin
Mungkin karena itu orang enggan memberikan bayinya padanya
la pasrah kemudian istirahat dalam kepenatan.
Setelah segar ia mencoba sekali lagi mencari bayi
la telah menghilang meninggalkan kami
Tak lama kemudian ia muncul lagi dengan wajah ceria
Ia berkata pada suaminya:
bahagia! Aku bahagia! Memperoleh bayi mungil sehat dan harum baunya
Alhamdulillah", suaminya rnenjawao
Setelah Halimah mendekatiku. akupun mencium bau harum dari bayi tadi
Bayi itu dlgendongya, rupanya elok bagai bulan purnama
Suaminya memperhatikan muka bayi itu
la amat gembira dan bertanya:
Bayi siapakah ini dan siapa namanya?
"Ini bayi dari tokoh Quraisy Abdullah,
Namanya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib." Jawab Istrinya
"lbunya Aminah Binti Wahab wanita mulia dan terhormat."
Aku merasa badanku ringan ketika pulang
Aku berlari dengan ringan dan cepat
Aku dapat mendahului rombongan yang telah pulang lebin dahulu
Entahlah mengapa tenaga begitu besar dan kuat
Seperti habis makan rumput yang hijau yang segar
Akhirnya kami sampai di tempat tinggal Halimah
Setelah Muhammad berada diantara kami
Semua tampak berubah menjadi baik
hujan yang sudah berbulan-butan tak turun
Hari itu tampaknya bagai dicurahkan dari langit
Rumput kembali menghijau dan aku dapat makan dengan kenyang
Halimah dulu air susunya sedikit
Kini punya asi yang cukup buat berdua
Halimah amat bahagia
Halimah senang menunggangiku bersama Muhammad
Aku merasa tak pernah lelah ketika pergi
Karena ada awan yang menaungi kami dan terik mentari.
Setelah Muhammad berumur dua tahun Ia berhenti menyusu
Halimah akan mengembalikan dengan orang tuanya.
Hatinya sedih Ketika Ia pergi ke Mekah
Ia menunggangiku bersama Muhammad
Sepanjang jalan Halimah berdoa agar Muhammad tetap bersamanya
Kami pun tiba dirumah Aminah
Halimah memohon dengan sungguh-sunguh
Agar Muhammad diijinkan bersamanya lagi
Akhirnya Aminah yang balk itu meluluskannya
Bagai terbang rasanya kami karena bahagia
Aku pulang dengan kencang
Muhammad kembali tinggal bersama kami
Kami selalu bergembira bersamanya
Karena berkah Allah selalu bersama kami
Suatu hari ada penstiwa yang luar biasa
Disaksikan oleh anak Halimah
Dua orang laki-laki berpakaian putih, mukanya putih bersih
Dia memegang Muhammad
Lalu anaknya bercerita:
"Salah seorang memegang dada Muhammad
Yang seorang lagi membelah dadanya dan mencari sesuatu di dalamnya
Lalu dibuangnya. kemudian setelah selesai
Mereka pergi."
Lalu kedua suami istri itu mengikuti anaknya
sambil bertanya dengan cemas
"Dimanakah Muhammad, ia dititipkan pada kita.”
“Ya dan keselamatanya menjadi tanggung jawab Kita." Jawab istrinya
Kami mendapati Muhammad seorang diri
Dengan tenang dla tersenyum
tampaknya ia sehat dan makin bercahaya
Tapi Halimah takut keselamatanya
la memutuskan untuk segera mengembalikan pada orang tuanya
Muhammad akhirya meninggalkan kami
Tapi kebaikanya takkan pernah kami lupakakan
Ia meninggalkan kebaikan dan keberkahan
Ia meninggalkan kebahagiaan dan kegembiraan
Kegembiraan kami bertambah setelah akhimya mengetahui
bahwa dua pria yang datang waktu itu adalah malaikat
Yang diberi tugas oleh Allah untuk mempersiapkan Muhammad Menjadi seorang rasul islam, pembawa rahmat bagl seluruh alam
Sholawat dan salam untukmu Muhammad
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ya Allah puisi yang memudahkan memahami informasi tentang runtutan cerita sang rasul. Keren pak. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah
Alhamdulillah, semoga pembaca dapat membuat pembaca tambah cinta Sang rosul SAW, terimakasih atensi dan doanya, semoga Pak Ustad selalu sehat dan banyak karya
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad. Allahumma sholli wasallim alaihi. Siroh nabi yang dikemas dengan apik. Sangat berguna dan bermanfaat bagi literasi keluarga. Memperkenalkan junjungan alam Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam beserta keluarga dan ibu susunya Halimah tussa'diyah. Salam literasi, Pak Gupres. Salam sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.
Masya Allah ada tamu Agung, terimakasih silakan duduk, mohon maaf belum bisa memulyakan tamu, semoga shalawat teriring salam senantiasa tercurah atas manusia terbaik sepanjang sejarah manusia, Nabi SAW. terimakasih atas kunjungan, atensi dan do-doa tulusnya, semoga Bu Haji bisa menghasilkan karya-karya yang baik dan bermanfaat dunia akherat. Aamiin
Puisinya keren Pak Sabar...Barakallah...
Terima kasih sangat, atas apresiasi dan kunjungannya, semoga sukses menjadi milik Ibu Rini, kini dan forever.
Mantul! Jos pak guru yang berprestasi cetar membahana. Barakallah
Alhamdulillah ada tamu penuh ilmu, terimakasih apresiasinya, saya selalu membaca tulisan khas bapak, seperti naik rol coaster bacanya, susah ditebak endingnya.
Bagus Pak Sabar. Ditunggu karya berikutnya
Terimakasih banyak ya Bu atensinya, Insya Allah saya coba menulis kelengkapannya
Terimakasih Bunda atas apresiasinya, semoga menambah pengetahuan dari sisi berbeda.
Tulusan yg menarik, tidak terasa kita membaca siroh nabawiyah.terimakasih banyak Pak.