Saeful Hadi

PROFILE PENULIS Laki-laki bernama lengkap Saeful Hadi, S.Sos. ini lahir di Tasikmalaya pa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Alternatif Pintu Tinggal Satu  Ayo Menang Garuda Muda!
Ayo Garuda Muda taklukan Guinea

Alternatif Pintu Tinggal Satu Ayo Menang Garuda Muda!

Alternatif Pintu Tinggal Satu : Ayo Menang Garuda Muda!

Saeful Hadi

Tim Nasional U-23 Indonesia sudah “telanjur” masuk dalam “lingkaran elit” sepakbola Asia. Timnas muda tersebut di luar dugaan banyak pihak terutama para pengamat atau analis sepakbola, mampu lolos ke babak semifinal Putaran Final Piala Asia U-23 baru-baru ini di Qatar yang akhirnya dijuarai oleh Tim Samurai Biru, Jepang. Target realistis lolos ke 8 besar atau lolos dari fase grup telah terlampaui bahkan Indonesia sebagai negara debutan atau perdana lolos ke Putaran Final berhasil mencetak sejarah lolos juga pertama kali ke semifinal dan meraih peringkat keempat setelah kalah dari Irak di perebutan tempat ketiga. Pencapaian yang luar biasa, terutama dilihat dari segi kuantitas partisipasi dalam turnamen, peringkat FIFA dan peta kekuatan sepakbola Asia terkini.

Dinamikanya tidak hanya sejarah yang tercipta dan sesederhana yang diduga atas ekspektasi semua pihak terutama penggemar bola di tanah air. Namun “hadirnya sebuah kesempatan” bagi wakil-wakil zona Asia untuk tampil di Olimpiade Paris yang sebentar lagi berlangsung menambah “kekhususan dan keistimewaan” turnamen tersebut. Tiga besar terbaik langsung lolos ke Paris, sedangkan peringkat keempat harus menempuh play off dengan wakil keempat zona Afrika, menjadikan turnamen dua tahunan tersebut lebih dari sekadar perburuan gelar juara Piala Asia U-23, pula gengsi wakil Asia yang bisa mewakili benuanya tampil di ajang akbar Olimpiade.

Ada tiga pintu “alternatif” yang akhirnya hadir di hadapan Rizky Ridho dan kawan-kawan untuk bisa tampil di Olimpiade Paris dengan pencapaian lolos ke semifinal Putaran Final Piala Asia U-23. Pertama, jika lolos ke final dan juara atau hanya menjadi runner up, pasti otomatis lolos ke Paris. Namun akhirnya Indonesia kandas karena kalah dari Uzbekistan. Kedua, meraih peringkat tiga dengan mengalahkan Irak (yang juga kandas di semifinal) dan juga akhirnya kandas, Indonesia takluk oleh tim asal Timur Tengah tersebut. Sementara pintu terakhir atau ketiga ketika akhirnya “hanya” berhasil meraih keempat harus melakukan play off dengan tim Guinea U-23 sebagai wakil keempat zona Afrika untuk memenuhi slot kuota terakhir tampil di Paris dan menemani tuan rumah Prancis, Amerika Serikat dan Selandia Baru di Grup A Sepakbola Olimpiade 2024. Play off berlangsung besok kamis malam waktu Indonesia, tanggal 9 Mei di Paris, Prancis.

Para penggemar sepakbola di tanah air terutama fans Timnas Indonesia sepertinya “sudah terbius” dengan harapan dan euforia tinggi atas langkah yang sudah dicapai Pasukan Garuda Muda. Ekspektasi berlebihan tersebut pada satu sisi wajar karena mungkin inilah harapan dan kebahagiaan atau kebanggaan penggemar, inilah kesempatan itu, inilah saatnya menunjukkan diri kekuatan kita, namun disadari atau tidak, kita pun harus berpikir logis dan realistis, bahwa ajang ini, persaingan ini atau perburuan ini levelnya sudah Asia dan melibatkan beberapa kekuatan sepakbola kelas elit. Dinamika di lapangan tidaklah semudah yang dibayangkan, tidaklah semudah bahwa ada kesetaraan teknis dan kualitas kekuatan tim semata, namun juga mental emosional atau psikologis tinggi dan dinamika kelelahan menempuh ajang kejuaraan dengan tekanan yang sangat tinggi termasuk durasi waktu yang sebentar per pertandingan.

Contoh tiga negara semifinalis yang menjadi saingan Indonesia di babak semifinal kemarin adalah negara-negara langganan di “level elit”, baik untuk jenjang senior maupun junior. Jepang, Uzbekistan dan Irak adalah mantan-mantan juara Piala Asia U-23 yang tentu saja menghadapi mereka tidaklah semudah membalikkan telapak tangan atau simsalabim bisa mengalahkan mereka. Keberhasilan Indonesia menaklukan Australia dan Jordania di fase grup, kemudian Republik Korea di babak 8 besar adalah pencapaian istimewa untuk tim debutan seperti Indonesia. Ekspektasinya tidak bisa terlalu berlebih walaupun kita bisa menembus babak semifinal. Dinamikanya tidaklah semudah yang dibayangkan, apalagi kondisi peta para pemain Indonesia masih mengalami permasalahan “gap” antara para pemain yang bermain di liga lokal dengan para abroad atau diaspora yang mayoritas menjadi pemain inti. Berada di peringkat keempat Asia adalah pencapaian luar biasa yang layak diapresiasi tinggi!

Namun, tanpa bermaksud “memaksa” untuk sebuah harapan, tidak ada salahnya para penggemar bola di tanah air fokus saja memberikan dukungan yang logis dan tanpa disertai “embel-embal” resistensi hujatan dan hinaan, jika hasilnya tidak sesuai harapan. Bahwa ada satu alternatif lolos ke Olimpiade yang bisa dilalui oleh Ernando Ari Sutaryadi dan kawan-kawan yaitu dengan mengalahkan wakil Afrika, Guinea di babak play off tanggal 9 Mei besok di Paris. Inilah kesempatan emas terakhir kita mencetak sejarah tampil untuk kedua kali di Olimpiade setelah tahun 1956 di Melbourne, Australia. 68 tahun yang lalu! Wow!

Alternatif terakhir lolos ke Olimpiade Paris ini, semestinya bukan menjadi sebuah “beban berat”, namun menjadi tantangan bagi Rafael Struick dan kawan-kawan. Tentu tidaklah mudah, karena lawan kita, Guinea, pasti berpikiran atau berambisi sama lolos ke Olimpiade dan mencetak sejarah. Oleh karena itu, fokus ke pertandingan, lupakan kekecewaan hasil pertandingan sebelumnya dan berupaya memperbaiki segala kekurangan untuk menampilkan yang terbaik hari kamis malam besok waktu Indonesia atau sore waktu Paris. Walaupun FIFA dan otoritas panitia Olimpiade tidak mengizinkan pertandingan disaksikan penonton di stadion, namun jika mentalitas Pasukan Garuda Muda tetap kuat, saya berkeyakinan Indonesia akan meraih kemenangan. Aamiin ya rabbal alaamiin.

Peluang terakhir kini ada di hadapan mata. Saya pribadi berharap para pemain bermain nothing to lose dan fokus tanpa harus terbebani dengan ekspektasi tinggi para penggemar Timnas serta resistensi yang akan terjadi terhadap hasil yang dicapai. Saya yakin para pemain dan tim pelatih di bawah komando Shin Tae Yong tahu apa yang mesti dilakukan di lapangan untuk meraih hasil gemilang. Semoga tidak ada faktor non teknis yang menghambat atau mengganggu (termasuk berharap sekali “adil”nya wasit dan perangkat pertandingan), sehingga hasil yang diraih adalah logis dan tidak perlu diperdebatkan lagi sesuai situasi yang terjadi di lapangan pertandingan. Yuk bisa Marselino Ferdinand dan kawan-kawan! Berikan yang terbaik bagi bangsa dan negaramu! Bawa Garuda kembali terbang tinggi!

Bagi para pecinta Timnas Indonesia, yuk terus dukung dan doakan yang terbaik untuk Ernando Ari Sutaryadi dan kawan-kawan!

Salam Tim Nasional Indonesia!

Salam sepakbola!

Langensari, Kota Banjar, 8 Mei 2024

Sebelum menyelesaikan penilaian tugas siswa

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selalu mendoakan yang terbaik. Smg makin berkembang permainan garuda muda Indonesia. Ulasan yang keren, Pak. Sukses selalu

08 May
Balas

Hatur nuhun pisan Bu. Erna. Salam sukses Timnas Indonesia.

08 May

Selalu mendoakan yang terbaik. Smg makin berkembang permainan garuda muda Indonesia. Ulasan yang keren, Pak. Sukses selalu

08 May
Balas

Selalu mendoakan yang terbaik. Smg makin berkembang permainan garuda muda Indonesia. Ulasan yang keren, Pak. Sukses selalu

08 May
Balas

Mantap

08 May
Balas

Terima kasih Pak Sandi. Salam sukses Timnas Indonesia.

08 May



search

New Post