Saeful Hadi

Ciri khas bulan Ramadan di sore hari bagi warga masyarakat Sunda adalah ngabuburit atau melakukan berbagai aktivitas menjelang berbuka puasa. Salah satunya jika cuaca cerah dan angin bagus, banyak yang bermain layangan. Namun tidak jarang banyak anak-anak yang nakal malah berbuka sebelum waktunya karena kehausan saat bermain layangan. Kuat bermain layangan, malah tidak kuat puasa. Namun tidak demikian dengan Dasman, dia tak putus berpuasa walaupun harus menghadapi cuaca panas saat bermain layangan.

Sore itu Dasman sial, layangannya kalah berduel hingga terputus dan akhirnya terbang bebas menjadi sasaran pemburu layangan. Dia pun diolok-olok beberapa temannya dan ditantang untuk tidak puasa, jika ingin menang duel layangan. Yang paling kencang mengejek adalah Gorni, Maszuk dan Roulli. Dasman tak bergeming, dia konsisten dengan ibadah puasanya.

Dasman kini sudah sarjana dan bekerja di bagian divisi personalia sebuah perusahaan. Dia disibukan dengan penerimaan pekerja baru. Walaupun cuaca panas menyengat dan bisa menimbulkan dehidrasi, namun bagi Dasman puasa tidak boleh gagal. Tiba-tiba dia dikejutkan dengan tiga orang pelamar kerja yang sangat dikenalnya, Gorni, Maszuk dan Roulli. Ketiganya pun tak kalah terkejut dan tidak menyangka kepala personalianya adalah Dasman. Dasman pun menyampaikan syarat kepada ketiganya, “Layangan boleh putus, tapi puasa tidak boleh putus, yang pintar berbohong tidak bisa bekerja disini!” Gorni, Maszuk dan Roulli pun menyerah dan mundur.

Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, 14 April 2024

Bersiap arus balik lebaran