Saeful Hadi

Keluarga Baroji terkenal kikir dan tidak segan-segan melakukan tindakan yang merugikan warga lain di kampungnya. Kejahatannya tak terendus hukum karena sering berhasil menyuap oknum aparat. Termasuk keberhasilan Baroji merebut sebuah lahan strategis milik tetangganya Darmoni dengan hanya membayar setengah harga normal dibawah ancaman. Darmoni tak bisa melawan dan keluarganya hanya bisa berdoa atas perilaku zalim Baroji. Keluarga Darmoni akhirnya pindah ke kota lain seiring anaknya yang sulung, Rizal juga kuliah di kota tersebut.

Kelakuan Baroji dan anak-anaknya semakin menjadi-jadi. Di bulan suci Ramadan yang seharusnya saat yang tepat banyak berbuat kebaikan, justru mereka berulah dengan menaikan beberapa harga bahan pokok. Sebagai pengusaha sembako, Baroji seenaknya mengatur harga di pasaran. Banyak warga yang menjerit karena toko milik Baroji adalah satu-satunya di kampung mereka.

Tiba-tiba beberapa aparat mendatangi rumah Baroji yang saat itu sedang pesta makan-makan di siang hari, padahal bulan puasa. Petugas menyampaikan surat penangkapan kepada Baroji dan dua anaknya atas kasus korupsi bantuan sosial. Persidangan pun dilaksanakan dan betapa terkejutnya Baroji bahwa Jaksa Penuntut Umum berhasil menyampaikan bukti dan saksi sangat kuat dan pengacara Baroji kalah. Semakin terkejut lagi Baroji ternyata, hakim yang memutuskan akhirnya dia dan kedua anaknya bersalah sangatlah dia kenal. Dia pun nyaris berteriak, “Kau Rizal, anak Darmoni?” Rizal pun tersenyum manis.

Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, 24 Maret 2024

Ruang tamu rumah ibu