Saeful Hadi

Tidak seperti warga yang lain saat menjelang lebaran, keluarga Sidiq hanya menyiapkan makanan alakadarnya. Itu pun karena banyak bantuan dari tetangganya yang iba. Jangankan baju baru, untuk makan setelah lebaran pun tidak ada kepastian. Hanya buruh tani, itulah pekerjaan Sidiq. Namun jangan tanya urusan ibadah, semua anggota keluarganya tak ada yang alpa puasa, rajin tadarus dan juga tarawih di masjid.

Anak sulungnya, Aminah sangat fasih mengaji. Dia sering diminta tolong tetangga-tetangganya mengajar ngaji anak-anaknya. Perempuan bersahaja dua puluh tahun tersebut, tanpa pamrih selalu bersedia. Beberapa tetangganya yang menggunakan jasanya mengajar ngaji tidak selalu memberinya uang lelah karena kondisi ekonominya juga sama dengan keluarga Sidiq.

Ada pengajian besar di kampung Sidiq saat hari terakhir Ramadan sekaligus buka puasa bersama. Ustaz yang diundang juga terkenal dan memiliki perusahaan yang sangat maju. Sang ustaz yang saat itu didampingi anak sulungnya menyampaikan tausyiah tentang hari kemenangan. Saat Aminah diminta panitia untuk membaca ayat suci Al-Qur’an, sang ustaz terpukau. Setelah selesai membaca ayat suci Al-Qur’an, Aminah didekati sang ustaz dan tampak berbincang-bincang. Di akhir acara setelah semua berbuka puasa, sang ustaz kembali ke mimbar dan berkata, “Saudara-saudaraku, besok Idulfitri juga adalah hari kemenangan saya, Zaeni, anak sulung saya akan saya nikahkan dengan Aminah, bapak ibu dimohon hadir ke rumah saya hari kedua lebaran, terima kasih!”

Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, …. April 2024

Selamat Lebaran, Mohon Maaf Lahir Batin